30. Trust me please...

3.5K 258 1
                                    

Status : Republish

Jadwal up date : Setiap Rabu

Genre : Romance

Plot : Plot maju mundur

---o0o---
 


  
Leon memandang Sasha yang sedang memasak untuk makan siang, hari libur minggu ini mereka berencana untuk pergi ke Rumah orang tua mereka, menginap satu hari dirumah Leon.

Sasha berencana membuat kue kesukaan mamah Leon dan mamahnya sendiri. Leon tersenyum menyadari rasa sayang Sasha terhadap orang tuanya.

Leon mendesah mengingat dari semalam Sasha masih tidak mau menatapnya, walaupun tetap mengajaknya berbicara tapi terasa sangat kaku seakan berbicara dengan orang lain.

Leon mendekat ke arah Sasha yang sedang mengaduk sup, mematikan kompor dan membalik badan Sasha sambil memegang pundaknya.

Sasha yang terkejut memandang leon sambil mengernyitkan dahi,Leon tersenyum lalu memegang dagu Sasha dan mencium bibir Sasha dengan sangat lembut. Entah seperti apa perasaan Sasha, ada rasa sakit dan senang bersamaan, Sasha memejamkan mata agar air mata yang sudah naik ke permukaan. Leon mengakhiri ciuman itu saat menyadari pipinya basah oleh air mata Sasha.

"Sayang, kita sudah berjanji akan saling jujur, saling percaya. Aku sayang sama kamu, sayang sama anak kita..."  Leon  membelai pipi dan menghapus air mata istrinya.

"......"

"Aku berusaha dan berjuang untuk menghormati pernikahan kita, ingat kan janjiku sama kamu untuk menjadi suami yang terbaik, yang bisa kamu banggakan? Aku sedang berusaha Sha," ucap Leon lagi sambil merapihkan rambut Sasha ke belakan telinga. Sasha menunduk entah apa yang ada dalam pikirannya.

"......."

Leon menarik dagu Sasha agar memandang Leon, mata sasha sudah berkaca kaca, bibirnya dikatupkan agar tidak terisak.

Cantik sekali istriku ini, guman Leon dihati

"Sekarang, tolong cerita sama aku, ada apa sayang?" Tanya Leon dengan kedua tangannya menangkup wajah Sasha.

Sasha memandang Leon, mencoba menimbang nimbang apa yang akan diperbuat. Apakah akan berkata tidak ada apa apa penuh kebohongan, atau berkata apa yang telah dia lihat di restauran tadi malam dengan penuh rasa sakit.

Sasha memandang kedalam mata Leon dengan pikiran yang gamang. Akhirnya Sasha menarik nafas lalu menundukan kepala dan melangkah maju untuk membenamkan kepalanya di dada Leon.

Leon yang bingung tetap memeluk badan Sasha dan membelai rambut Sasha lembut, Leon sadar bahwa Sasha sedang mencari sandaran. Leon akan menunggu sampai Sasha siap, biarlah untuk sementara Leon hanya bisa memeluknya agar Sasha sadar bahwa Leon selalu ada untuknya.

"Leon...." ucap Sasha lirih masih dipelukan Leon

"Iya sayang...." Ucap Leon masih membelai rambut panjang Sasha dan menompang dagunya di kepala Sasha.

"Kemarin malam saat aku memesan makanan untuk makan malam kita...," terang Sasha, Leon menunggu kelanjutan cerita Sasha dengan bergumam.

"Aku.... lihat... kamu sedang, ...ng sedang ngobrol berdua dengan Alice..." ucap Sasha terbata. Rasanya menyuarakan apa yang dilihatnya tadi malam rasa sakit yang timbul masih sama.

Leon menegang dengan apa yang Sasha ceritakan, Leon tau hal ini pasti terjadi. Kecurigaan Leon atas diamnya Sasha berhubungan dengan dirinya terjawab sudah. Tapi tidak sekarang, Leon tidak mungkin bisa menceritakan apa yang terjadi sebelum semuanya jelas.

Tapi apa yang harus dia jawab?

"Sayang, berjanjilah setiap apapun yang kamu lihat dan kamu dengar tentang aku atau tentang pernikahan kita, bicaralah denganku dulu sebelum kamu menarik kesimpulan..."  Leon mengusap bibir Sasha dengan lembut.

Sasha menatap mata Leon dan tidak menemukan kebohongan didalamnya.

"Maafkan aku, kalau aku terlihat kekanak kanakan. Tapi aku benar benar takut kalau hubungan kita yang sudah baik ini ternyata hanya harapanku saja Leon," ucap Sasha sedih, pikiran pikiran mengenai kemungkinan tersebut kembali datang.

"Sayang..... aku akan mengatakannya sekali lagi sama kamu bahwa aku cinta sama kamu, dari dulu aku sudah mencintai kamu, aku yang terlalu bodoh menyangkalnya dan menganggap bahwa perasaan itu hanya sekedar untuk sahabat." Leon memandang kembali wajah Sasha sekarang yang sudah rileks dan bersemu merah, menggendong dan mendudukan dipangkuan Leon di sofa.

"Apa yang kamu lihat di restauran kemarin memang Alice, tapi kami bertemu sebagai teman, tidak lebih dari itu. Apa yang kami bicarakan juga mengenai pekerjaan, tidak lebih..."  Leon membelai rambut Sasha.

Maaf Sha aku belum bisa mengaatakan yang sejujurnya....

"Maaf karena aku curiga berlebihan Leon, aku terlalu berpikir sempit dan aku pikir kamu... " Sasha menggelengkan kepala tidak mampu menyelesaikan kalimatnya karena air matanya sudah turun.

"It's okay baby, salahku juga tidak langsung mengatakan padamu..." Leon menatap Sasha dengan senyum tipis yang disukai Sasha.

Leon mencium bibir Sasha dengan lembut dan dalam menumpahkan segala rasa lega dan penyesalannya.

Maaf Sha....

Sasha tahu bahwa masih ada ganjalan ganjalan di hatinya, tapi dia singkirkan hal itu karena mereka sudah berjanji untuk saling percaya.

Demi pernikahan kami, demi calon bayi kami dan demi persahabatan kami aku akan mencoba percaya padanya lagi.

My SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang