Aku merasa ada yang tidak beres dengan ingatan dan hatiku yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Setiap hari, aku selalu berpikir keras tentang Kevin. Aku yakin jika pernah bertemu dengan Kevin sebelumnya, tetapi setiap temanku yang mulai datang menjengukku—semenjak aku sadar—tidak ada yang mengenal Kevin.
Ya, mereka sebenarnya mengenal Kevin tetapi sebagai pria idaman se-Jogja yang sangat di idam-idamkan kaum hawa. Aku melihat Mama yang tengah sibuk merangkai bunga kesukaanku. Bunga mawar berwarna orange.
"Ma...." panggilku pelan
Mama yang awalnya sibuk dengan merangkai bunga, langsung mengalihkan pandangannya ke aku.
"Kenapa, sayang?"
"Anya punya temen namanya Kevin gak sih ma?"
"Kevin? Hmmm.....kayaknya namanya gak asing deh" ucap Mama sambil berpikir.
Lama terdiam, tiba-tiba Mama mengingat sesuatu hal tentang Kevin "Ah....Mama pernah ketemu nak Kevin. Dulu waktu kamu masih koma, dia beberapa kali dateng kesini buat jengukin kamu. Kadang dia datang bawa sesuatu, kadang cuman berdiri di dalam kamar kamu sambil ngelihat ke arah kamu terus" cerita Mama.
Aku terdiam cukup lama sambil berpikir. Siapa sebenarnya Kevin? Kenapa dia mengetahui aku tetapi aku tidak mengenalnya sama sekali.
"Dia juga bilang kalo dia teman kamu yang tinggal diluar negeri" lanjut Mama.
"Luar negeri?"
Mama menjawabnya dengan anggukan.
Aku benar-benar penasaran, siapa Kevin sebenarnya dan kenapa dia bersikap seakan mengenalku padahal kami tidak pernah bertemu sebelumnya.
***
Hari ini aku benar-benar menunggu kedatangan Kevin. Aku benar-benar penasaran apa yang akan dia lakukan dan apa yang akan dia katakan ketika aku menanyakan hal itu.
Cukup lama aku menunggunya, tetapi dia tak kunjung datang. Aku memegang kartu nama yang ia berikan beberapa hari yang lalu. Aku hanya memandanginya sambil menimbang-nimbang apakah aku harus menghubunginya dahulu atau tetap menunggu.
"Dicoba dulu deh, kalo enggak mana tau dia sibuk atau enggak" gumamku, lalu aku menekan nomor Kevin.
Baru saja aku mau menekan tombol telepon, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarku dan seketika pandanganku teralihkan.
"Ya? Masuk" ucapku, lalu masuk Jason—pacarku. "OH MY GOD! Kemana aja kamu selama ini Jason?" teriakku sebal. Jelas aku harus mendengarkan alasan kenapa ia hanya sekali menjengukku saat aku terbangun dan hanya menanyakan hal yang tidak terlalu penting.
"Hi..." ucapnya aneh—seperti lebih dingin dan mencurigakan.
Aku mengangkat satu alisku, aku ingin sekali menyindir caranya menyapaku. Aneh dan benar-benar bukan seperti Jason. Entah dia yang berubah atau aku yang tidak mengenalinya lagi setelah tertidur 2 tahun lamanya.
"Are you okay, Jason? I think you need a rest" ucapku, lalu Jason mendekat ke arahku dan memegang tanganku dengan genggaman yang sangat kuat dan menyakitkan.
"AWW" teriakku karena aku tidak bisa lagi menahan rasa sakit yang dihasilkan oleh genggaman tangan Jason.
Dia hanya memandangiku—aku merasa semakin aneh dengan sikapnya—tanpa berkata-kata. Aku tidak tau kenapa pria ini berubah 180 derajat. Apa aku melakukan kesalahan? Atau aku masuk rumah sakit hingga koma karena aku melakukan sesuatu kesalahan yang membuat Jason bersikap seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMA [COMPLETED]
ChickLitAnya Ardianti terbangun dalam keadaan yang tidak pernah bisa ia jelaskan, Anya hanya bisa mengingat serpihan ingatan dan tidak mengenali dunia ini. Anya menjelma menjadi roh yang hanya bisa terdiam dalam keabu-abuan dunia yang ia sendiri tidak menge...