Pangeran

73 0 0
                                    

Nyatanya, aku terlalu malu mengakui bahwa aku mencintaimu. Hatiku menggigil ngilu setiap mau mengakuinya. Tanganku bergetar hebat ketika akan menulisnya. Entah apa yang terjadi, aku seperti dilanda ilusi.

Jangan mengetuk hati perempuan, jika kamu tidak punya niat tulus untuk hidup bersamanya. Itu pesanku padamu. Kamu mengangguk, sambil berkata mantap

“Aku bahkan lebih dari sekedar tulus untuk mencintaimu. Untuk hidup bersamamu,”

Tapi sayangnya, aku yang dulu bingung dengan perasaanku sendiri justru melangkah pergi meninggalkanmu. Sendiri.

Pagi ini, entah bagaimanapun caranya, aku ingin mengakui bahwa aku juga menyimpan rasa padamu. Rasa yang sama. Duhai kamu, seseorang yang kini ku namai Pangeran.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang