Puzzle 29

3.1K 262 10
                                    

Aku duduk di ruang santai milik Kevin. Ruangan ini benar-benar familiar, apalagi dapur itu. Seakan aku ingin memasak di dapur itu, padahal aku baru kali ini ke rumah Kevin.

Tiba-tiba kepalaku mendadak pusing, dadaku terasa sakit, jantungku berdetak lebih cepat.

Ada apa denganku?—batinku.

Kevin datang dan langsung menyentuh bahuku.

"Kamu kenapa?" tanyanya dengan nada khawatir.

"Gak tau, aku ngerasa kayak ada sesuatu yang menggebu-gebu untuk masuk ke otakku. Dan ini sakit sekali" jawabku.

Kevin melihat sekelilingnya dan diam sejenak, aku masih berusaha menahan sakit kepalaku.

"Kamu istirahat aja dulu" katanya, lalu menuntunku menuju sebuah kamar di lantai 2 yang terletak tepat di depan kamar milik Kevin.

Ketika di buka pintu itu, ingatan itu semakin terasa. Aku pernah kesini. Pusing di kepalaku semakin terasa dan Kevin membantuku untuk berbaring di kasur ukuran besar yang ada di kamar itu, lalu ia memakaikan selimut untukku.

Aku memejamkan mata untuk meredakan sakit kepalaku ini dan tanpa sadar semakin lama aku semakin terlelap.



***

Aku merasa nyaman.

Entah kenapa, tetapi rasa ini sangat familiar.

"Aku mencintaimu, Anya...." bisik seseorang sambil membelai rambutku.

Ini sungguh membuatku benar-benar nyaman, dan aku seperti merasakan hal ini sebelumnya—batinku.

Aku membuka mata dan sekelilingku kosong, ya! Tidak ada siapa-siapa dikamar ini. Lalu barusan apa? Mimpi?

Benarkah? Apa senyata itu?

Aku turun menuju ruang santai, dan kosong. Kemana Kevin?

Aku berjalan perlahan menuju dapur. Aku memegang pelan meja dapur, kompor, dan beberapa peralatan dapur lainnya.

Sudah sangat lama.

Ya, sudah sangat lama aku tidak memasak lagi. Setiap aku memasak, aku jadi teringat permintaan Papa yang belum terpenuhi dan itu membuat hatiku sakit.

Aku terdiam cukup lama sambil berpikir mengenai ucapan Kevin. Ia mengatakan aku telah menjadi roh dan dia menolongku, bahkan aku memasak saat aku menjadi roh.

Apa itu masuk akal?

Aku tak habis pikir dengan apa yang terjadi. Selama aku hidup setelah kematian Papaku, aku benar-benar menjauhi dapur. Tapi dia mengatakan bahwa saat aku menjadi roh, aku memasak untuknya?

Aku pikir, dia benar-benar tidak masuk akal.

Aku benar-benar tenggelam dalam pikiranku sendiri, hingga aku tanpa sadar melakukan sesuatu kegiatan yang sudah lama aku tinggalkan—memasak.

"Apa yang aku lakuin?" tanyaku pada diriku sendiri.

Tiba-tiba gadis cantik—Fika—itu muncul tepat di sampingku.

"Ahh mengagetkan!! Bisa gak sih jangan nongol tiba-tiba gitu" omelku.

Dia hanya cengengesan.

"Kamu ngapain? Masak?" tanya Fika

Aku masih terdiam dan entah kenapa aku melakukan hal ini, tapi aku cukup nyaman dengan kegiatan ini—memasak.

"Heh, jangan ngelamun. Nanti kesurupan loh" goda Fika.

KOMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang