CHAPTER - 08

12.1K 646 11
                                    

"Tony, kita ke makam Aurelia." Alexander bersama supir dan sekretarisnya pergi ke makam yang mereka kunjungi kemarin. Kemarin ia mengunjungi Daphne— adiknya. Sekarang ia mengunjungi Aurelia— putrinya. Ia bahkan tidak mengetahui kehadiran Aurelia, jika kemarin ia tidak melihat Kaneysa Gherald apakah wanita itu tidak akan pernah memberitahunya tentang Aurelia?

Alexander tidak pernah membenci Kaneysa, hanya merasa kesal karena wanita itu selalu bersikap seenaknya dan kekanakan. Jika Kaneysa memberitahunya tentang Aurelia, Ia pasti akan bertanggung jawab.

Mobil yang membawa Alexander berhenti di depan toko bunga, "Bapak tidak membawa bunga untuk Nona Aurelia?" Alexander tersentak, ia menyadari bahwa ia tidak membawa apapun untuk Aurelia, putrinya. Ia turun dari mobil bersama Tony dan melihat-liat bunga yang cantik dan indah untuk Aurelia.

Beberapa menit kemudian, Alexander belum menemukan bunga yang cocok untuk Aurelia atau lebih tepatnya ia tidak tahu bunga apa yang akan ia berikan pada Aurelia, "Tony. Saya tidak tahu bunga kesukaan Aurelia."

"Bunga Lily putih dan Tulip merah. Kedua bunga itu melambangkan permohonan maaf dan cinta abadi, cinta yang tidak memiliki batas." Tony segera membeli kedua bunga itu begitu Alexander setuju. Mereka melanjutkan perjalanan menuju makam Aurelia.

Alexander mengambil buket bunga Lily dan Tulip untuk Aurelia, lalu ia turun setelah mobilnya berhenti, "You two wait here,"

Pria itu berjalan lebih cepat, ia sangat ingin memberikan bunga ini pada Aurelia dan berharap putrinya akan menyukai bunga yang ia bawa. "Hai, Aurelia. Papa datang." Ia menaruh bunganya. "Aurelia, Papa minta maaf karena Papa baru mengetahui kehadiran kamu sekarang. Selama ini, Papa bahkan tidak tahu jika Papa memiliki anak, Papa tidak menyalahkan Mama kamu karena ini sepenuhnya salah Papa yang tidak mencari tahu tentang kalian."

"Papa dan Mama, tidak memiliki hubungan yang begitu dekat. Kami bahkan selalu kesal satu sama lain saya bertemu, Mama kamu yang selalu membuat aku kesal. Karena kami tidak memiliki hubungan yang sangat dekat, aku bahkan tidak peduli dengannya dan aku tidak memiliki keharusan untuk mencari tahu tentangnya. This is totally my fault. Papa minta maaf, Aurelia. I'm just feel .. that i'm bad daddy in this world. I don't know about you, i don't care about your mom. I'm really bad for you and her."

"I love you,"

...

"Laura, it's fine. Aku yang akan menyuapi Arabelle," Kaneysa menengahi rengekan Arabelle dan ajak Laura untuk tidak menganggungnya makan malam, "Aku akan makan bersama Arabelle, have your dinner with Caroline, Laura." Laura, Babysitter Arabelle pergi ke dapur untuk makan malam bersama Caroline, asisten rumah tangga.

"So Bunny-Yummy, mau makan apa malam ini?" Bunny-yummy adalah panggilan Arabelle dari Kaneysa, karena putrinya sangat menggemaskan dan lucu seperti kelinci dan suka makan.

"Aku mau makan semuanya!" Ucap Arabelle sangat antusias. Banyak sekali makanan yang berada di meja makan, membuat gadis kecil itu ingin memakan semuanya.

Kaneysa tertawa melihat tingkah Arabelle, "Of course, you can have all of it. Sekarang, mana yang ingin kamu makan terlebih dahulu?"

"Chicken!" Kaneysa mengambil potongan ayam dan menaruhnya di piring milik Arabelle, "Mau Mama suapi?"

"No. Aku akan makan sendiri, aku sudah besar Mama."

Kaneysa mengelus rambut Arabelle dan berkata, "Anak pintar."

Saat sedang menyantap makan malam, bel apartemennya berbunyi, Kaneysa melihat Caroline yang segera membuka pintu untuk tamu. Kaneysa penasaran siapa yang bertamu malam ini, ia merasa tidak memiliki janji dengan siapapun. Kalau memiliki janji, Kaneysa tidak pernah menjadikan apartemen untuk pertemuannya.

"Bu Kaneysa, ada tamu untuk Anda," ucap Caroline tepat setelah Kaneysa menyelesaikan makan malamnya, "Caroline, tolong beritahu Laura untuk membantu Arabelle sikat gigi dan mengganti bajunya dengan baju tidur,"

"Baik, Bu." Arabelle menggandeng tangan Caroline dan menuju Laura yang masih menyantap makan malamnya.

Kaneysa pergi ke ruang tamu untuk menemui seseorang yang Caroline katakan adalah tamunya. Ia melihat seorang pria yang duduk di sofa membelakanginya, "Kamu menca— Alex?" Kaneysa menatap Alexander beberapa detik. Ia sangat terkejut dengan keberadaan Alex di apartemennya. Dari mana pria itu tahu ia tinggal disini.

"Gherald. Aku memilik banyak sekali pertanyaan untuk kamu."

...

Reach Everything Possible | #GHERALDSERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang