Semua terasa sedikit canggung setelah ciuman itu. Beberapa hari kami selalu menghindar satu sama lain. Alhasil kita menjadi sedikit jarang bertemu.
Seperti sekarang, aku sedang diluar untuk menemui Mama-ku—ya Mamaku belum tau jika aku tinggal dengan Kevin dan Jason yang sedikit gila.
"Hey mum" sapaku sambil mencipika-cipiki kedua pipi Mamaku, lalu aku duduk di depannya.
"Mama udah pesan?" tanyaku.
"Udah, kamu langsung aja pesan"
"Baiklah...." aku langsung melihat-lihat menu yang disediakan, lalu memanggil pelayan di restaurant ini—restaurant milik keluargaku lebih tepatnya—dan memesan makanan dan minuman yang aku inginkan.
"Kamu jarang jenguk Mama ya sekarang" buka Mama.
"Ha? Hmm ya maaf Maa. Aku lagi butuh ketenangan akhir-akhir ini, banyak kejadian ajaib yang gak bisa aku cerna"
"Like what?" tanya Mama
"Yaa begitulah, nanti aku bakal cerita kalo sudah waktunya?"
"Wow, apa nih? Kamu mau menikah? Oke Mama tebak.....pasti Jason sudah melamarmu!" ucap Mama excited.
"Bukan begitu, Ma...."
"Lalu?"
"I think, hubunganku dengan Jason it's over"
"Kenapa?" tanya Mama lagi langsung menatapku tajam.
Aku terdiam cukup lama, menimbang-nimbang apakah aku harus memberitaukan Mama tentang hal ini atau tidak. Tetapi menutupi kejahatan busuk Jason juga membuatku dalam masalah jika dibiarkan.
"Jason ingin membunuhku" ceplosku.
Mama langsung berhenti dari kegiatannya bermain handphone dan langsung menatapku tak percaya.
"Kamu jangan bercanda deh. Dia cinta mati sama kamu"
"Mama tau dari mana kalo dia cinta mati sama aku? Jelas-jelas dia udah nyaris membuatku mati gara-gara kecelakaan itu" jelasku.
"Jadi kecelakaan itu...."
"Iya, semua gara-gara Jason. Dia selingkuh dari aku, Ma. Dan malam itu dia ngejar aku karena aku tau niat busuknya sama aku. Dia berprinsip jika dia tidak bisa memiliki aku, maka orang lain tidak boleh dan aku harus mati" jelasku.
Mamaku benar-benar terkejut mendengar ceritaku.
"Sudah kamu pastikan itu?"
"Jelas, Ma. Aku yang mengalaminya dan aku yang langsung mendengarnya. Bahkan beberapa hari yang lalu, dia juga nyaris membunuhku lagi dengan pisau"
"Ya tuhan! Lalu kamu bagaimana? Terluka?" Mama langsung panik dan memegang tubuhku untuk mengecek apakah aku baik-baik saja atau tidak.
"Aku baik-baik saja, Ma. Untung ada Kevin" lanjutku.
"Ohh! Nak Kevin temen kamu yang kuliah di luar negeri?"
"Hmm" aku menjawab dengan anggukan agar cepat. Toh aku juga tidak tau waktu itu Kevin berbohong sekolah di luar negeri atau tidak.
"Kamu jangan simpan masalah besar seperti ini sendiri. Kamu bisa cerita ke Mama. Sekarang hanya kamu yang Mama punya"
Aku mengangguk dan tersenyum lembut ke arah Mama, lalu tak berapa lama kemudian makananku dan Mama datang dan kami menyantap makanan itu dengan diselingi obrolan-obrolan kecil nan hangat yang sudah lama tak aku rasakan.
***
Sepulang dari restaurant, aku berdiam cukup lama di dalam kamar. Aku memikirkan tawaran yang Mama berikan kepadaku
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMA [COMPLETED]
ChickLitAnya Ardianti terbangun dalam keadaan yang tidak pernah bisa ia jelaskan, Anya hanya bisa mengingat serpihan ingatan dan tidak mengenali dunia ini. Anya menjelma menjadi roh yang hanya bisa terdiam dalam keabu-abuan dunia yang ia sendiri tidak menge...