Story 22

3.9K 405 22
                                    

Seulgi menarik selimut menutupi tubuh sehun yang tertidur. Ditepuknya pelan untuk membuat pria itu terlelap lebih dalam. Hari ini pastilah sangat melelahkan. Segala pergejolakan emosi pada hari ini sangatlah berat bahkan untuk seulgi sendiri, apalagi bagi sehun yang sedang sakit.

Setelah melihat sehun terlelap dengan nyenyaknya seulgi berdiri dengan hati hati, takut membangunkan sehun. Ia mengendap endap keluar dari kamar sehun dan menutup pintunya

Ia meregangkan tubuhnya, ternyata menjaga orang sakit bukanlah hal mudah. Senyum mengembang di wajah seulgi. Apalagi yang dirasakan sehun saat menjaganya diwaktu kakinya terkilir ya. Dia bahkan harus menggendongnya kemana mana

"Nona seulgi" suara seorang ahjumma terdengar. Salah satu pembantu mendekatinya, dia adalah ahjumma yang sama dengan yang melayaninya sejak ia menginjakkan kakinya di rumah sehun. Sepertinya dia kepala pembantu disini, karena hampir semua pekerjaan ia campur tangani

"Terimakasih karena sudah menjaga tuan sehun" bungkuknya sopan

Seulgi nyengir sambil mengelus lengannya sendiri "ah tidak, aku hanya membantunya saja" ucap seulgi

"Selama ini tuan muda sehun selalu kesepian. Entah itu disaat sedih, ataupun sakit dia selalu melewatinya sendirian. Dia tak pernah membiarkan seorangpun mencampuri urusannya" cerita ahjumma

"Saya melihat tuan sehun tumbuh besar. Dia sangat berbeda dengan dirinya yang dulu saat nyonya masih ada bersamanya. Saya sangat khawatir padanya. Tapi setelah melihat tuan sehun bersama nona seulgi" ahjumma itu tersenyun "sepertinya saya bisa lebih tenang sekarang"

Seulgi memandang ahjumma itu. Perkataannya sungguh tulus, membuat seulgi sendiri merasa tersentuh. Disaat tinggal di rumah seperti ini tanpa seorang ibu dan bersama ayah yang dingin setidaknya masih ada orang yang memperhatikannya. Meskipun sehun selalu menolaknya

Senyuman tulus memancar di wajah cantik seulgi. "Terimakasih, aku hanya melakukan yang menurutku harus aku lakukan saja"

Ahjumma itu mengangguk lalu pamit diri. Dia kembali ke belakang setelah mendapat anggukan balasan dari seulgi. Gadis itu lalu berjalan menuju ruang tengah. Matanya mendapatkan jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam

Seulgi menghembuskan nafasnya. Kemarin malam ia sudah kurang tidur akibat menunggu sehun. Dan sekarang ia kembali kurang tidur.

"Seulgi-ah.."

Saat berbalik bertapa terkejutnya seulgi melihat tuan oh sudah ada di hadapannya

"T-tt-tuan oh" ucap seulgi menunduk

Tuan oh berjalan mendekati seulgi. Ia lalu menarik nafasnya sebelum mulai berbicara "maafkan perlakuanku tadi. Aku tahu aku yang salah tadi. Tak seharusnya aku memperlakukanmu seperti itu" ucapnya

Sungguh seulgi kaget karena tak mengira tuan oh akan meminta maaf padanya seperti ini

Tuan oh terkekeh "pria tua ini memang memiliki banyak kekurangan jadi aku harap hati besarmu mau memaafkanku. Bagaimanapun juga kau sudah kuanggap anakku sendiri"

Perlahan senyum seulgi merekah "aku tak apa apa tuan oh. Dan sepertinya yang harus anda pinta maafnya bukan aku. Melainkan sehun" ucap seulgi

"Dia membutuhkan anda tuan oh. Pada hakikatnya setiap anak sama, mereka hanya membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Kasih sayang tuan oh"

Sesaat tuan oh terdiam, memamdang lantai yang dipijaknya "dia tidak membutuhkanku. Dia membenciku" ucapnya

Seulgi memandang nanar setelah mendengar kata kata itu "mana ada seorang anak membenci orang tuanya sendiri?" Tanya seulgi "jika sehun memang membenci anda, apa anda pikir dia akan tetap diam disini? Bertaham disini? Menemani anda dan menuruti permintaaan anda?"

TIME LOVE | SeulHun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang