part 18

295 20 0
                                    

Happy reading

Typo bertebaran...

Eza

Eza memarkirkan mobil sport merah nya dihalaman depan rumahnya yang terbilang cukup luas. Kini ia keluar dari mobil mewahnya itu dengan senyum yang tak henti-henti terukir di bibir tebal dan merah itu. Sesekali ia bersiul-siul dan melempar kunci mobilnya ke udara namun masih dapat ditangkap. Ia membuka pintu rumahnya, tak lupa ia mengucapkan salam. Namun tak ada jawaban, ia mengedarkan pandangannya disetiap sudut rumahnya yang megah itu. Sepertinya orang-orang sedang tidak ada rumah.

Kini eza menghepaskan punggungnya ke sofa. Ia masih mengukirkan senyum yang tak hilang.

Didekat yasmin membuat dirinya seperti orang gila yang sedang jatuh cinta. Terbayang jelas dibenaknya saat ia menggendong yasmin, dan membawa yasmin lari-lari saat ia gendong dan membuatnya berteriak histeris karena takut. Dan itu membuat eza terus menggelengkan kepalanya setiap mengingat gadis mungil itu. Yang mampu mencairkan pribadinya yang terbilang cukup dingin dan cuek saat bersama wanita. Namun berbeda dengan yasmin yang mampu membuatnya mengulum senyum.

"Hai udah pulang kamu kak."ujar bella sang ibu. Sambil menuruni tangga, dan membuat eza sedikit terlonjak kaget.

Eza hanya membalas senyuman yang terukir dibibir tebal nan merah itu.

"Ko ibu liat dari jauh, anak ibu senyum-senyum sendiri. Ada apa nih. Cerita dong kak sama ibu."ujar bella saat menghampiri eza yang sedang duduk disofa. Dan bella pun kini duduk disamping putranya itu.

"Nggak bu."jawab eza sambil menyender ke bahu bella. Dan bella mengelus lembut kepala putranya itu.

"Bu."panggil eza sambil menatap wajah bella yang cukup dekat dengan wajahnya.

"Hmm."bella bergumam dan menatap balik putranya itu.

"Jatuh cinta itu rasanya aneh yah bu."ucap eza dengan polos, sambil menatap kosong kedepan, dan membuat bella terkekeh. Ternyata ini toh alasan putranya itu senyum-senyum sendiri. Karena ia sedang jatuh cinta.

"Kakak lagi jatuh cinta."tanya bella sambil mengelus lembut kepala putranya itu.

"Entah."jawab eza sambil mengedigkan bahu.

Bella menyingkirkan kepala putranya itu dari bahunya dengan lembut dan menyentuh kedua pipi putranya itu. Ia tatap lekat-lekat setiap inci diwajah putranya itu. Sungguh tampan putranya ini, mempunya mata hijau yang begitu menyala dan terlihat jelas jika ia sedang bahagia atau sedang marah, hidung yang begitu mancung, mempunyai rahang yang begitu kekar layaknya pria dewas, dan rambut pirang dengan jambul yang membuat putranya itu nampak lebih tampan.

"Anak ibu udah gede yah. Udah tahu cinta-cintaan sekarang."ujar bella lembut sambil menjepit hidung mancung milik putranya itu.

Eza hanya meringis saat di jepit hidungnya oleh sang ibu. Bella hanya terkekeh geli saat melihat eksperesi eza yang mengusap hidung mancungnya itu. Dan membuat bella semakin gemas.

"Kalo boleh ibu tahu? Siapa gadis yang kakak taksir."tanya bella kepada eza.

"Mmm... Ada deh."ledek eza dan membuat bella mengacak rambut putranya itu.

"Nanti kapan-kapan ajak yah kerumah. Ibu mau tahu gadis yang buat anak ibu ini senyum-senyum sendiri."ujar bella.

"Serius ibu."eza melotot kaget. Pasalnya sang ibu meminta gadis itu dibawa kerumah untuk dikenalkan kepada sang ibu.

Bella hanya mengangguk.

"Tapi bu-."ucap eza yang sengaja ia gantung.

"Tapi apa kak."bella mengenyerit bingung.

"Will You Be My Girlfriend"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang