Part 30

1.1K 56 0
                                    


Nora tengah menyelesaikan acara mandinya ketika ia mendengar suara isak tangis. Ia menghela nafas, menaruh handuk di jemuran luar kamarnya, lalu masuk ke dalam dan melihat Thea yang tengah duduk membelakanginya sambil memegang entah apa.

Nora mendekati Thea, duduk di samping gadis itu. Thea yang melihatnya dengan cepat menaruh figura di atas pahanya dengan posisi terbalik, lalu menghapus air matanya dan enggan menatap Nora.

"Te? Lo kenapa?"

Thea hanya menggeleng, berdiri, menaruh figura tadi ke atas nakas. Ia melenggang pergi dari hadapan Nora untuk menuju balkon. Nora menatap langit-langit, menarik nafas dalam-dalam sambil memejamkan mata. Ia lalu bangkit untuk menyusul Thea.

Ini sudah tiga bulan semenjak Kevin meninggal, sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian semester. Dan Thea masih tidak bisa melupakan keka—ehm, mantan kekasihnya itu. Penampilan adiknya yang semula selalu rapi pun kini awut-awutan. Ia sekarang tak pernah berbicara, pendiam. Nora merasa terpukul dengan keadaan adiknya yang mengenaskan itu. Ia rindu adiknya yang bawel dan selalu ceria.

Nora tidak tahu kemana sahabatnya belakangan ini. Diandra menghilang. David dan Alice juga. Belakangan ini Nora juga tak mendengar kabar dia. Entahlah, mungkin ia terlalu sibuk mengurus adiknya. Terakhir kali Nora mengetahui kabarnya, yaitu saat Aldo mengatakan ia akan pindah ke luar negeri, tepatnya ia juga tak tahu.

"Te? Lo harus bangkit! Jangan terpuruk terus! Mana adek gue yang dulu? Mana adek gue yang selalu ceria dan bawel itu? Mana adek gue yang suka senyum?"

"Adek lo yang itu udah ilang," ujar Thea singkat, dengan nada kelewat datar sambil memandang ke bawah.

"Kaak!!" Nora berbalik, melihat Lita yang kini berlari menghampiri keduanya.

"Kenapa, Lit?"

"Ehm, kak Thea, semangat dong! Jangan datar gitu terus! Kayak tembok tau kak!" Nora terkekeh dengan keceriaan Lita.

Thea hanya tersenyum tipis, sangat tipis.

"Ayo dong, Kak! Bangkit, Kak! Hidup Kakak masih panjang! Jangan terpuruk gitu terus!"

"Oh ya, Lit. Lo tadi mau ngapain?"

"Hm.. tadi sih mau ngajak belajar bareng. Kita keluar gitu kak. Hmm.. ke mana gitu lho! Males tau di rumah mulu."

"Lah, maunya kemana?"

"Terserah lo aja deh, Kak. Gue mah nurut aja."

"Lo mah nurut mulu. Gimana kalo kita ke café aja?"

Lita mengangguk.

"Boleh Kak, boleh."

"Oke, sana siap-siap.. lo ikut nggak, Te?" Nora mengalihkan pandangannya pada Thea yang masih mengamati bagian bawah balkonnya.

Thea hanya menggeleng.

"Ayolah Kak.. Ikut ya? Please, please?" Lita menggoyang-goyangkan lengan Thea seraya memelas.

Thea menurunkan tangan Lita dari lengannya perlahan.

"Enggak deh, males."

"Ayolah, Te. Kita keluar, refreshing gituu. Lo dirumah udah kayak mayat hidup tau gak sih!"

Thea menggeleng. Sampai ia tersentak ketika tubuhnya terhuyung ke belakang. Tidak tidak, ia tidak pingsan. Melainkan ia ditarik oleh Nora dan Lita ke kamar.

"Ayo! Lo mandi dan ganti sendiri, atau gue yang gantiin?" Nora menaik-turunkan alisnya.

"Gue bilang ogah!"

TS [1]: Twin BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang