1

98.2K 5.6K 119
                                    

"Aku drop kamu disini ya? Aku ada urusan sebentar," Aro sudah mengernyit. "Sebentar aja. Aku pasti balik sebelum kamu tau." Aku merogoh kantong jaketnya, mengambil kunci mobil dan menciumnya cepat. Tak lupa aku menyerahkan kado yang akan kami berikan untuk pasangan yang baru saja melahirkan anak keduanya.

"Kemana sih?" Tanya Aro, sedikit berteriak.

Aku berbalik menghadapnya dan berjalan mundur. "Nanti aku jelasin." Ujarku dan kembali berjalan menuju parkiran mobil.

Aku langsung mengambil pakaian ganti resmi yang aku taruh di kursi belakang mobil Aro. Aku beruntung mobil CRV milik Aro kacanya gelap. Jadi aku bisa mengganti di dalam.

Begitu selesai berganti aku langsung tancap gas dan melaju menuju The Moza, hotel bintang lima lainnya di dekat Whindama. Syukur Ina dan Armand memilih rumah sakit yang tidak terlalu jauh dari sini. Jadi dalam waktu 20 menit aku sudah tiba di parkiran The Moza.

Aku memutuskan untuk melamar kerja di tempat lain. Bukan karena aku sudah bosan bekerja di Whindama. Tidak, aku tidak akan pernah bosan bekerja di sana. Tapi aku harus maju. Aku baru saja mendapat tawaran sebagai Director of Sales and Marketing di The Moza. Aku memang mendapat tawaran yang sama di Whindama, tapi aku menolak. Aku perlu suasana baru. Aku perlu tantangan baru dalam hidupku saat ini.

"Selamat sore, saya mau ketemu dengan HRD. Saya Juwita Triananda ada janji interview." Sapaku ramah pada security.

"Oh, di tunggu ya, Bu." Aku mengangguk dan menunggu. Membiarkan security melapor. "Mari, Bu. Saya antar." Aku mengangguk lagi langsung dan mengikutinya.

Aku tiba di depan pintu yang bertuliskan Human Resource Department. Menarik nafasku panjang dan langsung mengetuk pintu.

Pintu di buka dan aku di persilahkan masuk. Di arahkannya aku untuk duduk di kursi tunggu dan mengisi formulir. Standar prosedur interview pada umumnya. Seharusnya aku mengisi e-formulir yang sudah di emailkan padaku tempo hari, tapi aku lupa karena pekerjaanku yang cukup menyita pikiranku.

"Bu Juwita, karena director HR-nya sedang ada meeting, interview awal dengan training manager dulu nggak apa-apa?"

"Dua kali dong interviewnya?" Tanyaku.

"Iya bu." Ya sudahlah. Aku sudah di sini lagi pula.

Aku di arahkan untuk masuk ke ruangan training manager. Di persilahkan duduk dan standar pertanyaan interview keluar dari bibirnya. Anggun. Itu nama yang tertera di name tagnya.

"Seharusnya sih Pak Dimas langsung, Bu. Tapi nggak tau nih, meetingnya udah dari satu jam lalu belum selesai juga sampai sekarang." Aku mengangguk mengerti. "Kalau besok jam 10 pagi bisa?"

"Saya masih ada sales call*. Kalau sore-sore jam segini baru bisa."

"Oke, jam setengah lima sore? Pak Dimas kosong di jam segitu." Aku mengangguk dan memastikan kalau si Pak Dimas ini memang benar-benar ada waktu untukku.

Aku pamit dan menaruh formulir serta kelengkapan berkas yang harus aku serahkan.

"Gimana, Bu? Lancar?" Tanya security yang tadi mengantarku.

"Besok lagi. Pak Dimasnya masih meeting." Jawabku. "Sampai ketemu besok lagi, Pak. Mari." Aku langsung masuk ke dalam mobil, melaju kembali ke rumah sakit untuk menjemput Aro.

End Of The RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang