Happy reading...Typo bertebaran...
Di pagi hari yang cerah ini. Yasmin dan bella sedang memasukan pakaian eza kedalam tas. Hari minggu ini eza sudah diperbolehkan pulang kerumah. Namun eza malah sibuk memainkan game diponselnya. Mulai hari ini sifatnya kembali menjadi eza yang cuek. Padahal sahabat-sahabatnya terus mengganggu eza. Tapi pria itu tetap fokus pada ponselnya.
"Cape gue, ngambil ponsel lo." may mendesah pasrah.
"Arghhh. Bisa nggak sih? Kamu nggak cuekkin aku." ucap dani dramatis sambil mengacak rambut.
Brian dan hilal hanya terkekeh geli melihat kedua sahabatnya yang kini sedang frustasi.
Eza hanya tersenyum tipis lalu ia memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.
Eza melirik may dan dani secara berganti."sorry, abis gue udah ketinggalan jauh buat ngejar level."
May dan dani hanya memutarkan kedua bola matanya malas.
"Emang lo main apaan sih? Sampe lo segitu khusunya." tanya may dengan wajah sedikit kesal.
"Gue main game 'hay day'."ucap eza enteng. Sambil melenggang manis kearah ibunya.
" WHAT."ucap dani dan may bersamaan.
Dani menggelengkan kepalanya."nggak habis pikir gue."
"Gue kira lo main game apa gitu? Eh tahunya cuma berkebun doang." ucap may kesal.
Sedangkan brin dan hilal tertawa renyah dan puas mentertawakan kedua sahabat idotnya.
"Ibu, bang carlo kemana?" tanya eza sambil duduk disisi tempat tidur rawatnya.
"Abang tadi pulang dulu jagain nayla." jawab bella sambil memasukkan baju eza kedalam tas.
Eza hanya manggut-manggut saja. Lalu ia melirik kearah yasmin yang sedang menguncir rambutnya. Tak sengaja eza menangkap pemandangan indah saat itu. Yasmin begitu manis dan cantik yah ternyata. Senyum eza selalu terbit jika milihat objek yang satu ini. Jujur selama ia sakit obat yang paling ampuh untuk menyembuhkannya itu. Yah hanya yasmin, gadis itu obat segalanya bagi eza.
Yasmin sebenarnya menyadari bahwa eza sedang memandangnya. Mengapa yasmin tahu? Karena yasmin melihat melalui ekor matanya. "Ah pria yang satu ini benar-benar selalu membuatku sakit jantung seketika." gumam yasmin sambil menyembunyikan rona merah dikedua pipi tembemnya itu.
Eza tersenyum simpul ia tahu bahwa yasmin menyadari bahwa dirinya itu memerhatikan yasmin yang sedang menguncir rambut panjang. Lihat saja, rona merah dipipinya begitu malu-malu untuk muncul. Eza yakin, gadis itu pasti sedang berusaha untuk menyembunyikan rona merah dipipinya itu. Eza begitu gemas melihatnya. Rasanya eza ingin mencubit kedua pipi tembem itu. Eza akhir-akhir ini memang senang menggoda gadis mungil itu.
"Oke semuanya udah siap." ucap bella sambil membawa tas tersebut.
"Udah tante." ucap hilal.
"Iya udah, yaudah sekarang kita keparkiran yah. Kita langsung pulang soalnya tante udah mengurusi pembayaran rumah sakit." ucap bella.
"Sini tan, biar saya aja yang bawa tasnya." ucap hilal sambil mengambil tas dari tangan ibu eza.
"Aduh jadi nggak enak nih tante."
"Ah enak-enakin aja tan." samber dani dan membuat orang yang berada diruang rawat eza terkekeh.
"Yeh nyamber aja lo biji badak." ledek may sambil menoyor kepala dani.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Will You Be My Girlfriend"
Teen Fiction(BELUM DIREVISI) Hai nama gue eza naufal reytama fernadez, gue punya my first love yang gue suka, sejak gue masuk sekolah di SMA trisakti. cewek yang gue suka bernama yasmin kayla putri rios. dia sosok wanita yang nyebelin bagi gue, namun dia bisa...