CHAPTER - 29

8.5K 572 20
                                    

"Derion, aku merindukan kamu." Kaneysa mendekati Derion dan menatap pria itu. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Derion, pria itu sangat sibuk.

"Bukankah besok kamu akan menikah? Apa yang kamu lakukan disini, Kaneysa?" Tanya Derion.

"Melarikan diri. Aku tidak mau menikah dengan Alexander, dia playboy." Derion tertawa mendengar perkataan itu, "Bukankah kamu sudah tahu dari awal bahwa Alexander adalah playboy."

Kaneysa menyipitkan matanya, "Sial, aku harus hamil dengan anaknya dua kali. Alexander sangat licik, Derion." Derion dan Kaneysa berada di taman sekitar apartemen Derion. Kaneysa kabur menggunakan pesawat pribadi, bahkan ia tidak membawa Arabelle dan Laura.

Setelah mengetahui mantan kekasih Alexander datang dan hamil dengan Alexander, Kaneysa merasa sangat kesal dan melarikan diri dari Alexander. Ia tidak peduli dengan pernikahan mereka esok hari, ia hanya ingin pergi jauh.

"Katakanlah, apa yang terjadi?" Derion membelikan makanan ringan dan minuman untuk Kaneysa. "Tidak ada, aku hanya baru sadar jika aku akan menikahi playboy, aku tidak menyukainya. Apa kamu mau menggantikan Alexander di hari pernikahanku?"

Derion menyentil dahi Kaneysa, "Apa yang kamu katakan, tentu saja aku tidak mau. Mereka akan mengatakan jika aku menculik calon istri Alexander Dè Marco. Bagaimana dengan Arabelle, kamu meninggalkannya."

"She's fine. Mama menjaganya, hanya untuk hari ini dan besok. Setelah pernikahannya dibatalkan karena aku melarikan diri, aku akan pulang dan membawa Arabelle kembali."

Derion meminum minuman kaleng yang ia beli, "Apa kamu tidak terlalu jahat? Kalian menyiapkan pernikahan ini dari jauh-jauh hari, Alexander tidak akan membiarkan kamu membatalkan pernikahan kalian."

"Derion. Kemarin mantan kekasih Alexander datang ke apartemennya dan mengatakan ia hamil. That's stupid, bagaimana bisa dia menghamili wanita lain saat akan menikah denganku." Ucap Kaneysa kesal. Ia sangat kesal karena Alexander selingkuh.

"Ternyata kamu masih saja bodoh. Kamu percaya begitu saja?"

"Ya. Karena dia membawa buktinya. Ia memang sedang hamil, aku bisa membedakan bukti palsu dan asli keterangan dari Dokter yang ia miliki."

"Kamu yakin, wanita itu hamil anak Alexander?" Tanya Derion sekali lagi, ia ragu Kaneysa bisa sebodoh itu. "Ya, karena Alexander adalah playboy, dia pasti selingkuh di belakangku. Astaga, padahal aku sedang mengandung anaknya, tetapi ia bersenang-senang dengan wanita lain."

"Kaneysa, aku tahu kamu tidak sebodoh itu. Kamu yakin, wanita itu tidak mengandung anak Alexander dan kamu sudah percaya padanya. Ada apa, Kaneysa?"

...

"Tidak sulit untuk menemukan kamu lagi, Kaneysa." Alexander memasuki kamar hotel tempat Kaneysa menginap. Ia pikir calon istrinya akan menginap di tempat Derion, ternyata tidak.

Alexander mendekati Kaneysa dan mencium bibirnya, "Aku tidak akan membiarkan kamu pergi, lagi." Melingkarkan tangannya di pinggang Kaneysa dan menarik wanita itu lebih dekat. "Aku akan membawa kamu pulang."

"..."

Alexander menatap Kaneysa. Wanita itu terlihat aneh, ekspresi di wajahnya terlihat berbeda dari biasanya, dia juga tidak membalas ciumannya. "Ada apa? Kamu masih percaya jika wanita itu mengandung anakku?" Kaneysa menggelengkan kepalanya.

"Terus apa? Kamu sangat aneh, Kaneysa. Kamu melarikan diri disaat kita akan menikah. Apa aku memiliki salah kepada kamu?"

"Tidak, Alex. Kamu tidak salah. Masalahnya adalah aku."

"Kamu? Kamu kenapa?" Alexander membawa Kaneysa ke tempat tidur dan mendudukkannya, "Katakan, Kaneysa."

Kaneysa menunduk dan berkata, "Aku masih ragu dengan pernikahan kita." Ujar Kaneysa, "Aku masih sangat ragu untuk melanjutkan pernikahan kita Alexander. Aku belum sepenuhnya percaya kepada kamu."

Alexander memejamkan matanya dan menghembuskan nafas, "Kalau kamu ingin membatalkan pernikahannya, it's fine. Aku mengerti, kamu masih belum percaya denganku sepenuhnya."

"..."

"Tetaplah disini, setidaknya selama satu minggu. Aku akan membawa Arabelle dan Laura kesini. Setelah satu minggu, kamu pulanglah. Aku tidak mau media mencari-cari kamu dan bertanya tentang alasan batalnya pernikahan kita. Aku yang akan mengurusnya," Alexander berdiri dari duduknya. "Aku akan pergi sekarang, kamu tidak usah khawatir. Pikirkan saja kandungan kamu, jangan sampai kamu dan kandunganmu kenapa-kenapa."

"Alexander, are you mad at me?" Tanya Kaneysa.

Alexander mengangguk. "Tentu saja, kamu melarikan diri dari pernikahan kita dan aku harus membatalkan pernikahanku, lagi." Ia keluar dari hotel tempat Kaneysa menginap dan memutuskan untuk segera kembali ke Indonesia.

Boston, sangat dingin.

Hampir tiga puluh menit, Kaneysa berdiam diri di kamar hotelnya. Ia tidak tahu apa yang harus lakukan sekarang. Alexander meninggalkannya, pernikahannya dengan Alexander akan dibatalkan, ia tidak bisa pulang ke Indonesia selama satu minggu ini. Tidak ada Laura dan Arabelle, ia kesepian. Ia tidak mau sendirian terlalu lama disini.

Kaneysa mengambil ponselnya dan menghubungi Alexander, "Halo, Kaneysa. Ada apa?"

"..."

"Kaneysa, ada apa? Kamu baik-baik saja?"

"Alex,"

"Ya. Kamu kenapa?"

"Perut aku sakit."

"Apa yang terjadi? Kamu jatuh? God, jarak aku sekarang dengan hotel kamu cukup jauh, Kaneysa. Mintalah bantuan pada pihak hotel, setidaknya sampai aku datang."

"Sakit, Alex."

Alexander mendengar tangisan Kaneysa, "Kaneysa, jangan menangis. Kamu membuat aku sangat khawatir dan takut. Tunggulah sebentar, aku akan segera datang."

...

"Kaneysa!" Alexander berlari ke kamar dan melihat Kaneysa masih duduk seperti sebelum ia pergi, Alexander duduk di tepi tempat tidur bersama Kaneysa, "Perut kamu gimana? Masih sakit?"

Kaneysa memeluk Alexander erat, "Aku mau pulang. Aku tidak mau disini sendirian. Aku mau pulang, Alexander." Alexander memeluk Kaneysa dan mengelus rambutnya. "Ya, aku akan membawa kamu pulang."

"Jangan batalkan pernikahannya." Alexander melepaskan pelukannya dan menatap Kaneysa serius, "Ada apa? Kamu tidak perlu merasa bersalah padaku, aku baik-baik saja."

"Aku mau menikah dengan kamu, Alexander."

Alexander tertawa, "Kalau begitu, berhentilah menangis. Aku tidak mau mata calon istriku saat pernikahan besok terlihat sembab." Ia mencium kedua mata Kaneysa dan membawa wanita itu pergi.

Alexander membawa Kaneysa pergi. Mereka akan kembali ke Indonesia dan melanjutkan pernikahan mereka besok. Setidaknya, Alexander tidak perlu membatalkan pernikahannya untuk kedua kalinya. Ia akan menikahi Kaneysa, wanita itu yang akan menjadi pasangan hidupnya.

...

Reach Everything Possible | #GHERALDSERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang