Status : Republish
Jadwal up date : Setiap Rabu
Genre : Romance
Plot : Plot maju mundur
---o0o---
"Daaah pulang sono Sha, kasihan ponakan gw lo ajak kerja mulu," ucap Marline yang masuk ke ruangan ku."Iya ini gw udah mau pulang, mau sekalian beli makan buat nanti malam," ucap Sasha sambil merapihkan meja kerjanya.
Kehamilannya sudah mencapai 4 bulan, untungnya kehamilannya termasuk tidak merepotkan, tidak ada morning sick parah, tidak ngidam yang aneh aneh. Sehingga tidak mempengaruhi saat dia bekerja.
"Jangan bawa mobil sendiri, pake sopir lo lah..." Sasha mengangguk lalu turun ke lobby kantor.
Dia berencana membeli makan malam untuknya dengan Leon, setelah memesan di restauran Sunda yang searah dengan rumahnya, Sasha duduk sambil memperhatikan ruangan yang lumayan ramai.
Seketika dia melihat seseorang yang sangat dia kenali, sedang duduk di meja sudut bersama dengan seorang perempuan yang samar samar dia kenal, yaa perempuan yang dia lihat di restauran beberapa waktu lalu, seseorang di masa lalu Leon.
Dan sekarang wanita itu datang lagi dan berbincang sangat serius dengan suaminya.
Hati Sasha terasa sangat sakit, memang tidak seharusnya dia langsung curiga dengan apa yang terlah dia lihat, bisa saja mereka bertemu tidak sengaja, atau mereka menjalin kerjasama. Siapa tahu, Sasha harus berpikiran positif demi bayi yang sedang dikandungnya.
"Silahkan bu, pesenannya sudah jadi," ucap pelayan pada Sasha sambil meletakan box makanan yang dia pesan. Sasha langsung keluar dari restauran tanpa menengok ke meja mereka lagi.
-------------
"Honey, I'm Home...." teriak Leon saat sampai rumah, dia sudah tidak sabar ingin memeluk Sasha. Hari yang melelahkan membuatnya sangat merindukan istrinya.
Melihat istrinya sedang berdiri menyambutnya dengan memakai dress simple dengan perutnya yang sudah sedikit membuncit, Sasha terlihat sangat cantik dan anggun, aura keibuan dan senyum teduh dibibirnya sungguh membuat semua rasa capek dan stress hilang seketika.
Sasha istrinya adalah obat untuk jiwanya.
"Hai, selamat datang... mau aku siapin makan malam sekarang?" ucap Sasha sambil tersenyum, mencoba bersikap senormal mungkin.
"I'm sorry honey tadi aku udah makan bareng klien dan Kenneth, mereka mengatur janji temu sambil makan malam," ucap Leon sedikit menyesal, Leon memeluk istrinya erat dan membenamkan wajahnya ditengkuk Sasha. Begitu nyaman.........
"Hai anak daddy, hari ini tidak menyusahkan mommy kan sayang?" ucap Leon setelah jongkok dan mengelus sayang perut Sasha, Sasha menahan nafas, menahan sakit dalam hatinya
Dielusnya rambut Leon yang sedang memeluk perut Sasha, rasanya campur aduk dalam hati Sasha, rasa sayang dan kecewa menjadi satu membuat gumpalan besar yang menyesakan dadanya.
"It's okay, sepertinya klien-mu harus diberi pelajaran karena membuat suamiku terlambat pulang," ucap Sasha sambil tertawa namun matanya terlihat sendu, Sasha menghindari kontak mata dengan Leon.
"Ada apa sayang, kamu sakit?" tanya Leon khawatir, Sasha tersenyum kaku lalu menggeleng.
"Tidak sayang, tidak apa-apa, hanya sedikit capek" ucap Sasha sambil menggandeng tangan Leon ke dalam ruang keluarga.
Bagian mana yang sakit? apa kita perlu panggil dokter, honey?" ucap Leon khawatir, tangannya memegang muka Sasha.
"No, it's okey leon, i'm fine.." ucap Sasha dengan senyum tipis. Tidak ada percakapan lagi setelah itu.
Leon merasa ada yang berubah didiri Sasha, tidak seperti biasanya dia akan berubah menjadi ramai dan manja jika sudah di dekat Leon.
Tapi sekarang, bahkan setelah Leon selesai mandi, Sasha sudah tidur membenamkan tubuhnya di dalam selimut, biasanya dia akan sabar menunggu Leon memeluknya dan mengelus punggungnya sampai Sasha tertidur.
Sasha sekuat tenaga menahan isakannya, dia tidak mau Leon melihatnya menangis. Hatinya terasa sakit setiap mengingat kejadian di restauran tadi, mengingat Leon yang sangat menikmati berbicara dengan Alice.
Apakah hari-hari yang telah mereka lalui bersama selama beberapa bulan ini tidak mampu merubah Leon, apakah calon buah hati mereka yang sedang dikandungnya tidak mampu membuat Leon berpaling dari wanita lain. Perlahan-lahan kesadaran Sasha makin menguap...
Leon membalikan badan Sasha yang tertidur memunggunginya, dia mendesah saat melihat jejak air mata dipipi Sasha. Diusapnya perut Sasha yang sudah mulai terlihat membesar, dia tersenyum mengingat di dalam perut Sasha ada darah dagingnya yang sedang berkembang.
"Aku berjanji akan selalu menjagamu Sha, siapapun yang akan mengganggu kebahagiaan kita, tidak aku biarkan" janji Leon kepada Sasha sambil mengusap jejak air mata dipipi Sasha, lalu mengecup kening dan bibirnya.
Leon berbaring disamping Sasha lalu memeluk istrinya dengan erat, tanpa sadar Sasha berbalik ke arahnya lalu menyandarkan kepalanya ke dada telanjang Leon dan memeluk Leon. Leon tersenyum dan ikut terpejam, rasanya nyaman.
Sebelum Leon benar benar tertidur, pesan masuk membuat matanya terbuka. Dibukanya aplikasi pesan tersebut dan tertegun saat membaca pesan tersebut. ketakutanya yang selama ini dipikirkannya benar benar datang.
Ditatapnya lagi pesan dari nomor tak dikenal itu.
"I'm back my room mate..."
Tangan Leon mengepal mengetahui siapa yang mengirim pesan itu, mendesah dan berdoa semoga pernikahan mereka baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity
RomanceWARNING!! First Story, jangan teruskan baca kalau sudah kejang2. *** "Tujuan kita menikah demi orang tua, tapi gw gak akan mengekang lo, begitu juga dengan gw, kita tetap seperti ini, berteman seperti dulu, kita tetap jalani hidup kita masing-masing...