Happy reading...Typo bertebaran...
Saat kejadian ditribun itu membuat Yasmin semakin tak karuan malam ini. Ia terus mencoba mencari kebohongan dari mata indah itu. Tapi ia tidak menemukan kebohongan disana. Ia hanya merasakan tulusnya tatapan itu, begitu lembutnya manik mata indah itu saat menatapnya dalam-dalam.
"Arghhhh!"teriak Yasmin frustasi sambil mengacak rambutnya.
"Yas are you okey."Naura terus memperhatikan sahabatnya yang sedang kacau. Lihatlah sahabatnya begitu memprihatinkan kaadannya. Dengan rambut acak-acakkan dan baju sekolah yang belum sempat ia ganti. Karena saat sampai dikamarnya ia terus menangis dan menyesal. Dan dirinya pun tak henti-henti memaki dirinya sendiri. Bahwa dirinya bener-benar bodoh.
"Yas?"ucap Naura sambil mengelus lembut rambut panjang Yasmin.
Yasmin masih terus terisak. Kepalanya ia senderkan pada bahu Naura sahabatnya.
"Udah yah yas lo jangan nangis terus dong. Kan gue jadi ikutan sedih liatnya."
Yasmin tak menanggapi apa yang dikatakan Naura. Kini pikirannya sedang merantau kemana-mana. Kejadian itu terus terputar dari pikirannya. Dimana saat ia mendorong Eza agar menjauh darinya. Melerai pelukan Eza, lalu mencampakan Eza dan pergi begitu saja dari hadapannya. Jujur dirinya begitu kejam dan salah. Dan Yasmin merasa sangat yakin laki-laki itu akan membencinya dan kemungkinan Eza akan menghindar dan menjauh darinya. Ini benar-benar sangat membuat Yasmin terpukul, dimana ia harus membodohi dirinya sendiri. Terlalu menjadi seorang pengecut dan egois. Dirinya memang tidak ingin tertipu seperti apa yang ia alami dimasalalunya. Apakah ini suatu hal yang salah? Apa tindakannya kepada Eza begitu sangat salah?
"Yas?"
Yasmin tersadar dari lamunannya saat Naura mengibaskan tangannya didepan wajahnya. Yasmin kini mengakat kepalanya yang bersender dibahu Naura. Kini gadis mungil dengan mata sembabnya menatap Naura.
"Ra?"
"Gue jahat banget yah sama Eza." ucapnya sambil menahan air matanya yang akan keluar dimata bulatnya.
Naura cuma menggeleng sambil menatap sahabatnya iba.
"Jujur sama gue ra? Kalo gue ini udah kelewatan sama Eza? Gue jahat banget kan sama dia? Bukan mau gue buat nggak kasih kepastian buat dia? Gue cuma takut ra? Gue takut."Yasmin terus terisak bibirnya gemetar setiap mengucapkan setiap kalimat. Hatinya seperti teriris dan disayat oleh pisau.
Karena Naura tak bisa melihat sahabatnya menangis seperti ini. Gadis berambut pirang itu mendekap tubuh mungil Yasmin sambil mengelus lembut punggungnya.
"Yas gue paham, dan gue ngerti apa yang lo rasain saat ini. Tapi inget lo ga bisa terus salahin diri lo, hati lo emang buat Eza. Dan setengah hati lo juga masih ngerasa ragu dan takut."
"Percaya sama gue, bahwa cinta sesungguhnya memang butuh sebuah keyakinan bukan keraguan. Dan cinta juga butuh kesadaran bukan paksaan. Keyakinan dimana hati lo mantap buat pilih dia. Dan kesadaraan dimana logika lo juga bisa bersatu sama hati bahwa lo menyadari, bahwa logika juga bisa jadi alasan kesadaran lo buat pilih dia yang lo cinta."ucap Naura dengan penuh meyakinkan sahabatnya. Dan Yasmin mencerna apa yang dikatakan oleh sahabatnya.
***Petikan gitar kini mendominasi malam yang kelabu tanpa bintang, angin yang berhembus dimalam hari membuat tubuh laki-laki itu sedikit merasa kedinginan. Matanya terus menatap kosong kearah langit tapi tangannya terus memetik gitar dan membuat suara indah dan mellow.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Will You Be My Girlfriend"
Roman pour Adolescents(BELUM DIREVISI) Hai nama gue eza naufal reytama fernadez, gue punya my first love yang gue suka, sejak gue masuk sekolah di SMA trisakti. cewek yang gue suka bernama yasmin kayla putri rios. dia sosok wanita yang nyebelin bagi gue, namun dia bisa...