part 17

356 21 2
                                    

Mulmed diatas ceritanya mereka lagi tatapan gitu. Perhatiin mata eza. Begitu teduhnya mandangin yasmin.

Happy reading;)


Typo bertebaran:)

Eza

Pagi hari ini eza datang ke sekolah jam 07.30. Ia sudah terlambat 30 menit. Tapi eza berjalan santai menyusuri koridor untuk ke kelasnya. Namun langkahnya terhenti, karena ada seseorang yang menepuk pundak nya dari belakang.

Eza membalikan badan ke belakang. Tepat saat itu, wanita mungil dengan rambut panjang pirang, tersenyum manis ke arahnya. Namun eza hanya menatapnya dingin, padahal hatinya begitu bahagia melihat senyum yang terukir jelas disudut bibir wanita mungil itu. Tapi ia mencoba tak memperlihatkan kebahagian atas senyuman itu.

"Hai."sapa yasmin dengan senyuman manisnya.

Eza hanya menatapnya dingin. Ia enggan untuk menjawab, entah mengapa. Bayangan saat ia melihat yasmin dan zidan saat berpelukan terlintas di benaknya. Dan itu berhasil membuat hatinya sakit. Jadi wajar jika ia bersikap dingin kepada yasmin. Tapi tunggu. Ia juga harus tahu diri, tak ada hak untuk cemburu atau marah kepada wanita mungil itu.

Yasmin menatap eza bingung. Mengapa pria ini menjadi dingin sekali. Apa salahnya, Saat ke toko buku, ia tak memasang wajah seperti saat ini.

Eza menaikkan sebelah alisnya. Lalu ia balik badan membelakangi yasmin. Saat eza akan melangkah meninggalkan gadis itu. Yasmin menahan eza dengan menggenggam tangan kanan eza.

Eza membalikan badannya kebelakang lagi. Ia menatap yasmin dengan tatapan dingin, dan membuat yasmin membeku karena tatapan itu.

Yasmin menundukan kepalanya. Ia tak bisa menatap mata hijau itu, mata yang menatapnya begitu dingin.

Yasmin menarik nafas dan buang. Ia nekat untuk menanyakan apa yang terjadi, dan membuatnya menatap ia begitu dingin.

"Lo kenapa."tanya yasmin memberanikan diri. Tapi ia tak berani untuk menatap mata hijau milik eza.

Eza tak merespon.

Membuat yasmin menghembuskan nafas berat."gue punya salah yah, sama lo? Kalo boleh tau. Apa salah gue za."ucapnya dan membuat matanya memanas.

"Maksud lo."ucap eza datar.

Yasmin mendongakkan wajahnya, ia menatap eza dengan berkaca-kaca. Entah mengapa hatinya sesak, saat eza bersikap dingin kepadanya. Dan mengapa ia ingin menangis cuma gara-gara hal kecil seperti ini. Padahal ia tahu sifat eza yang cuek, tapi mengapa ini tak dapat ia artikan.

Eza mengerutkan keningnya. Mengapa mata wanita mungil itu berkaca-kaca, apakah ia keterlaluan sudah bersikap dingin kepada wanita mungil dihadapannya saat ini.

Eza melepaskan genggaman tangan yasmin. Dan membuat yasmin menatapnya iba.

"Jangan nangis jelek."ledeknya sambil menangkup kedua pipi yasmin. Dan mengelus lembut pipi yasmin.

Yasmin hanya menatapnya dengan air mata yang berderai.'gue tahu, ini lebay.'batinnya.

"Udah dong. Ko malah beneran nangis."ucap eza dengan nada yang begitu lembut dengan raut wajah khawatir. Ia menghapus air mata yasmin dengan kedua tangannya.

"Maaf yah."ucap yasmin

"Untuk."eza menaiki sebelah alisnya. Eza menurunkan tangannya dari kedua pipi tembem milik yasmin.

"Maaf. Gue tahu ini lebay banget. Tapi, entah mengapa gue pengen nangis pas lo cuekin gue."lirihnya sambil menundukan kepala.

Eza mendongakkan wajah yasmin yang tertunduk. Ia menatap iris mata hitam yang berlinang air mata.

"Will You Be My Girlfriend"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang