Jika Bukan, Tolong Kuatkan

206 4 0
                                    

Jika ada pria yang ingin aku jadikan suami, maka itu kamu.

Nai berkata pada dirinya sendiri. Dia tahu pasti, bahwa jodoh sudah di atur oleh Pemilik langit dan bumi, termasuk pemilik hati laki-laki yang satu tahun terakhir menetap dihatinya. Tapi, mengapa begitu sulit baginya untuk pasrah? Untuk membiarkan semua mengalir apa adanya. Berjalan sesuai dengan ketentuan Tuhan, toh jika laki-laki berkacamata itu memang jodohnya, tak peduli sejauh apa jarak mereka kini, pada akhirnya nanti juga akan di dekatkan. Bahkan lebih dekat dari apa yang bisa dibayangkan. Tapi sayangnya, Nai masih saja terlalu takut.

Hati itu cuma satu. Dan cuma bisa diisi sama satu nama. Tapi, kenapa harus dia?

Nai bertanya pada dirinya sendiri. Dia tahu betul bahwa laki-laki yang disukainya telah lama menaruh hati pada gadis lain. Sementara Nai, adalah orang baru di hidupnya. Dan bodohnya, Nai tetap menyukai laki-laki berkacamata itu. Tetap.

Kalau hari ini hujan. Aku gak bisa kasih kamu mantel. Aku cuma bisa berdo'a agar kamu tidak kedinginan.

Nai tersenyum mengingat kalimat yang disampaikan oleh Raka. Kalimat yang membuatnya jatuh hati satu tahun yang lalu, dia tahu Raka adalah orang yang cuek, dan mendengar Raka menyampaikan kalimat itu padanya membuat dia merasa spesial. Dan, karena itulah Raka harus bertanggung jawab atas perasaan yang Nai miliki sekarang. Jika dulu Raka tidak pernah menyampaikan kalimat itu padanya, mungkin saat ini Nai tidak ada rasa apa-apa terhadap Raka.

Terkadang, laki-laki memang menyebalkan. Sudah tahu tidak cinta tapi masih saja menggoda. Dan perempuan, bodohnya, mau saja digombali. Sampai-sampai memberi hati.

Jangan coba-coba buka hati Nai kalau gak mau sakit hati. Berhubung kamu sudah memilih untuk membuka hati, jadi mau gak mau kamu harus siap terima resiko nanti. Harus siap bahagia kalau rasamu terbalas. Harus siap patah hati kalau bertepuk sebelah tangan.

Nai berkata pada dirinya sendiri. Sebelum melangkah perlahan menuju tempat tidurnya, membaringkan tubuhnya yang ramping, lalu menutupinya dengan selimut. Sebelum tidur, Nai berdoa: Semoga Raka jodohku. Jika bukan, tolong kuatkan.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang