part22

309 20 1
                                    

Happy reading

Typo bertebaran...

Yasmin

Entah mengapa, sedari tadi yasmin gelisah tak karuhan. Ia terus membalik-balikkan posisi badannya ke kanan dan ke kiri untuk mencari posisi yang nyaman. Namun karna geram tak kunjung mendapatkan posisi nyaman dan malah menambah rasa gelisahnya semakin menjadi. Membuat yasmin bangun dari tidurnya dan meminum segelas air yang berada diatas naska.

"Stop yasmin buat mikirin eza! Apa yang lo harapin dari cowok itu coba. Inget yas, inget. Dia udah kecewain lo dan plis jangan mimpi kalo eza bakal datang kesini untuk minta maaf."yasmin berbicara pada dirinya sendiri. Ia tidak mengerti, mengapa pikirannya selalu untuk eza. Pria yang tega membuatnya menunggu dan kehujanan.


Tanpa disadari oleh yasmin air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Yang tadinya hanya menangis dalam diam, kini menjadi isakan dan membuat bahunya begetar. Yasmin memeluk kedua kakinya, lalu ia menelungkupkan kepalanya pada lutut kakinya. Mengapa rasanya begitu sesak, kini ia merasakan kembali rasanya sakit karena cinta.


"Yasmin."

suara berat itu muncul dari balik pintu kamar yasmin, yasmin bergeming ia tak peduli siapa yang masuk kedalam kamarnya. Ia ingin terus menangis, agar sesak dihatinya terlampiaskan lewat tangisan.


Karena pintu kamar yasmin terbuka, pria itu melangkah masuk kedalam kamar yasmin, walaupun sakit dikepalanya terus menyerangnya. Namun sebisa mungkin pria itu melawan rasa sakit dikepalanya.


Pria itu duduk ditepi kasur milik yasmin, dadanya tiba-tiba sesak melihat yasmin seperti ini, yang terus terisak dan tidak menyadari keberadaannya. Dengan keberanian pria itu menempelkan tangannya dibahu yasmin, dan membuat empunya bahu mendongakkan wajahnya.

"Eza?"

Eza hanya tersenyum tipis, lalu ia menghapus air mata dikedua pipi tembem yasmin.

"Lo mau apa kesini."tanya yasmin dengan nada dingin. Yasmin tak tahu, harus bereaksi seperti apa? Entah harus senang atau tidak. Namun rasanya yasmin ingin memeluk pria itu dengan erat dan memukulnya.

"Mau ketemu lo."eza tersenyum manis kepada yasmin, dan membuat yasmin terkesima melihat senyum eza.

"Tapi gue ga-."ucap yasmin terpotong. Karna tiba-tiba eza langsung memeluknya dengan erat.

"Biarin kaya gini dulu yah."eza mempererat pelukannya dan memejamkan matanya.

Yasmin bergeming, rasanya ia ingin membalas pelukan eza. Tapi mengapa rasanya berat. Apakah hati masih marah kepada eza atau sebaliknya, diriku lah yang masih marah.

"Maafin gue yas."

Yasmin tak menjawab tapi air matanya lah yang menjawab, yang terus keluar dari matanya.

"Gue tau lo kecewa, gue tau lo marah. Tapi gue mohon, kasih gue kesempatan untuk memperbaiki semuanya, termasuk memperbaiki hati lo."suara eza tiba-tiba berubah menjadi serak dan seperti menahan sesak didadanya.

Air mata yasmin terus menetes dan sekuat apapun ia menahan agar tak membalas pelukan dari eza. Tapi semuanya nihil, ia membalas pelukan eza dengan begitu erat. Dan itu membuat senyum tipis dibibir eza terukir.

"Will You Be My Girlfriend"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang