[]
Mousa tengah duduk di bangku kayu di teras rumah Anta. Cowok itu menyempatkan diri mampir ke rumah sahabatnya itu setelah tadi pergi ke makam untuk menemui kedua orang tuanya. Ia melirik ke arah pintu yang terbuka, berharap Anta cepat muncul. Dan benar saja, cowok itu muncul dan mengajak Mousa untuk masuk ke dalam rumahnya lalu ke kamarnya. Di sana, ia duduk di tepi kasur sambil memperhatikan Anta yang mengambil bola basket di samping pintu.
“Mau cerita tentang apaan?” tanya Anta sambil memantulkan bola basket yang tersedia di dalam kamarnya.
Mousa tampak menghela nafas lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur milik sahabatnya. Cowok itu memandang langit kamar Anta yang polos lalu mulai berbicara tanpa menoleh pada sahabatnya. “Kemarin dia nemuin gue,” ucap Mousa dengan nada biasa. Bukan nada datar yang sering ia perdengarkan saat sedang di sekolah. Bahkan mata elangnya menjadi teduh. Karena seperti itulah karakter Mousa yang sebenarnya. Yang telah ia kubur hingga cowok itu nyaman dengan karakter dirinya yang sekarang. Datar dan dingin.
“Serius?” Anta yang tadi malas-malasan mendengar cerita Mousa langsung tampak tertarik dengan cerita Mousa tentang kedatangan gadis itu. Gadis yang sudah tidak Anta dengar keberadaanya selama 2 tahun lebih. “Dia ngomong apa aja?”
“Dia minta maaf, soal 2 tahun yang lalu. Lo ngerasa aneh gak, sih?” Mousa bertanya dengan wajah merasa jengkel mengingat kejadian malam minggu kemarin. “Bayangin, udah 2 tahun lalu, dan dia baru minta maaf. Gila. Banget malah,” tambahnya lalu bangkit dari tidurnya dan duduk berhadapan dengan Anta.
“Emang gila, udah deh lo nggak usah tanggepin dia lagi. Kalo dia nyamperin lo, ngumpet kek, apa kek, gitu,” sewot Anta. Cowok itu benar-benar kesal jika membicarakan permaasalahan Mousa dengan gadis itu.
“Iyalah, pasti itu.” Mousa kembali membaringkan tubuhnya lalu memejamkan mata. Ia benar-benar lelah untuk hari ini tapi beruntung sih, karena tadi dia bisa mengobrol dengan Ane. Walau gadis itu lumayan jutek padanya tapi dia sama sekali tidak menyerah untuk memiliki gadis itu.
Anta yang melihat sahabatnya itu sedang senyum-senyum sendiri langsung menggeplak kepala cowok itu. “Lo kenapa?” tanya Anta sambil terkekeh geli. Ia sangat tau kalau Mousa pasti sedang memikirkan Ane.
Mousa memandang cowok itu dingin. “Sialan lo.” Cowok itu bangkit dari tidurnya dan kembali duduk. Lalu tanpa sadar dia terkekeh sendiri mengingat kejadian tadi, saat istirahat pertama. “Tuh cewek lucu yah, suka tapi malah nyuruh ngejauh. Muna banget,” cibir Mousa mengingat kejadian yang tadi.
Anta menggeleng dengan senyum geli. “Muna gitu, lo suka ‘kan?” tanya Anta sambil menggerling jahil.
Mousa mendengus geli mengingat perasaannya pada gadis kpopers itu. “Iyalah, gue mah jujur.”
***
Karena kembarannnya masih ada rapat OSIS. Gadis itu ditemani oleh Ami, Aca dan Dii menonton drama Korea yang sedang banyak dibicarakan. Apa lagi kalau bukan Descendents Of The Sun. Drama yang mengkisahkan tentang seorang prajurit yang berusaha melindungi negara dan juga kekasihnya itu, banyak sekali diperbincangkan oleh para netizen. Hingga Aca yang penasaran seperti apa jalan cerita dari drama Korea yang sering ketiga sahabatnya itu bicarakan. Baru saja nonton episode pertama, gadis itu sudah terlena dengan wajah dari artis Song Joong Ki yang berperan sebagai salah satu tokoh utama laki-laki yang bernama Yoo Shi Jin.
“Ganteng, ‘kan?” tanya Ane jahil sambil menyenggol lengan Aca yang duduk di samping kanannya.
Tanpa menoleh, Aca mengangguk setuju sambil menjawab pelan. “His so handsome and his face so cute. Alisnya itu loh, ugh, lucuuu,” kata Aca dengan nada gemas melihat Song Joong Ki sedang menghadapi lawan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kepo-pers
Teen FictionIni bukan kisah tentang seorang kpopers yang suka sama bias, stalkerin bias, lalu nangis bombay gara-gara biasnya pacaran sama istri orang. Bukan, bukan itu. Tapi ini lebih menceritakan tentang seorang kpopers yang harus terjebak dalam lingkar masal...