Story 21

3.6K 420 18
                                    

Dengan cemas wendy terus melihat kearah pintu kelas. Guru sudah datang, dan seulgi belum juga muncul. Kemana anak itu?

Cepat atau lambat gurunya pasti akan menyadari. Bisa gawat nantinya kalau seulgi sampai ketahuan. Nilainya yang sudah kecil itu bisa dapat potongan nilai

"Oh ada satu bagku yang kosong. Apa ada murid yang tak masuk?" Tanya sang guru setelah wendy memikirkannya

"Ah itu.. Seulgi merasa sakit perut bulanan, jadi dia izin beristirahat di ruang kesehatan" ucap wendy. Alasan itu datang begitu saja dari otaknya. Ya, dia mengakui jika dia sangat pintar

Sang guru mengangguk "baiklah, nanti setelah kelas berakhir akan saya lihat di ruang kesehatan"

"Ayolaah seulgi.. Cepat kembali" ucap wendy pelan berharap sahabatnya itu bisa mendengar ucapannya

^_^

Seulgi memandang sehun nanar. Harga dirinya jatuh, sehun sudah mengecapnya sebagai pembohong disaat dirinya bahkan berusaha menepati janjinya pada sehun.

"Apa kau bilang?" Tanya seulgi "kau menyesal sudah mencoba percaya padaku, disaat bahkan kau tak tahu apakah aku menepati janjiku atau tidak?"

Sehun tersenyum kecil "untuk apa? Aku sudah melihatnya dengan mataku sendiri. Jadi tak perlu bertanya lagi kan"

"Aku.." ucap seulgi sambil menahan amarahnya "aku menolak ajakan kai pulang bersama. Aku menunggu bus sangat lama, hujan turun dengan deras dan kai berada bersamaku hanya untuk menunggu hujan reda" jelas seulgi terpatah patah akibat dadanya yang memburu

"Selama menunggu di tengah hujan aku hanya berpikir kalau aku harus menepati janjiku padamu. Aku mengatakan tidak akan pulang bersama kai, dan itulah yang aku lakukan" potong seulgi "dengan bodoh aku berpikir untuk memintamu menjemputku, kau bilang satu telepon saja? Aku bahkan menelponmu dua kali" seulgi melemparkan ponsel sehun ke atas ranjangnya "tapi kau meninggalkan ponselmu jadi tidak kau angkat. Setelah itu kembali dengan otak bodohku aku berharap.. Aku berharap jika setidaknya kau mengingatku dan datang menjemput tanpa harus kupinta. Tapi ternyata kau sibuk tak mempercayaiku bahkan setelah kau berada sangat dekat denganku" lirih seulgi

Pandangan nanar muncul di mata sehun. Ia tak tahu jika seulgi berpikir seperti itu. Dia tak tahu jika seulgi menunggunya. Perlahan tangannya menggapai ponselnya. Dan benar saja, disana tertulis dua panggilan tak terjawab dari seulgi

"Maafkan aku, untuk sesaat aku lupa siapa aku disini" seulgi mengeringkan matanya "aku lupa semua sandiwara ini, dan malah terjatuh kedalamnya" gadis itu menghela nafasnya

Dipandangnya wajah sehun yang semakin memucat itu. Sepertinya pria ini memang menbutuhkan istirahat "maaf kau sakit karenaku, maaf juga karena aku mengganggu waktu istirahatmu. Seperti yang kau bilang, aku bisa mengurus diriku sendiri jadi-"

Kata kata seulgi terhenti saat tiba tiba sehun menariknya kedalam dekapannya. Merengkuhnya di dalam lingkaran hangat tangannya. Seulgi termangu di bahu bidang sehun. Kaget dengan apa yang dilakukan pria itu. Ini berbeda dengan pelukannya waktu itu. Yang seulgi laukan saat itu hanya untuk menenangkan sehun. Namun ini..

"Berhentilah minta maaf" ujar sehun "aku yang harus minta naaf disini"

Seulgi terdiam. Hatinya yang meledak tadi seperti diberi obat penenang. Nafasnya sudah kembali normal, matanyapun sudah tidak berbayang akibat air mata lagi

"Kau.. Tubuhnu panas sekali oh sehun" ucap seulgi merasakan panas dari tubuh sehun yang merengkuhnya

"Sebaiknya kau istirahat" ucap seulgi lagi, tapi sehun tak menjawab, seulgi malah merasakan tubuh sehun semakin lama semakin berat membebaninya

TIME LOVE | SeulHun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang