Puzzle 21

3.1K 266 15
                                    

Aku terdiam melihat taman yang ada diluar jendela kamar rawatku. Sudah hampir sebulan aku berada dirumah sakit. Ingin sekali aku pulang ke rumah dan melanjutkan kembali aktivitasku seperti dulu. Tapi dokter Shema selalu melarangku untuk kembali ke rumah.

Dokter Shema selalu beralasan jika kesehatanku butuh pemulihan yang cukup lama, apalagi setelah aku terbaring 2 tahun lamanya. Aku melihat dengan tatapan kosong taman itu.

Tiba-tiba aku merasakan ada seseorang yang memandangiku, aku dapat merasakan angin yang berbeda berada di dekatku.

Apa ada hantu disini?—batinku.

Aku mulai menjauhkan pikiranku dari hal-hal seperti itu. Aku benar-benar takut jika aku harus bertemu hantu tepat didepan mataku.

"Andai kamu bisa lihat aku, An" ucap seseorang.

Aku langsung menyusuri pandanganku ke semua sudut ruang kamarku. Aku yakin kalau aku sedang sendiri. Ya, Mama sedang mengurus restoran keluarga kami dan Jason—aku tak pernah melihatnya semenjak aku membuka mata untuk pertama kali setelah 2 tahun tertidur—aku tidak tau dia dimana.

"Mungkin aku bisa membantumu....." lanjut suara itu.

Kali ini aku benar-benar sudah ketakutan, aku memutuskan untuk cepat-cepat turun dari kasurku dan menyeret tiang infusku. Aku berjalan cepat keluar dari ruanganku.

"Nona Anya, mau kemana?" tanya suster yang sedang berjaga.

"Hah.....saya mau jalan-jalan aja. Gapapa kan?" ucapku sedikit terbata-bata dan melihat ke belakang terus—memastikan tidak ada hantu yang mengikutiku.

"Nona Anya harus kembali ke kamar......" belum selesai suster berbicara, aku langsung memotongnya dengan cepat.

"Kenapa? Kan ini bisa jadi terapi saya buat otot-otot aku" ucapku terburu-buru sambil sedikit melotot.

Aku benar-benar takut hantu.

"Kondisi Nona Anya belum sepenuhnya pulih. Lebih baik Nona Anya kembali ke kamar dan mengikuti sesi terapi esok hari bersama dokter Shema. Mari saya antarkan....." jawab suster tersebut dan mulai menggandengku.

Aku langsung memegang tangan suster itu dan menahannya. Aku benar-benar harus memutar otakku untuk tidak masuk kamar sekarang. Aku yakin, pasti suara-suara itu masih ada di kamarku.

"Saya gak mau masuk sus, saya mau duduk di taman....." ucapku.

"Tapi Nona Anya......." kata suster terpotong karena tiba-tiba datang seorang pria yang sering sekali aku lihat dirumah sakit ini.

Siapa lagi kalo bukan sahabat dokter Shema—Kevin.

"Biar saya yang temani dia sus" ucap pria itu.

"Anda siapa?" tanya suster kebingungan.

"Saya sahabat dokter Shema, beliau sudah berpesan dengan saya untuk menemaninya hari ini jika Nona Anya mau berjalan-jalan" kata pria itu

Entah kenapa, kharisma pria itu benar-benar membuatku terpesona. Baru kali ini aku bertatapan langsung dengannya dan dia bisa membuatku terpesona dalam hitungan detik.

"Baiklah, saya tinggal dulu...." ucap suster itu dan langsung meninggalkan kami berdua di lorong.

Aku benar-benar merasa canggung dengannya sekarang.

KOMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang