Sudah hampir satu tahun sejak Alexander dan Kaneysa melangsungkan pernikahan mereka. Kemunculan bayi laki-laki yang mereka nantikan akhirnya tercapai, bayi itu bernama Christopher Dale Dè Marco yang sudah berusia sembilan bulan. Alexander dan Kaneysa sudah pindah ke rumah baru mereka yang baru saja selesai di bangun. Rumah yang memiliki dua lantai dan halaman luas di depan dan belakang rumah, memiliki kolam renang, taman bermain, taman bunga, danau kecil, dan gazebo. Taman bermain adalah permintaan khusus dari Alexander untuk Arabelle dan Christopher ada diluar dan didalam rumah.
Di hari minggu pagi yang cerah ini, Alexander menghampiri Kaneysa yang berada di taman belakang bersama Arabelle dan Christopher. "Hei, aku mencari kalian, ternyata kalian ada disini." Alexander mendekati Kaneysa dan mencium bibir wanita itu. Ia beralih pada Arabelle yang sedang berlari kesana kemari sendirian, "Arabelle, kamu belum memberikan Papa ciuman selamat pagi." Alexander merentangkan tangannya dan menyambut ciuman dari Arabelle di pipi.
"Papa, Mama belum memakan sarapannya. Tadi saat aku sarapan, Mama menyuapi Dale karena Dale tidak mau di suapi sama Laura." Arabelle mengadukan kejadian tadi pagi saat di meja makan. Saat mereka sarapan bersama, Alexander mengurung diri dari jam empat dini hari untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Alexander mengangkat Arabelle dan mendudukkan gadis itu di pangkuannya. Kemudian ia beralih menatap Kaneysa, "Ayo masuk, kita sarapan dulu. Aku juga belum sarapan," ujar Alex
Kaneysa menggelengkan kepalanya, "Aku enggak mau sarapan sama kamu,"
"Terus mau sama siapa? Kamu 'kan enggak suka makan sendirian. Mau sama Laura?" Alexander menyelipkan rambut Kaneysa di belakang telinganya. Kemudian Ia mengelus pipi Christopher, "Biar Laura yang memegang Christopher selama kita sarapan."
Kaneysa menggelengkan kepalanya, "Enggak mau, Alex."
"Terus kamu maunya apa?"
"Papa, turunin aku," Alexander menurunkan Arabelle dari pangkuannya dari membiarkan gadis kecil itu mengejar kupu-kupu yang berada di taman mereka.
Alexander memanggil Laura, "Laura, tolong jaga Arabelle dan Christopher. Saya akan membawa Kaneysa ke kamar." Alexander menggendong Kaneysa dan membawa wanita itu ke kamar.
Alexander menidurkan Kaneysa di tempat tidur dan menindih wanita itu, "Kamu kenapa? Kamu aneh pagi ini. Kamu menghindari aku? Aku salah apa?" Alexander menatap Kaneysa sembari menyingkirkan poni di dahi wanita itu, "Katakan,"
Kaneysa menatap Alexander sebal. "Kamu bangun duluan dan tinggalin aku. Aku maunya kamu di samping aku, begitu aku bangun."
Alexander terkekeh dan mengecup bibir wanita itu lagi, "Sejak kapan kamu menjadi manja seperti ini? Kamu bahkan sudah menjadi Ibu dari dua anak, kamu masih suka marah padaku karena hal kecil?"
Kaneysa mencubit lengan Alexander keras, "Dasar nyebelin, aku enggak mau ngomong sama kamu lagi sampai kamu tahu salah kamu dimana." Kaneysa menyingkirkan Alexander dari atasnya dan keluar dari kamar.
Sebelum Kaneysa keluar dari kamar, Alexander menahan tangan dan membawa wanita itu ke kamar mandi. "Aku tahu kok salahku. Sampai aku bingung salahku yang mana karena kesalahan aku banyak. Tapi sekarang, kita mandi dulu." Alexander mengecup leher Kaneysa di kedua sisi. "Lebih cepat kalau mandi berdua."
"Apanya yang cepat, kamu pasti tidak akan membiarkan aku begitu saja."
"Kamu bisa menolak ajakanku dan pergi, Kaneysa." Alexander membuka pakaian yang di gunakan oleh istrinya dan memberikan kecupan dari leher sampai dada, "Aku enggak melarang kamu," lanjut Alexander, ia menggoda wanita itu dengan kata-katanya.
...
"Jangan keluar kamar sebelum aku bangun. Aku enggak suka bangun tidur sendirian," Ucap Kaneysa, ia memeluk Alexander dan menutupi tubuh mereka sampai dada. "Aku enggak mau kalau aku bangun tidur dan yang aku lihat bukan kamu, aku mau kamu."
"I'm all yours. Aku akan melakukannya jika kamu menyukai itu." Alexander menatap jam dinding di kamar mereka dan menunjukkan pukul 12.34. "Kamu belum sarapan. Aku membuat kamu melewatkan sarapan, maaf. Ayo keluar dan makan siang sekarang,"
Kaneysa menahan Alexander yang beranjak dari tempat tidur, "Aku belum lapar. Aku enggak mau keluar dari kamar sekarang." Ucap Kaneysa, ia memeluk pinggang Alexander.
"Nanti kamu sakit."
Kaneysa mendongak dan menatap Alexander dengan tatapan yang membuat pria itu bergairah, "Aku cuma mau kamu,"
Pria itu menarik Kaneysa dan mendudukkan wanita itu diatasnya, "Kalau kamu terus seperti ini, kita akan keluar dari kamar saat malam hari." Ujar Alexander, wanita itu menunduk dan memainkan jadinya di wajah suaminya dan berkata, "Aku tidak peduli. Ini hukuman buat kamu karena kamu sudah berani meninggalkan aku sendirian pagi ini."
"Aku akan meninggalkan kamu setiap paginya untuk ini,"
"Coba saja, aku akan melakukan lebih dari ini." Tantang Kaneysa, membuar pria itu menariknya dan mengecup kedua buah dadanya. "Alex, please.." desah Kaneysa. Pria itu menghisap kedua buah dadanya membuat Kaneysa meremas rambut pria itu.
"Ah.." Kaneysa memejamkan matanya saat Alexander memasuki tubuhnya, gairahnya semakin meningkat, "Kamu harus bergerak lebih cepat, Alex."
"Kamu yang harus bergerak, Kaneysa." Kaneysa tidak tahan jika terus diam, Ia yang semula membungkukkan badannya sekarang duduk tegak dan mulai bergerak, "As you wish," Kaneysa bergerak semakin cepat di atas pria itu.
"Mama, Papa. Sudah waktunya makan siang. Aku, Christopher, dan Laura menunggu kalian di meja makan. Cepatlah!"
Kaneysa menatap Alexander dan mendengus sebal. "Kita akan melanjutkannya setelah makan siang. It's fine, Kaneysa." Alexander mengecup kening Kaneysa dan membawa wanita itu untuk mandi.
Kaneysa melingkarkan tangannya di leher Alexander dan berkata, "Aku membutuhkan Honeymoon kedua kita, Alex."
"Ya, kalau itu yang kamu inginkan."
...
- E N D -
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach Everything Possible | #GHERALDSERIES
Romance𝗡𝗲𝘄 𝗩𝗲𝗿𝘀𝗶𝗼𝗻 Kaneysa harus terjebak dengan Alexander Dè Marco dalam project perusahaan. Ia melarikan diri karena tidak tahan dengan sikap Alexander yang selalu membuatnya kesal. Tapi, Ia juga melarikan diri dengan membawa anak Alexander D...