CHAPTER - 13

9.6K 499 12
                                    

Weekend telah tiba dan Alexander sudah berada di kediaman orangtua Kaneysa. Ia sudah berjanji akan mengajak Arabelle berolahraga pagi bersama. Kediaman orangtua Kaneysa memiliki taman yang sangat luas dan juga ada labirin yang sangat sejuk. Alexander menunggu Arabelle di taman belakang.

"Papaaa!" Arabelle berlari menghampiri Alexander. Arabelle terlihat sangat cantik bahkan dengan memakai pakaian untuk olahraga. Disusul oleh Laura yang membawa tempat minum untuk Arabelle. "Laura, kamu tunggu aku disini. Aku enggak mau kamu ikut, nanti kamu kecapean. Biar aku olahraga bersama Papa."

Alexander meminta botol minum milik Arabelle dan segera berlari memutari taman dan labirin. "Arabelle, bagaimana keadaan Mama?" Tanya Alexander.

"Mama masih sakit. Aku tadi pagi nangis karena ingin ketemu Mama, aku mau tidur sama Mama, tapi Grandpa melarang aku. Katanya Mama lagi sakit jadi aku enggak boleh dekat dengan Mama dulu," jawab Arabelle. Ia terlihat sedih, karena dari kemarin ia belum

Alexander berhenti berlari, begitu juga Arabelle. Ia berjongkok dan menatap Arabelle, "Arabelle, kalau ada sesuatu yang terjadi pada kamu dan Mama, janji kamu akan memberitahu Papa, mengerti?" Arabelle mengangguk, "Mengerti, Pa! Ayo lari lagi,"

Mereka berdua berlari sampai beberapa putaran sampai Arabelle sendiri yang menyerah untuk berlari lagi. Ia mengambil minum yang tergantung di leher ayahnya dan meminumnya sampai habis.

"Sebelum main boneka, kamu mandi lagi ya. Bau keringet,"

"Aku wangi, Papa!"

"Iya, iya. Ayo cari Laura untuk memandikan kamu." Alexander menggandeng tangan Arabelle dan masuk kedalam rumah Orangtua Kaneysa. Mereka berdua mencari Laura ke sekeliling dan tidak menemukan wanita itu, "Pa, sepertinya Laura sedang menemani Mama," Alexander menggendong Arabelle dan menuju kamar Kaneysa.

Alexander mengetuk pintu kamar Kaneysa, "Laura, Arabelle membutuhkan kamu."

"Pa, it's fine. Mama needs her more than me." Alexander menggelengkan kepalanya. Laura adalah Babysitter Arabelle, tugas Laura adalah membantu Arabelle. "Tidak, Laura harus memandikan kamu."

Tidak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Laura menatap Alexander sekilas ia membawa Arabelle untuk mandi setelah olahraga. "Laura, can i see her?"

"Tidak sekarang, Pak." Laura pergi begitu saja bersama Arabelle, "Bapak bisa kembali lagi besok,"

"Laura, kamu mengusir papa? Why you so rude to him."

...

Kaneysa dan Yves pergi ke pusat perbelanjaa, kali ini Kaneysa membawa Arabelle karena Yves memintanya untuk membawa Arabelle, untuk bermain bersama Hidan—anak Yves.  Hidan baru berusia dua tahun, Arabelle hanya lebih tua tiga bulan dari Hidan.

Mereka berjalan memasuki Sushi Tei. Membiarkan Arabelle dan Hidan yang memilih ingin duduk di sebelah mana, sampai kedua anak itu sudah duduk. Kaneysa dan Yves duduk di samping anaknya masing-masing,

"Kamu sudah lebih baik? Laura told me that you got panic attack, again." tanya Yves. Karena Laura memberitahu Yves tentang Kaneysa yang mengalami Panic Attack kemarin. Laura selalu memberitahu apapun yang terjadi dengan Kaneysa pada Yves, karena wanita itu adalah sahabat Kaneysa. Mereka sangat dekat.

"I'm fine, totally fine." Jawab Kaneysa. Ia memesan makanan untuknya dan Arabelle, begitu juga dengan Yves.

Yveqs menatap sahabatnya yang terlihat lebih pendiam. "Kamu bertemu lagi dengan Roseline?"

Kaneysa mengangguk, "Dia meminta aku untuk menemuinya, Yves."

Yves menatap Kaneysa, "Apalagi yang wanita rubah itu inginkan? Apa karena kamu pulang saat dia akan menikah dua minggu lagi? Siapa yang akan mengambil Alexandernya itu, tidak ada. Kamu tidak mencintai Alexandaer, kan?"

Kaneysa menggeleng, "Of course, no. Aku tidak pernah menyukai Alexander, Yves."

"Apa kamu dan Arabelle akan pergi lagi?" Tanya Yves. Kaneysa sudah terbiasa pergi atau berlari dari masalah seperti ini. Seperti yang kemarin ia lakukan, pergi saat mengetahui dia hamil bersama Anak Alexander, dan pergi saat Alexander menemuinya.

Keneysa melirik pelayan yang mengantarkan makanan untuk mereka dan mengatakan terimakasih sebelum pelayan itu pergi.

"Aku tidak akan pergi lagi, Yves. Aku sudah mengambil kembali posisi sebagai Chief Executive, aku akan fokus untuk bekerja." Kaneysa memakan Spicy Maguro Roll-nya. Kaneysa melirik Arabelle yang sedang makan Salmon Chahan yang ia pesan.

"Lagi pula, Alexander begitu bodoh. Apa dia tidak bisa melihatnya jika dia menikahi wanita rubah seperti Roseline? Roseline sangat menyebalkan. Sepertinya Roseline menyingkirkan siapapun wanita yang berhubungan Alexander karena ia tidak ingin ada yang mengganggu rencananya." Hidan menarik baju Yves dan memberikan sendoknya pada Yves, meminta ibunya untuk menyuapinya.

Kaneysa menatap Yves bingung, "Rencana?"

Yves mengangguk, "Kamu tidak tahu? Wanita rubah itu berencana untuk menikasih pria berpengaruh dalam bisnis Asia, Kaneysa. Siapa yang tidak ingin menjadi istri Alexander, jika aku tidak mencintai Fabrizio, aku akan menjadi kekasih Alexander tentunya."

Kaneysa terkekeh, "Don't be, Yves. Saingan kamu sangat menyebalkan seperti Roseline."

"She's just a model. Dia berencana akan berhenti menjadi model setelah menikah dengan Alexander dan akan bergantung seumur hidupnya pada Alexander. Sangat menyenangkan,"

"Biarkan saja. Aku tidak peduli dengan mereka, Yves."

...

Reach Everything Possible | #GHERALDSERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang