Puzzle 13

3.4K 262 6
                                    

Sudah 3 hari Kevin hanya diam tanpa mengajakku berbicara. Aku jadi merasa bersalah telah menanyakan hal yang sepertinya sangat sensitif untuk Kevin. Tak seharusnya aku menanyakan hal itu. Setiap hari aku selalu meruntuki diriku yang bodoh ini.

"Hmmm....Kevin" kataku sambil mendekatinya yang sedang sibuk dengan laptopnya di ruang televisi.

Dia melihatku sekilas lalu kembali menatap laptopnya lagi.

"Kev....maafin aku kalo emang pertanyaanku beberapa hari yang lalu emang menyinggung perasaan kamu" kataku sambil menundukkan kepala.

Dia masih tidak melihat kearahku.

"Kev, serius. Aku menyesal banget nih. Janji deh gak akan nanya-nanya lagi" kataku dengan nada memelas.

Dia berhenti melakukan kegiatannya di laptop itu lalu melihat kearahku cukup lama. Aku sendiri tiba-tiba menjadi sedikit salah tingkah karena tatapan mata Kevin.

"Sorry, An. Bukan maksudku buat ngediemin kamu. Aku cuman bingung aja dari mana aku harus jelasin apa yang kamu tanyain. Makanya selama ini lebih baik aku diam aja dulu dan mikirin gimana caranya nyampein jawaban itu ke kamu. Maaf kalo kamu jadi salah paham" katanya sedikit melunak.

Aku diam melihat wajah Kevin yang hangat.

Dia menerawang, diam cukup lama dan akhirnya dia membuka pembicaraan lagi.

"Kedua orang tua aku udah meninggal waktu aku umur 6 tahun. Mereka kecelakaan pesawat bersama denganku waktu itu. Aku selamat. Tapi mereka enggak....." katanya sedikit menggantung dan menyunggingkan sedikit senyum pilu.

"Aku sempet gak inget apa-apa sampai umurku 10 tahun. Bahkan selama 4 tahun itu aku masih ngerasa kalo orang tua aku masih hidup. Padahal setiap hari yang aku ajak interaksi adalah hantu mereka. Karena kebiasaanku itu, Bibi dan Pamanku menaruhku dirumah tersendiri, mereka selalu mengunjungiku setiap hari untuk menyiapkan makanan atau yang lainnya......" ceritanya sedikit demi sedikit.

Aku dapat melihat tatapannya yang sedih. Pantas saja beberapa hari yang lalu tatapannya sangat menyeramkan saat aku menanyakan tentang keluarganya.

"Setelah aku berumur 10 tahun, aku baru sadar kalo selama ini mereka sudah meninggal. Tetapi sebelum orang tuaku benar-benar pergi, mereka berpesan kalo aku gak boleh jadi laki-laki yang lemah, aku harus cerdas, kuat, tahan banting, dan kalo ada hantu yang mendekatiku berusahalah tidak melihatnya" lanjut Kevin.

Aku mendengarkan cerita itu dengan seksama.

Pantas saja dia mencuekkan aku sampai ingin mati rasanya.

Dia menghela nafas panjang dan terdapat jeda yang cukup panjang.

"Orang tuaku juga bilang untuk terakhir kalinya kalo ketika aku umr 17 tahun, perusahaan Papaku bakal jatuh ke tanganku. Dan ternyata bener. 7 tahun aku belajar keras dan perusahaan itu jatuh ketanganku" jelasnya sambil menerawang.

Ahhh pantas saja diumurnya dia yang masih terbilang muda ini, dia bisa jadi CEO perusahaan terkenal dan memiliki harta yang melimpah.

Dalam hati aku merasa sedih mendengar ceritanya, pantas saja dia menutup rapat-rapat cerita keluarganya. Ternyata dibalik seorang Kevin yang misterius, dingin dan datar itu terdapat cerita yang pilu. Aku merasa menyesal telah menanyakan pertanyaan itu dan malah membuka luka lama Kevin.

"Maaf Kev, pertanyaanku malah jadi membuka luka lama kamu" ucapku.

Dia melihat kearahku.

KOMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang