Part 16

65 2 0
                                    

[]

Selesai salat magrib, acara penutupan Festival Budaya Wiradarma kembali dilanjutkan. Seluruh siswa maupun siswi yang tadi berpencar langsung berkumpul kembali di lapangan indoor SMA Wiradarma yang terbilang luas. Beberapa tamu yang memang menunggu penampilan dari band inti sekolah dan juga guess star dari penyanyi perempuan yang sedang naik daun lantas langsung duduk di tempat semula. Ane yang habis dari masjid bersama keempat anggota bandnya langsung bersiap-siap untuk penampilan mereka yang tinggal 30 menit lagi akan dimulai.

Ane memakai dress yang kemarin dibilang oleh Iyan. Dress selutut berlengan panjang se-siku yang dipadukan dengan sepatu Nike berwarna putih. Rambut Ane yang biasa dikuncir kini ia biarkan tergerai dengan topi hitam yang bertuliskan namanya yang kebetulan dibelikan oleh Aka waktu itu. Gadis itu kini terlihat sangat cantik dengan perpaduan feminim dan tomboi miliknya.

Tapi, gadis itu kesal karena Iyan memakai rompi berwarna biru dongker sama seperti dress miliknya. Cowok itu memakai celana levis selutut yang memperlihatkan bulu kakinya yang bagi fans Iyan sih... menggoda iman. Cowok itu juga memakai topi yang bertuliskan namanya yang kata dirinya, “Aka itu, beli tuh topi sama sodara gue. Jadi jangan geer,” ucap Iyan sebelum Ane sempat mengomentari topi hitam miliknya. Ane cemberut karena Iyan malah mengomelinya.

Setelah mereka selesai bersiap. Kelima anggota band inti kelas 11 itu naik ke atas panggung setelah mendengar pembawa acara memanggil nama band mereka. Iyan duluan yang menaiki panggung disusul Ane, Bagas, Ferdy dan Theo. Setelah pengenalan, mereka semua langsung siap di posisi masing-masing. Ane yang masih merasa berdebar apalagi melihat di bagian pojok tempat duduk penonton ada sosok mata yang memandangnya lekat dengan wajah datar. Gadis itu jadi makin gugup.

“Sssh.” Ane menoleh pada Iyan yang berdesis di sampingnya. Iyan berkata pelan, “Jangan gugup, ada gue dan Aka.” Mendengar nama abangnya disebut, gadis itu mengedarkan pandangannya dan bertemu pada sosok kembarannya yang berdiri di bagian paling depan. Aka tersenyum lebar sambil melambaikan tangan ke arah dirinya membuat para penonoton menatap cowok itu heran sekaligus kagum.

Ane menarik nafas lalu membuangnya secara perlahan dan berbicara. “Lagu pertama dari kami. Eyes, nose, lips dari Taeyang Bigbang,” ucap Ane lalu mengalunlah petikan gitar dari Iyan.

Mianhae mianhae hajima, naega chorahaejijanha. Ppalgan yeppeun ipsullo, eoseonareul jugigo ga.” Gadis itu melihat ke arah abangnya sambil tersenyum. “Naneun gwaenchanha, majimageuro nareul barabwajwo. Amureochi anheun deut useojwo. Nega bogo sipeul ttae, gieokhal su itge, naui meorissoge ne eolgul geuril su itge.

Selesai Ane bernyanyi, Bagas membuka suara sambil terus menekan tuts keybord.

Terdengar suara riuh penonton saat Bagas memulai bernyanyi. Huh, cowok berlesung pipit ini memang memiliki pesona yang tidak jauh beda dari Iyan dan Ferdy. Selain bernyanyi, cowok ini juga mengalunkan jarinya di atas tuts keybord. Kurang apa lagi coba si Bagas? Eum, mungkin kurangnya adalah seorang pendamping.

Selesai menyanyikan lagu pertama, mereka harus menyanyikan lagu kedua mereka yaitu History dari One Direction. Ane sangat menikmati lagu tersebut sampai matanya selalu terpaku pada sosok mata yang masih memandanginya tanpa berkedip sekalipun. Ane hampir salah tingkah dibuat sosok itu.

Setelah penampilan band inti kelas 11 berakhir. Ada satu penampilan yang memang ditunggu oleh banyak penonton. Sosok yang akan tampil adalah Gina Agraha Fandi. Seorang artis multitalent yang hampir seluruh fansnya adalah cowok. Gina ini selain penyanyi, dia juga seorang model yang terkenal hampir ke dunia internasional. Intinya udah cantik, punya suara bagus, baik dan juga pintar. Duh, siapa sih cowok yang menyia-nyiakan sosok Gina ini. Yang ada mereka menyesal seumur hidup.

Kepo-persTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang