Story 20

3.7K 408 32
                                    

Beberapa petir sudah mulai terdengar. Seulgi dan kai sama sama melihat keatas, layaknya mereka bisa melihat langit dari dalam ruangan latihan mereka. Lalu mereka saling menatap

"Sepertinya akan hujan deras" ucap seulgi

Kai mengangguk "sebaiknya kita pulang sebelum hujan turun" ucapnya langsung mengambil tasnya "kau ingatkan aku membawa motor bukannya mobil"

Seulgi terdiam, ia lalu memandang kai "aku akan pulang sendiri"

Kening kai bertaut "kenapa? Kakimu masih sakit, sebaiknya kau pulang denganku. Lagipula bukankah lebih baik jika kau cepat pulang sebelum hujan turun?"

Sambil tersenyum seulgi menggeleng "aku akan baik baik saja. Aku akan pulang sendiri" ucapnya meyakinkan kai

Entah apa yang ada di otaknya. Tapi janjinya pada sehun terus saja mengganggunya. Ia bukanlah gadis yang suka melanggar janjinya. Seulgi mengatakan pada sehun bahwa ia akan pulang sendiri, dan itulah yang akan ia lakukan

Kai mendekat kearah seulgi "kau yakin? Tapi kenapa? Kemarin juga kau pulang bersamaku kan?"

"Ia benar karena saat itu kakiku sedang sangat tidak baik. Tapi sekarang aku bahkan bisa berjalan sendiri. Aku baik baik saja" jelas seulgi. Seulgi sadar jika penolakannya membuat kai tak enak. Tapi bukan itu maksudnya. Ia hanya tak ingin menyusahkan lebih banyak orang, dan juga ingin menepati janjinya pada seseorang

Seulgi memegang tangan kai lembut "lagipula aku ingin pergi ke suatu tempat dulu. Jadi kau tak perlu khawatirkan aku dan cepat pulang sebelum hujan turun"

Kai tak bisa membantah seulgi. Gadis itu sudah teguh dengan pendiriannya. Akhirnya ia mengangguk lalu tersenyum "baiklah kalau begitu"

Merekapun keluar sekolah bersama. Masih membicarakan tentang project mereka. Lalu keduanyapun berpisah di halaman sekolah. Kai yang harus mengambil motornya dan seulgi yang hatus berjalan sedikit penuju halte bus

Keduanya saling melempar senyum dan lambaian. Seulgi melanjutkan langkahnya menuju halte bus. Ia akan menunjukkan pada sehun jika dirinya melakukan apa yang ia katakan.

Petir selanjutnya mulai bersahutan. Membuat tubuhnya mengkerut akibat kaget. Sebaiknya ia cepat cepat ke halte bus.

Seulgi membayangkan sehun yang pasti tengah asyik menonton televisi atau tiduran di rumahnya. Seulgi menghembuskan nafasnya. Iri dengan semua yang ia bayangkan sedang sehun lakukan.

Apa pria itu bahkan tidak memikirkannya? Apa dia benar benar tak perduli dengan siapa ia akan pulang?

Seulgi menendang kerikil kecil yang menghalangi jalanannya. Lalu ditatapnya langit hitam yang semakin kelam itu. Kenapa disaat seperti ini ia malah berfikir untuk menelfon sehun dan memintanya menjemputnya ya?

Dengan cepat ia menggeleng. Tidak, dia bukan gadis seperti itu. Menyusahkan orang bukanlah tabiatnya.

Akhirnya ia sampai di halte bus. Namun belum ada bus yang datang, jadi dia memilih untuk duduk sambil menunggu

Lima menit.. Sepuluh menit.. Bus belum juga ada yang nampak. Tetesan air sedikit demi sedikit mulai berjatuhan. Layaknya aba aba bagi gerombolan air yang berjatuhan saling menyusul.

Seulgi menghembuskan nafasnya. Kebiasaannya memang tidak pernah membawa jaket. Di saat seperti ini, ia sangat merutuki tindakan bodohnya itu. Bahkan setelah limabelas menit menunggupun bus belum juga datang

Ide untuk menelpon sehun kembali muncul. Tapi tangannya sangat kaku untuk mengambil ponselnya. Bagaimana jika sehun tak mau? Bagainana jika dia terlihat seperti wanita lemah karena meminta dijemput seperti ini?

TIME LOVE | SeulHun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang