Puzzle 1

13.5K 552 3
                                    

Aku tidak tahu kenapa aku bisa berada disini. Yang aku ingat terakhir aku berada dalam mobil dan semuanya gelap. Tetapi sekarang? Aku berusaha memanggil Mamaku, tetapi dia tidak menengok.

"Mama...." Panggilku tetapi aku dilewatinya begitu saja. Aku tidak mengerti kenapa Mama mengabaikanku, padahal Mama tidak pernah mengabaikanku.

Aku mondar mandir disekitar Mama, namun tetap tidak digubris. Aku bertanya kenapa ini aneh. Aku tampak seperti tidak terlihat atau jangan-jangan aku memang tidak terlihat? Aku langsung memegang diriku sendiri dan aku bisa memegang diriku sendiri namun aku baru sadar bahwa aku tidak terlihat ketika seorang perawat melewatiku.

"Aku ini.....apa?" tanyaku pada diriku sendiri.

Aku melihat kamar yang dimasuki Mamaku dan aku melihat seorang wanita yang sangat mirip denganku, atau itu memang aku?

Aku langsung masuk ke kamar itu dengan menembus pintu, aku juga sedikit kaget dengan kebiasaan baruku yang menembus pintu. Aku mendekati tubuh itu, tubuh pucat dengan selang yang terpasang ditubuh itu dan detector detak jantung disebelahnya.

"Tante, maaf saya tidak bisa menjaga Anya dengan baik" kata Jason menenangkan Mamaku.

"Bukan salahmu nak Jason, ini memang sudah ditakdirkan seperti ini. Tante gak mau kehilangan Anya" jawab Mamaku sambil nangis sesenggukan.

"Saya akan jaga Anya disini tante, tante bisa pulang dan istirahat"

"Terimakasih nak Jason, kamu baik sekali. Setelah Anya bangun, Kalian harus segera menikah karena Anya sangat beruntung mendapatkan pacar sepertimu" kata Mamaku dan Jason memeluk Mamaku dengan hangat.

Ya, aku sangat ingat ketika jatuh cinta pertama kali oleh Jason. Dia dapat membuatku nyaman dan hangat dalam pelukannya. Walaupun terkadang ia menjengkelkan tetapi dia cinta pertamaku. Aku bertemu dengan Jason ketika aku SMA, kami satu SMA yang sama. Aku ketua OSIS dan dia ketua Basket, karena seringnya acara sekolahan membuat kami semakin dekat dan Jason akhirnya menyatakan cintanya kepadaku saat kita kelas 3 SMA.

"Tante titip Anya ya, nak Jason. Nanti malem tante balik kesini lagi" kata Mamaku dan ia meninggalkan Jason dan aku—tubuhku—berdua.

Aku melihat tubuhku yang lemas dengan selang dan kabel yang hampir terpasang di seluruh tubuhku dan aku juga melihat Jason yang sekarang sudah duduk di sofa yang berada di kamarku dan dia sibuk dengan handphone-nya. Aku yang tidak betah dengan keheningan ini langsung keluar dari kamarku dan aku menemukan berbagai macam bentuk makhluk yang selama ini tidak pernah aku pikir ada.

Ya, aku memang seorang yang penakut, walaupun banyak orang bilang aku cantik dengan badan tinggiku sekitar 180 cm dan badan model tetapi aku termasuk orang yang penakut. Malah hal itu sering sekali menjadi ledekan temanku.

"Memangnya orang cantik tidak boleh takut?" kataku dalam hati setiap teman-temanku mulai meledekiku. Toh aku tidak mengakui kalau diriku cantik.

Aku melihat sekitar, ada yang memiliki darah dimana-mana pada wajahnya, ada yang sudah rusak wajahnya, ada juga yang terlihat seperti manusia biasa bukan hantu. Aku yakin kalau aku berada di dunia tengah, antara hidup dan mati. Tetapi kenapa begini?

Aku duduk didepan kamarku, melihat orang-orang dan hantu tentunya yang lewat didepanku. Aku bahkan tidak berani melihat hantu-hantu itu, karena hantu rumah sakit memang menyeramkan. Aku berjanji tidak akan kembali kesini lagi jika aku sudah sadar. Ini mimpi terburukku.

KOMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang