Aku terbangun di pagi hari. Dan baru sekarang aku bisa merasakan diriku lebih fresh dari sebelumnya. Aku melihat sekitar, ya aku masih tidur di posisi sebelumnya yaitu di ruang televisi. Aku tak melihat tanda-tanda kehadiran Kevin, kemudian aku melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi.
"Kenapa dia belum pulang ya?" gumamku
Kemudian aku berinisiatif untuk berkeliling di dalam rumah lagi. Rumah Kevin cukup besar untuk ditinggali Kevin seorang diri, saat aku datang aku belum sempat memperhatikan detail-detail yang ada dirumah Kevin. Bahkan dikamarku sendiri pun aku tidak memperhatikan ada apa saja disana.
Aku mulai berjalan menyusuri tangga yang terbuat dari kaca dengan gagang besi ringan untuk pegangannya. Rumah Kevin sungguh minimalis ternyata setelah aku perhatikan. Rumahnya juga memiliki halaman yang cukup luas dan pemandangan yang indah. Ah aku sangat betah ketika melihat pemandangan itu dari atap rumahnya.
Tibalah aku di depan kamar Kevin. Waktu itu aku berusaha masuk ke dalam kamar itu karena ingin memanggil Kevin untuk makan bersama. Dan sekarang tiba-tiba aku ingin sekali masuk kesana untuk melihat-lihat seperti apa Kevin sebenarnya. Sudah sebulan aku tinggal dengannya tetapi aku tidak tau pasti seperti apa pria yang tinggal dirumah ini.
Setelah berpikir cukup panjang, akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke kamar Kevin. Toh hanya melihat-lihat sebentar tidak ada salahnya. Kevin juga belum datang jadi tidak masalah.
"Kev, aku izin masuk yaaa" ucapku pelan lalu aku menembus pintu kamar Kevin.
Masih sama dengan terakhir aku melihatnya, kamar pria ini sangat rapi namun sedikit kurang cahaya. Gorden berwarna cream itu sedikit tertutup dan aku langsung membukanya agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam kamar Kevin.
"Nah kalo gini kan enak dilihatnya jadi cerah" ucapku. Aku berjalan pelan menyusuri meja-meja yang ada di kamar Kevin. Kamarnya cukup luas, ada ruang kerjanya dan tempat tidur berukuran besar. Banyak juga rak-rak buku yang berisikan buku-buku tentang management, bisnis, dan majalah tentang bisnis. Rata-rata buku itu berbahasa inggris. Terlihat dari judul yang sekilas aku baca dari samping bukunya.
"Wahhh dia pinter juga ya ternyata, apa dia udah baca semua ini?" kataku sambil melihat buku-buku yang tersusun rapi disana.
Dan pandanganku terhenti pada satu figura berisikan foto. Foto keluarga Kevin. Dari dulu sampai sekarang sebenarnya banyak yang ingin aku tanyakan kepada Kevin, terutama tentang keluarganya dan kenapa dia sendiri disini. Tetapi dari awal dia sudah menutup diri dan aku tidak berani memaksanya untuk membuka diri, yang ada dia marah sama aku seperti dulu saat aku gak sengaja masuk kamarnya.
Lama aku melamun dalam pikiranku sendiri, tiba-tiba aku mendengar suara pintu terbuka. Dengan cepat aku langsung keluar dari kamar Kevin dan pindah ke kamarku.
"Duhh pasti itu Kevin. Aku harus gimana nihh?" gumamku panik sambil mondar-mandir di depan ranjangku.
Aku melirik tempat tidurku.
"Ahh aku tau!" kataku lalu langsung cepat-cepat naik ke kasurku dan pura-pura memejamkan mata. "Semoga gak ketauan kalo aku habis dari kamarnya" batinku. Jujur aku sangat ketakutan, takut Kevin tau jika aku masuk ke kamarnya dan dia jadi marah denganku lalu dia tidak mau membantuku lagi.
Terdengar suara langkah kaki seperti menaiki anak tangga satu demi satu. Entah kenapa tiba-tiba aku merasakan jantungku berdetak sangat cepat. Aku dapat merasakannya dengan sangat jelas setelah sekian lama aku menjadi roh. Padahal selama ini hanya samar-samar aku merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMA [COMPLETED]
ChickLitAnya Ardianti terbangun dalam keadaan yang tidak pernah bisa ia jelaskan, Anya hanya bisa mengingat serpihan ingatan dan tidak mengenali dunia ini. Anya menjelma menjadi roh yang hanya bisa terdiam dalam keabu-abuan dunia yang ia sendiri tidak menge...