[]
Suasana di sore hari kota Bogor memang paling enak bagi Ane. Udah hujan, terus neneknya memasak ubi bakar dan sekarang ia duduk di bangku yang berada di balkon kamarnya. Ditemani oleh teh manis panas beserta ubi ungu bakar yang baru matang. Benar-benar nikmat. Sambil meniup ubinya agar dingin dan siap dimasukkan ke dalam mulutnya, gadis itu bersenandung kecil. Menikmati lagu dari dari Got7 yang berjudul fly dari iPhonenya. Sengaja ia tidak memakai earphone dan memilih memasangkan kabel data dari speeker kecil miliknya ke lubang cesan iPhonenya. Walau speeker kecil, suaranya tidak kalah dengan speeker besar yang dimiliki abangnya di kamar lama milik cowok itu. Tunggu, kenapa Ane jadi flashback gini?
Gadis itu mengerutkan dahinya saat mendengar suara klakson motor. Gadis itu melihat ke bawah, menemukan keempat curut anggota band-nya sudah berada di depan rumahnya. Theo yang diboncengi oleh Ferdy melambaikan tangan ke arahnya. Ane menggeleng tidak mengerti, gadis itu menggigit ubi miliknya dan memakannya lalu berteriak pada keempat curut itu. “KETUK PINTU AJA WOI!”
Keempat curut itu mengangguk dan Ane segera menghabiskan es teh manisnya yang mulai dingin itu, lalu turun ke bawah dengan menggenggam ubi ungu bakar yang belum ia habiskan.
Gadis itu duduk di samping Aka yang sedang mengomeli keempatnya yang tidak meneduh saat hujan turun.
“Udeh sih, Kak. Mereka tuh emang gitu, otaknya dangkal,” celetuk Ane lalu memakan ubi ungunya kembali, tanpa memperdulikan tatapan iri dari keempat temannya yang baru saja sampai.
Saat suapan terakhir, gadis itu baru menatap keempat temannya. “Yuk, latihan di ruang musik di sana. Di sana, semua alat musik itu lengkap. Dari drum, bass, gitar, keybord, bahkan angklung pun ada!” ucap Ane dengan nada semangat dan mata berbinar. Gadis itu sangat semangat jika membicarakan tentang apa saja yang ada di ruang musik milik kakeknya itu.
Keempatnya hanya mengangguk lalu mengikuti Ane dan Aka untuk segera ke ruangan musik yang terletak tidak jauh dari kamar kakek dan neneknya. Kebetulan, kakek dan neneknya sedang ada acara dari kantor milik kakeknya, baru saja kedua pasangan lanjut usia itu pergi. Sedangkan mama mereka sedang pergi ke tukang jait untuk memperbaiki dress miliknya yang robek karena terlalu lama disimpan.
Aka sudah duduk di sofa yang terletak di ruangan itu. Sedangkan Ane sudah siap dengan micnya beserta Bagas di sampingnya, sudah siap dengan keybord di hadapannya. Iyan dengan gitar dan Ferdy dengan bassnya. Lalu Theo sudah siap dengan stick drumnya. Lagu yang akan mereka nyanyikan lebih dulu adalah History dari One Direction.
“You've gotta help me, I'm losing my mind. Keep getting the feel you want to leave this all behind. Thought we were going strong, i thought we were holding on... Are we?”
Ane tersenyum pada Bagas dan cowok itu mulai bernyanyi.
Selesai Bagas bernyanyi. Di bagian reft, mereka bernyanyi bersamaan dan saling memandang. Membuat Iyan sedikit terbakar cemburu. Melihat Ane dan Bagas bisa saling menatap seperti mereka sedang menyampaikan perasaan mereka masing-masing. Padahal, itu hanya salah satu dari cara mereka menyampaikan lagu mereka pada pendengar nanti.Lagu pun selesai dibarengi dengan ketukan pintu dan suara Maya yang memanggil mereka agar pintu segera dibuka. Aka segera keluar dari ruangan dan membuka pintu, melihat mamanya yang basah kuyup karena kehujanan.
Aka menghela nafas, lelah. “Mama kok, gak minta jemput?” tanya cowok itu dengan nada khawatir.
Maya tersenyum melihat anaknya itu. “Udah gak usah, orang deket kok. Ngapain coba pake dijemput segala.” Aka segera meyuruh mamanya untuk masuk ke dalam hingga bunyi motor berhenti membuat keduanya menoleh. Di tengah hujan yang sedang derasnya, seorang cowok turun dari motor ninja hitamnya dan berlari menghampiri Maya dan juga Aka yang terdiam. Aka memandang cowok itu sengit sedangkan Maya menatap cowok itu bingung. “Kamu siapa, Nak?” tanya Maya lembut pada sosok cowok yang sedang membuka helmnya dan menatap Maya dengan senyum sopannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kepo-pers
Ficção AdolescenteIni bukan kisah tentang seorang kpopers yang suka sama bias, stalkerin bias, lalu nangis bombay gara-gara biasnya pacaran sama istri orang. Bukan, bukan itu. Tapi ini lebih menceritakan tentang seorang kpopers yang harus terjebak dalam lingkar masal...