Puzzle 7

3.8K 268 4
                                    

Malam semakin menyeramkan, dan aku masih menenggelamkan mukaku dalam tekukan lututku. Aku mulai terisak namun aku sudah tidak memiliki tenaga untuk sekedar mengeluarkan air mata. Semenjak menjadi roh sepertinya aku menjadi sangat penakut karena hampir setiap hari aku melihat hantu yang menyeramkan.

Tiba-tiba ada tangan menyentuh pundakku dan dengan kasarnya berusaha membalikkan tubuhku kearahnya. Aku hanya berusaha menahan gerakan itu namun sepertinya tenaganya sangat kuat dan aku memejamkan mata.

"Heh. Melek lo" kata seorang cowok dengan suara berat yang aku kenal.

Aku membuka mataku dan benar ternyata dia Kevin. Aku langsung memeluk Kevin, dan sudah dipastikan dia tidak membalas pelukanku. Sepertinya dia kaget karena responku yang menurut dia berlebihan. Tapi aku tidak peduli, karena aku senang Kevin menemukanku.

"Kamu kenapa sih?" tanya Kevin heran.

Aku menggelengkan kepalaku tanpa berkata lalu aku mendongkakkan kepalaku keatas dan melihat wajah Kevin, memastikan kalau memang orang yang aku peluk ini adalah Kevin Adhyasta.

"Aku laper" kataku lalu dia hanya menyunggingkan senyumnya, lalu ia mulai berjalan menuju rumahnya dan aku mengikutinya dari belakang.

"Kok kamu bisa nemuin aku sih?" tanyaku sambil berjalan disampingnya.

Kevin tidak menjawab, lalu tiba-tiba dia berbelok dan aku baru sadar kalau ternyata aku hanya tersesat dibelakang rumah Kevin. Pantas saja dia sangat biasa ketika melihatku dan kaget dengan responku saat dia menemukanku.

"Makanya kalo keluar itu dipikir dulu" katanya yang mulai sibuk dengan makanan-makanan di dapurnya. Aku hanya bisa melihatnya memasak sambil cemberut. Jujur aku memang malu saat tau bahwa nyatanya aku hanya tersesat dirumah belakang Kevin yang memang memiliki ruang gelap seperti lorong gang.

Ketika Kevin memasak, aku baru menyadari jika dia cukup mempesona. Tetapi ketika aku mengingat sikap galaknya, aku langsung menghilangkan pikiranku tentang pesonanya saat memasak.

"Nih makan" katanya, dan aku langsung bisa memegang peralatan makanan itu. Ya aku juga bingung sebenarnya dengan sistem duniaku ini. Untuk makan, aku selalu bisa memegang benda padat walaupun jika orang awam melihat benda itu tidak akan bergerak.

"Makasih makanannya" jawabku lalu aku lahap memakan makanan yang disiapkan oleh Kevin. Baru pertama kali semenjak aku mulai tinggal dengan Kevin, cowok ini memasakkan makanan untukku dan ternyata masakannya memang enak.

"Santai aja kali makannya, keselek lu nanti" celetuknya. Memang sih aku terlihat sangat buru-buru saat makan. Karena aku sudah menahan lapar sejak aku Kevin pergi ke kantor.

"Toh aku gak bisa keselek Kev, kan aku roh" jawabku sambil terus makan. "Btw, enak banget sih. Kamu belajar masak darimana?" tanyaku.

"Kepo banget sih lo" jawabnya jutek lalu ia duduk disofa depan TV. Aku kaget dengan jawabannya yang sangat mengesalkan. Kevin tidak pernah baik denganku semenjak aku tinggal dengannya.

***

Semenjak kejadian kemarin, aku benar-benar tidak ingin jauh-jauh dari Kevin. Seperti sekarang, Kevin sedang rapat dan aku benar-benar mengikutinya. Walaupun dia sangat melarangku untuk masuk keruangan rapat. Kalau kata dia sih...

"Kamu ganggu konsentrasi aku tau. Tunggu diluar atau kamu aku balikin ke rumah sakit" ucapnya dengan dingin.

Dan aku langsung menuruti kata-katanya. Karena apa yang dikatakan Kevin terkadang memang benar-benar dia lakukan. Aku tidak ingin kembali ke rumah sakit.

KOMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang