Part 27

31 1 0
                                    

[]

Kalo udah di Jogjakarta, nggak puas kalo kalian tidak menikmati tugu Jogjakarta yang terletak di perempatan jalan Jenderal Sudirman. Apalagi, jika kita menikmatinya di malam hari bersama kerabat juga keluarga, daerah sekitar sini benar-benar indah juga sangat nyaman dan menyenangkan. Ane pun begitu, meski dia sedang dalam masa perjalanan menuju Bandung untuk study tour. Ane beserta teman-teman barunya dapat menikmati indahnya malam di Jogjakarta, tempat kelahiran ayahnya.

Banyak dari teman sekelas Ane memilih menetap di dalam bus, banyak juga yang menghampiri pedagang kaki lima di sekitar sana untuk sekedar membeli makanan. Ane sendiri ikut dalam rombongan yang membeli banyak makanan untuk perjalanan mereka ke Bandung. Mungkin, kalian bingung kenapa murid-murid sekolah Ane berangkat study tour pada malam hari? Alasannya adalah agar tidak macet ke Bandung. Apalagi, jarak Jogjakarta ke Bandung itu bukan hal yang dekat. Butuh waktu sekitar seharian hanya untuk mencapai kota yang pernah menjadi lautan api itu.

"Ane mau beli apa?" tanya salah seorang teman barunya, seorang perempuan berjilbab. Nama teman baru Ane ini adalah Fitri. Omong-omong, Ane dan Fitri sedang menghampiri toko makanan ringan.

Gadis berjilbab putih itu sudah mengambil keripik singkong balado dua bungkus. Sedangkan Ane masih bingung antara keripik singkong rasa asin atau bakpia. Akhirnya gadis itu memilih untuk membeli keduanya. Bila diingat, semenjak dia berangkat dari rumah neneknya, dia sama sekali belum makan juga tidak membawa cemilan apapun selain botol berisi air putih yang telah disiapkan neneknya.

Selesai membeli kedua makanan itu, Ane dan Fitri pun kembali ke mobil bersama kawan-kawan mereka yang juga ikut keluar untuk membeli bekal. Ane pun duduk kembali di kursi penumpang samping jendela, lalu Fitri di sampingnya. Gadis itu tidak sabar untuk sampai di Bandung dan menikmati suasana ternyaman yang paling ia sukai, yaitu curug Maribaya di desa Maribaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sebenarnya, dia tidak ingin ke air terjun di desa itu, melainkan curug Omas yang juga dekat dari sana. Ane ingin menimati hembusan angin di atas jembatan gantung yang tepat di atas air terjunnya. Sekalian, menikmati keindahan yang telah Tuhan ciptakan.

Karena melamun, gadis itu pun tertidur dengan kepala bersandar ke jendela di sampingnya. Gadis itu tidak sadar iPhonenya terus bergetar dan nama cowok itu terus terpampang di layar iPhonenya.

Hingga panggilan ke 25 tidak gadis itu angkat sama sekali. Nama cowok itu tidak lagi terlihat di layarnya yang menjadi hitam.

***

Sinar matahari serasa masuk ke dalam bus melalui kaca jendela yang terbuka tanpa hordeng. Sangat menyilaukan jika diingat, mereka yang berada di dalam bus dan duduk di kursi, baru saja memilih tidur setelah tadi menjalankan salat subuh di salah satu tempat pengistirahatan bus. Ane yang tepat duduk di samping jendela pun langsung menghalangi pandangannya dengan telapak tangan menutupi kedua matanya. Gadis itu menoleh pada Fitri yang masih pulas dalam mimpinya. Seakan ada sebuah bohlam menggantung di atas kepalanya, gadis itu tersenyum jahil lalu melakukan aksi yang baru saja ia pikirkan. Ane menarik hidung Fitri yang berbentuk mancung ke dalam alias pesek itu.

Fitri yang merasa terganggu lantas menabok tangan Ane yang menghalangi jalan pernafasannya. Gadis itu merengut sebal. "Apasih, Ne-hoam, gue masih ngantuk tau." Fitri memutar tubuhnya menjadi membelakangi Ane daengan kedua tangan ia jadikan sebagai bantal. Kedua kakinya pun ia naikkan agar bisa tidur dengan nyaman.

Ane tertawa geli melihat teman barunya itu. Gadis itu pun memilih melihat ke arah jalan raya entah di daerah mana-karena Ane tidak terlalu hafal daerah sini kecuali Jakarta. Ah, ngomongin soal kota kelahirannya itu, Ane jadi ingat seseorang 'kan. Siapa lagi jika bukan Mousa. Cowok itu, pasti sedang merindukannya deh. Ane jadi tersenyum miris mengingat kejadian dua bulan yang lalu. Di saat cowok itu mengatakan akan berjuang untuk hubungan mereka (Padahal Ane sendiri tidak tau, mereka itu disebut apa. Friendzone kah? Atau kelaszone? Au dah). Ane masih ingat jelas harum tubuh Mousa yang sangat maskulin, sepertinya dia memakai parfum cowok yang di tivi-tivi.

Kepo-persTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang