CHAPTER - 07

12.9K 697 13
                                    

Tiga tahun kemudian, kehidupan Kaneysa berubah drastis. Tiga tahun yang lalu, ia meminta izin pada Ayahnya untuk mengambil Magister di Harvard dan Kaneysa melakukan itu untuk menghindar dari keluarganya.

"Mama, aku mau tidur sama Mama." Gadis kecil berusia kurang dari tiga tahun berlari dan menaiki tempat tidur Kaneysa, "Arabelle, I thought you were sleep," Kaneysa membuka selimut dan membiarkan Arabelle tidur di sebelahnya.

"Aku ingin tidur sama Mama, malam ini." Arabelle memeluk Kaneysa dan mencium pipinya, "Aku enggak mau tidur sendiri, mau dekat Mama,"

"Of course, Arabelle. Kamu akan tidur sama Mama, kapanpun yang kamu mau," Kaneysa mengelus rambut Arabelle sampai putrinya itu tidur. Cuaca yang dingin membuat kamarnya terasa semakin dingin, membuat Kaneysa menaikan selimut sampai leher Arabelle.

Saat Arabelle dagang ke kamarnya, rasa kantuk Kaneysa hilang. Ia memutuskan untuk duduk dan bersandar, membuka ponselnya. Melihat berita yang sedang ramai dari segala kalangan, sampai ia melihat berita tentang Alexander Dè Marco dan Roseline Heather akan menikah satu bulan lagi.

Tiga tahun yang lalu, semuanya berjalan seperti biasa setelah Kaneysa melanjutkan kerjasama dengan Damian, Chief Executive Marco & Co. Sampai ia mengetahui bahwa dirinya hamil dan ia juga benci mengetahui fakta jika ia hamil oleh Alexander Dè Marco. Ia kesal dan marah pada Alexander tetapi ia memiliki anak dengan pria itu.

...

Alexander dan Tony— Sekretarisnya, berada di sebuah pemakaman yang terletak di Boston. Setiap tahun pada tanggal 10 Oktober, Alexander selalu datang untuk mengunjungi Daphne, adiknya. Daphne dua tahun lebih muda darinya, ia meninggal sepuluh tahun yang lalu. Alexander sudah menyadari jika kedua orang tuanya dan Patrick tidak akan mengunjungi Daphne hari ini, karena itu ia datang.

Alexander membawa bunga Lily untuk Daphne, ia juga menyuruh Tony untuk menjauh darinya. Ia ingin bersama Daphne untuk beberapa saat.

"Hai, Daphne. Selamat ulang tahun." Alexander berjongkok di makam Daphne dan meletakkan bunga Lily yang ia bawa untuk Daphne, "Aku membawa bunga Lily, kesukaan kamu."

"Terkadang, aku lupa ulang tahun. Karena aku hanya mengingat ulang tahan kami, Daphne. Sepuluh Oktober, hari ini adalah kamu bertambah usia. Duapuluh sembilan tahun,"

"Kamu sangat tua, Daphne. Dan kamu sudah menjadi Aunty, Julianne baru saja melahirkan anak pertamanya bulan kemarin. His name is Asher, you'll be lovely aunty for him, Daph."

"Daphne, lagi-lagi aku hanya berbagi rahasia dengan kamu. Ya, aku bercumbu dengan kekasih Patrick, aku bercumbu dengan Julianne saat dia masih menjadi kekasih Patrick. Saat dia sudah menikah aku bahkan tidak peduli dengan Julianne. Ya, tidak peduli karena aku akan segera menikah dengan Roseline Heather."

Alexander menghela nafasnya, "Sepertinya aku banyak bicara. Aku akan pergi sekarang. Sampai bertemu lagi, Daphne." Alexander berdiri dan berjalan mendahului Tony yang berteduh di bawah pohon menunggu Alexander.

Mereka berjalan menuju mobil mereka yang berada di parkiran yang tidak jauh, saat Alexander sedang berjalan ia melihat seorang wanita yang sedang mengunjungi makam juga, seperti dirinya. Tapi Alexander sangat mengenal wanita itu bahkan dari postur tubuhnya. Ia tahu, itu adalah Kaneysa Gherald.

Wanita itu, yang menghilang secara tiba-tiba tiga tahun yang lalu. Membuat proyek pembangunan pusat perbelanjaan di ambil alih oleh Carter Gherald. Alexander sempat penasaran dengan hilangnya Kaneysa yang secara tiba-tiba, tapi ia mengenyahkan pikiran itu. Untuk apa ia memikirkan wanita yang tidak memiliki hubungan apapun dengannya.

Sampai pada saat ini, Alexander merasa puas melihat Kaneysa, "Tony, apa kamu lihat apa yang saya lihat?"

Tony mengikuti arah pandang Alexander dan menatap seorang wanita yang pergi menjauh dari mereka, "Itu, Bu Kaneysa?"
"Ya. Aku menemukannya. Ternyata dia melarikan diri ke Boston." Ucap Alexander, berjalan selangkah demi selangkah untuk melihat siapa yang wanita itu kunjungi.

Ia hanya penasaran makam siapa yang dikunjungi Kaneysa. Rasa penasaran yang membuat Alexander berdiri di depan makam dengan nama Aurelia Beatrix Dè Marco. "Tony, apakah ada nama belakang Dè Marco selain keluargaku?"

Tony terlihat bingung dengan pertanyaan Alexander. "Saya tidak tahu, Pak. Sejauh ini yang saya tahu hanya keluarga Pak Alexander yang memiliki nama belakang Dè Marco."

Alexander menatap lekat nama, tahun lahir, dan tahun kematian. "Aurelia Beatrix Dè Marco. Dia hidup bahkan tidak sampai dua tahun," Gumam Alexander.

"Pak Alexander. Saya tahu ini lancang, tapi saya juga tahu Bapak pernah melakukan itu dengan Bu Kaneysa, bukan?"

"Kalau memang benar Aurelia adalah anakku, apa yang dia pikirkan sampai tidak memberitahuku tentang Aurelia." Alex menahan rasa marah dan sedihnya. Ia marah karena Kaneysa menyembunyikan Aurelia darinya dan tentu ia sedih, tiga tahun ia memiliki seorang anak tetapi sudah meninggal tanpa mengetahui kehadirannya. "Cari tahu tentang Kaneysa dan Aurelia, Tony. Aku ingin besok pagi sudah aku dapatkan,"

...

Reach Everything Possible | #GHERALDSERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang