Part 12

29 2 0
                                    

[]

Mousa menatap ruang kelasnya yang masih sama. Berisik. Pandangan cowok itu teralih pada bangku di hadapannya ini, sudah dua hari gadis itu tidak menampakkan diri. Bahkan saat ia telfon pun, nomornya tidak aktif. Apa segitu bencinya gadis itu hingga tidak ingin bertemu dengannya lagi?

Atau jangan-jangan gadis itu pindah sekolah? Heuh, Mousa akan sangat menyesal jika hal itu terjadi. Cowok itu ingin bertanya pada teman sebangku sekaligus sahabat dari gadis itu. Tapi, itu sepertinya tidak mungkin untuk cowok jarang ngomong dan punya tatapan elang yang mematikan seperti Mousa. Bahkan, saat ia selesai tampil drama, banyak siswi dari kelasnya yang berusaha keras mendekatinya dan saat Mousa membalasnya dengan tatapan elang miliknya. Fans Mousa yang baru saja unjuk diri itu langsung mundur karena takut. Apalagi seseorang seperti Diandra Hantoro, gadis paling pendek di kelasnya atau bahkan di seluruh angkatannya. Udah pendek, denger-denger sih—itu juga karena Mousa duduk di belakang mereka—Dii itu penakut. Dan hantu yang paling ia takuti adalah Mousa—itu juga Mousa tau dari menguping pembicaraan mereka yang gak tau malu, udah tau orang yang mereka bicarakan ada di belakang mereka. Tapi dengan seenak udelnya, mereka ngomongin Mousa dengan suara menggebu-gebu. Seakan memang pembicaraan tentang dirinya itu hal yang paling ditunggu.

Mousa sendiri hanya menanggapi pembicaraan mereka dengan tampang datar dan tatapan elang miliknya. Cowok itu tidak mungkin mengomeli kedua gadis kpopers yang terkenal bawel di antara banyak gadis yang bawel. Dan juga, Mousa juga sadar kok kalo semua yang dikatakan Dii dan juga Ane benar apa adanya.

Mousa yang dingin. Mousa yang gak suka bergaul. Mousa yang gak punya mimik wajah. Mousa yang ini, yang itu, yang anu, yang mana aja deh.

Sekarang malah Mousa yang ingin sekali membicarakan kedua gadis itu jika dia tidak sadar diri bahwa dirinya sudah dicap sebagai manusia yang bicara cuma sekali saat sekolah. Yaitu saat menjawab absen guru. Eh salah, maksudnya cuman dua kali mengeluarkan suara yang tidak ada nadanya itu. Yang pertama memang saat menjawab absen guru. Yang kedua, saat ia berhadapan dengan Akafiane.

Mousa jadi ingat kesan pertama cowok itu bertengkar dengan Ane. Walau lebih yang menganggap bahwa mereka bertengkar adalah Ane. Mousa sendiri hanya menganggap itu sekedar senam mulut, karena dia juga tidak mungkin harus diam setiap di sekolah, ‘kan?

Pada saat itu, Mousa baru saja bisa bebas dari 3 hari sebelumnya ia mengikuti kegiatan MOS. Cowok itu memasuki kelasnya yaitu 10 Ips 1 dengan tampang datarnya. Karena temannya hanya satu dan orang itu berada di kelas sebelah, Mousa terpakasa harus duduk  sendiri di bangku paling pojok belakang. Mousa memang sangat menyendiri hingga lebih memilih tempat strategis seperti itu dari pada harus duduk di bagian depan. Kesannya aneh bagi dirinya.

Kalau 3 hari lalu, ia memang duduk bersama Anta karena kebetulan mereka berada di kelompok yang sama. Dan sekarang, Mousa harus menerima dirinya yang duduk sendiri. Saat cowok itu tengah menggulir layar news feed juga mendengarkan musik, mencari kabar seseorang yang sudah menghancurkan kehidupannya. Memporak-porandakan perasaanya dan memutar sebuah rotasi kehidupan yang dulu ia bahagia. Sekarang ia harus puas dengan kehidupan yang hitam putih tanpa ada warna berarti. Semuanya hilang. Lenyap dan tidak mungkin kembali.

“Gini, tempat duduk udah pada penuh, jadi gue boleh duduk di sini?” tanya seorang perempuan dengan rambut panjang terikat rapih ke belakang. Mousa memandang gadis itu datar dan melihat sekeliling kelasnya yang memang sudah ramai dengan bangku yang sudah penuh. Lalu, cowok itu kembali melihat perempuan yang sepertinya takut dengan tatapannya yang mematikan. Tanpa berniat menjawab, cowok itu hanya mengangguk kaku.

Gadis yang tadinya sudah menunduk dan merutuki dirinya telah membangunkan macan tidur pun langsung mendongak ke arahnya. Gadis itu tersenyum senang kemudian duduk di bangku samping dirinya. Mousa melirik gadis itu sedikit dari ekor matanya.

Kepo-persTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang