Puzzle 18

3.2K 276 4
                                    


Semenjak aku mengetahui fakta itu dan kembalinya Fika denganku, aku sempat mengajak Fika untuk tinggal bersamaku dengan Kevin. Tetapi Fika menolaknya karena dia tahu jika Kevin akan sangat membenci hal itu.

Ya, itu memang benar. Tetapi kayaknya Kevin akan sedikit melunak jika tau kalo Fika mengetahui kunciku untuk kembali ketubuhku—sepertinya.

Semenjak itu pula, aku lebih sering ke rumah sakit dan berani keluar dari zona nyamanku—rumah Kevin—tanpa sepengetahuan Kevin. Aku juga mulai sedikit merasakan sesuatu hal yang aneh pada diri Kevin.

Dia sering pulang lebih awal.

Alhasil aku harus berusaha pulang lebih awal lagi sebelum dia pulang. Karena selama aku pergi ke rumah sakit, aku tidak pernah ketangkap basah. Kevin memang melarangku ke rumah sakit, entah kenapa alasannya menyuruhku untuk tidak kesana. Padahal tubuh nyataku ada dirumah sakit itu, tetapi dia malah menahan arwahku yang tidak bisa melakukan aktivitas seperti manusia lainnya.

"Kamu kenapa masih bertahan dengan manusia itu?" tanya Fika tiba-tiba.

Aku melihat ke arahnya yang sedang duduk santai dibangku taman yang dulu menjadi tempat favorit kita berdua.

"Hmm....entahlah" ucapku sambil mengangkat sedikit bahuku.

"Setelah dengar cerita kamu tadi, seharusnya kamu sudah pergi meninggalkan dia dan kamu berusaha keras di rumah sakit aja" ucapnya.

Aku berpikir cukup lama karena ucapan Fika. Memang benar, tetapi aku sebenarnya punya alasan kenapa aku masih bersama Kevin walaupun aku tau siapa yang membunuhku dan seharusnya aku sudah bisa kembali ke tubuhku karena aku sudah dapat merasakan hangatnya benda-benda disekitarku.

Aku tersenyum ke arah Fika.

"Aku punya alasan sebenarnya kenapa aku masih dengannya" ucapku pelan.

Dia melihat ke arahku sambil mengangkat satu alisnya.

"Aku suka sama dia. Aku gak tau kapan tepatnya perasaan itu muncul" kataku sambil sedikit membayangkan kenanganku dengan Kevin.

"Kamu tidak seharusnya punya perasaan ini An. Kamu tau kan maksud aku?" ucap Fika.

"Iya Fik, aku tau. Aku juga berusaha keras buat gak suka sama dia. Tapi selama kamu gak ada, dia benar-benar membantuku dan hampir semua ingatanku kembali berkat dia. Walaupun sekarang aku hanya perlu mengingat bagaimana kecelakaan itu terjadi dan aku bisa kembali ke tubuhku"

"Kamu harus cepat-cepat pergi dari dia, An. Sebelum terlambat" kata Fika lagi dan hal itu benar-benar membuatku sedikit sedih. Ya, emang tidak seharusnya seorang roh abu-abu sepertiku mempunyai perasaan kepada manusia seperti Kevin.

"Aku tau Fik. Kasih aku waktu sampai aku bisa mengingat kecelakaan itu. Setelah itu aku akan pergi dari hidup dia. Walaupun aku gak bisa mengingatnya lagi saat aku kembali ke tubuhku, aku ingin roh ini yang menyimpannya" ucapku pelan.

Ya, roh sepertiku hanya memiliki memori sementara yang nantinya akan disimpan di dalam alam bawah sadar dan ingatan paling terpendam. Saat aku bangun sebagai manusia, aku benar-benar tidak akan mengingat apapun yang pernah aku alami di dunia roh. Karena itu hanyalah mimpi yang tidak pernah aku ingat saat aku berwujud sebagai manusia.

Makanya, aku ingin roh ini dapat merasakan perasaan ini untuk terakhir kalinya sebelum aku tidak mengingat apapun lagi.

Kevin?

KOMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang