Puzzle 11

3.4K 275 7
                                    

"JADI INI KAMU YANG ASLI?" bentakku dengan keras. Pria yang ada didepanku kini hanya tersenyum jahat, tidak seperti pria yang aku kenal sebelumnya.

"Sekarang kamu udah tau kan? Jadi aku gak perlu akting lagi" katanya kejam.

Aku berusaha menahan air mataku dan tiba-tiba semua tidak jelas dan suara keras memenuhi telingaku. Darah. Pecahan kaca.

"AAARRRGHHH!!!!" teriakku kencang dengan nafas memburu dan keringat yang banyak. Aku melihat sekitar dan aku masih berada dikamar. Aku tidak mengerti kenapa aku bermimpi seperti itu.

Selama aku menjadi roh, baru kali ini aku mengalami mimpi yang aneh dan rasanya sangat nyata. Sakit. Tetapi kenapa wajah pria itu tidak terlihat? Samar-samar. Aku berusaha mengingat itu, tetapi malah membuat kapalaku sangat sakit.

Pintu kamarku terbuka dan muncul Kevin dari balik pintu.

"Kenapa An?" tanyanya bingung dan ia mendekatiku. "Kamu mimpi buruk? Emang roh bisa bermimpi?" lanjutnya.

"Entahlah aku juga bingung kenapa aku bisa bermimpi, dan rasanya nyata banget. Darah. Sakit dibagian kepala" kataku mengingat bagian tubuhku yang sakit.

"Yaudah kamu balik tidur aja atau kalo kamu gak bisa tidur kamu jalan-jalan aja. Asal gak keluar rumah, aku gak mau nyari roh pagi-pagi buta" jelasnya lalu dia keluar dari kamarku.

"Apa itu tadi? Kenangan? Sebelum kecelakaan kah? Tapi siapa pria itu?" tanyaku pada diri sendiri. Aku mencoba untuk menaruh kepalaku di bantal lagi dan memejamkan mata, lalu aku mulai terlelap.

Baru kali ini aku merasa tidak segar, badanku masih dapat merasakan sakit yang aku alami saat bermimpi. Sakit di hatiku juga seperti masih sangat segar. Tapi aku tidak mengerti kenapa aku bermimpi seperti itu. Aku duduk melamun di ayunan yang berada ditaman rumah Kevin.

"Anya, aku mau pergi kerja. Kayaknya pulang malem. Kamu mau ikut aku atau dirumah?" tanya Kevin sambil membenarkan dasinya.

Aku melihat Kevin dengan wajah lelah tanpa berkata-kata. Dan sepertinya Kevin sadar ada yang aneh dengan diriku.

"Anya, kamu kok pucet?" tanyanya sambil mengernyittkan dahinya dan mendekatiku. "Badanmu panas. Biasanya kalo kamu gini gimana?" tanyanya bingung.

Aku melihat perubahan muka Kevin yang biasanya dingin ke aku, sekarang dia sedikit lebih melunak dan perhatian denganku. Aku masih terdiam dan aku mengangkat bahuku tanda aku tidak tau, karena hal seperti ini baru sekarang terjadi.

"Lagian kita juga gak bisa bawa kamu kerumah sakit dan gak ada dokter khusus roh" kata Kevin seakan berfikir serius, aku menahan senyumku dengan lemas.

"Udahlah Kev, kan aku udah beberapa kali kayak gini. Paling nanti malem udah mendingan. Kamu berangkat kerja aja. Aku mau istirahat dirumah aja" kataku sambil tersenyum.

"Oke, oh iya. Nanti siang ada pembantu datang. Biasanya dia ngisi bahan makanan di kulkas dan bersih-bersih. Jangan kamu ganggu ya"

Aku mengacungkan jempolku dan tersenyum lemah. Kevin mengacak-acak rambutku dan pamit pergi ke kantor. Aku merasakan sesuatu yang hangat semakin hari dan aku suka.

***

Malam semakin larut dan memang benar kata Kevin jika ia pulang malam. Aku sudah menyiapkan makan malam untuknya dan aku sedikit merasa sangat lelah dari biasanya. Mungkin memang karena mimpi itu menguras seluruh energiku, aku berharap ini tidak memakan waktu terlalu lama.

KOMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang