CHAPTER - 05

11.7K 692 18
                                    

Malam ini, Kaneysa datang ke pernikahan Patrick Dè Marco dan Jualinne Dè Marco. Pernikahan yang gelar sangat mewah dan di datangi oleh orang-orang berpengaruh di Asia, sudah tentu ada Alexander. Sudah lima hari berlalu sejak ia meminta Alexander untuk mengganti poin-poin yang menurut pria itu tidak masuk akal, ternyata Alexander mengganti hampir semua poin-poin itu dan membuat Kaneysa marah.

Kaneysa melihat Patrick yang sedang berbicara dengan temannya tanpa Julianne, ia menghampiri Patrick. "Patrick," Panggilnya. Patrick menatap dan tersenyum pada Kaneysa, "Gherald,"

Patrick mengulurkan tangannya pada Kaneysa saat musik dansa berputar, "Dansa?" Kaneysa ragu, karena ia merasa tidak enak dengan Julianne yang merupakan istri Patrick, "Bagaimana dengan Julianne?"

Patrick terkekeh, "She's going to dance with Alexander," Dua orang bodoh itu, apa yang mereka pikirkan. Batin Kaneysa, ia sangat kesal untuk Patrick karena perselingkuhan Alexander dan Julianne di belakang pria itu.

Kaneysa menerima ajakan Patrick dan menatap Jualinne dan Alexander yang berada tidak jauh. Dua orang itu menatap Kaneysa dan Patrick, beberapa detik kemudian Alexander meminta berganti pasangan dengan Patrick. Sekarang, Kaneysa berdansa dengan Alexander. "Luckly, kamu tidak mencumbu Julianne sangat berdansa tadi."

"Aku akan mencumbunya saat Julianne datang ke Apartemenku,"

"You're an asshole," Kaneysa melepaskan diri dari Alexander dan pergi untuk melihat sekeliling. Saat ia berbalik untuk pergi, ia melihat Fabrizio, mantan kekasihnya.

Kaneysa bergerak reflek dan mencium Alexander. Niat Kaneysa adalah menempelkan bibirnya pada Alexander agar terlihat mereka berciuman. Tetapi Alexander tidak membuang kesempatannya, ia melingkari tangannya di sekitar perut dan menarik Kaneysa lebih dekat, membuat tubuh mereka bersentuhan. Alexander melumat bibir Kaneysa.

Sampai beberapa menit kemudian, Kaneysa melepaskan ciumannya dan menatap Alexander kesal, "Apa yang kamu lakukan?" Alexander menyipitkan matanya, ia tidak mengerti maksud wanita itu, "Membalas ciuman kamu,"

"Kenapa kamu membalas ciuman aku?" Ucap Kaneysa kesal, ia membersihkan bibirnya setelah berciuman dengan Alexander. "Karena kamu mencium aku, aku juga akan melakukan yang sama."

"Kaneysa," Panggil Fabrizio.

Kaneysa memutar badannya saat suara Fabrizio memanggilnya, "Fabrizio, hai."

Fabrizio menatap Alexander dan Kaneysa yang berciuman tadi dan berkata, "Kalian berdua membuat perhatian tamu disini tertuju pada kalian,"

Kaneysa tertawa dan menggandeng lengan Alexander, "Ya, karena Alexander adalah kekasihku," ucap Kaneysa. Ia hanya asal bicara karena ia ingin memperlihatkan jika ia memiliki kekasih pada Fabrizio. Fabrizio akan segera menikah dengan temannya, Yves. Ya, Yves adalah teman Kaneysa semasa kuliah, tidak ada drama dalam hubungan dan pertemanan mereka. Yves dan Fabrizio berpacaran dua tahun setelah ia putus dengan Fabrizio.

Fabrizio tersenyum, dia sudah tahu kebiasaan wanita itu. "Kamu tidak berubah sama sekali, Neysi. Selalu membuat cemburu dengan mendekati pria lain,"

"Jangan panggil aku Neysi. Hanya orang terdekat saja yang memanggil nama kecilku," Kaneysa tidak menyukai saat Fabrizio memanggilnya dengan nama panggilan. Ia masih menggandeng lengan Alexander, "Aku dan pacarku akan pulang sekarang, have fun you two, lovebirds." Kaneysa menarik Alexander sampai mereka di basement. Hanya ada mereka berdua di basement dan berdiri di depan Mercedes Benz E-Class E300 Coupè milik Kaneysa.

"Sejak kapan aku menjadi kekasih kamu, Gherald?" Alexander menyadarkan Kaneysa yang masih menggandeng lengannya, wanita itu segera menjauhkan tubuhnya. "Lupakan saja, aku hanya asal bicara tadi," Kaneysa mencari kunci mobilnya di handbag yang ia bawa, "Minggir, kamu menghalangi mobilku."

Alexander menatap mobil Kaneysa, "Kecil sekali mobil kamu. Apa aku harus membelikan mobil yang besar untuk kamu?"

"Berisik, Alexander. Pergi dari ha—" Alexander tidak membiarkan Kaneysa menyelesaikan kata-katanya, pria itu membungkam Kaneysa dengan ciuman. "Kiss me," Kaneysa mengalungkan tangannya di leher Alexander saat pria itu menarik tubuhnya.

Tangan Kaneysa yang semula berada di leher, sekarang menjalar ke dada pria itu. Dada Alexander yang selalu ia bayangkan setiap malam, membayangkan menyentuh dada bidang milik Alexander. Kedua tangannya di dada Alexander sampai ia sadar apa yang ia lakukan dengan sekarang.

Kaneysa mendorong Alexander dan berkata, "Pantas Julianne mau bercumbu dengan kamu," Alexander menyipitkan matanya tidak mengerti dengan perkataan wanita itu, "Aku dan kamu baru saja berciuman. Kenapa kamu membawa Julianne kedalam percakapan kamu?"

"Karena aku baru tahu alasan kenapa Julianne berselingkuh dengan kamu, adik iparnya. Oh gosh, aku sangat benci perselingkuhan dan pengkhianat seperti yang dilakukan oleh kamu dan Julianne. Kita tidak seharusnya berciuman, aku juga tidak mau berciuman dengan kamu lagi." Kaneysa mengeluarkan dan membuka kunci mobil, "Minggir, kamu menghalangi."

...

Reach Everything Possible | #GHERALDSERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang