Status : Republish
Jadwal up date : Setiap Rabu
Genre : Romance
Plot : Plot maju mundur
---o0o---
"Bu!"
"Ibu Sasha, bangun..."
"Bu Sasha, sadar bu..."
Rasanya ada yang memanggil namanya dengan panik, tapi kesadarannya makin jauh.
Badanku lemas sekali.
Kepalaku pusing.
Tuhan jaga anakku, jaga anakku.
Tolong....
Kenapa suaraku tidak ada.
"Tolong.......... Pak, ibu Sasha pingsan!"
------------------
Saat bau obat terasa sangat menyengat di hidung, mata Sasha perlahan-lahan terbuka. Sasha mencoba mengenali ruangan itu, terasa asing, hanya ada warna putih. Dahi Sasha mengernyit merasakan sakit kepala yang sangat, dia memijat pelipisnya.
Tangan satunya terasa berat dan hangat, dia melihat Revian sedang tertidur sambil memegang tangannya.
"Revian...." panggil Sasha lirih, tenggorokannya terasa kering, sudah berapa lama dia disini.
"Sasha, kamu sudah bangun...?" ucap Revian sambil memegang pipi Sasha. Revian menghembuskan nasafnya lega, bersyukur Sasha dan anak dalam perutnya selamat.
Sasha mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, kilasan kejadian tiba tiba muncul di kepalanya, ada kurir yang mengirim amplop dan saat amplop di buka, ada foto Leon sedang tidur berdua di tempat tidur.
Seketika Sasha terisak dan air matanya luruh... Dia sudah tidak kuat, rasa percaya yang coba dia bangun runtuh begitu saja.
Tuhan kenapa hal ini terjadi padaku...
"Ssshhh. Jangan takut, ada aku Sha. Menangislah sekarang sampai puas, karena besok aku tidak ijinkan air mata itu keluar lagi..." Sasha memeluk tubuh Revian dan menangis begitu menyedihkan.
"Kenapa Revian, kenapa hal ini terjadi padaku, kenapa dia tidak memperdulikan bayi kami." lirih Sasha dalam isak tangisnya.
"Aku hanya ingin bahagia Revian...," tangis Sasha begitu sedih membuat Revian sesak, makin mendekap Sasha.
Tanganya terus membelai rambut Sasha, dibiarkannya Sasha menumpahkan segala penderitaan dan kekecewaannya. Kali ini Revian hanya akan menjadi pendengar yang baik bagi Sasha, sama seperti dulu Sasha selalu menjadi tempat Revian menumpahkan permasalahannya saat mereka berteman walau jarak jauh.
Setelah lelah menangis, Sasha jatuh tertidur dipelukan Revian. Dibaringkannya Sasha di tempat tidur, mengusap air matanya dan merapihkan rambutnya. Dikehamilanya yang sudah membesar, Sasha harus mengalami permasalahan seperti ini. Entah ada perasaan apa hari ini Revian ingin menelpon Sasha, saat diangkat yang terdengar suara part timer asisten rumah tangganya yang panik sambil memanggil Sasha.
Diambilnya amplop yang diterima Sasha tadi pagi, seketika emosi Revian meluap melihat foto foto yang ada ditangannya itu. Tega sekali yang mengirim foto foto ini, dan lebih tega lagi mereka yang ada di dalam foto itu.
Dipandangnya lagi sasha yang masih tertidur, wajahnya begitu tegang walaupun sudah tertidur. Diusapnya wajah sasha penuh kelembutan, kenapa Revian begitu mencintainya walaupun tahu Sasha tidak membalas perasaannya. Apa rasa cintanya begitu kuat?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity
RomanceWARNING!! First Story, jangan teruskan baca kalau sudah kejang2. *** "Tujuan kita menikah demi orang tua, tapi gw gak akan mengekang lo, begitu juga dengan gw, kita tetap seperti ini, berteman seperti dulu, kita tetap jalani hidup kita masing-masing...