Part 25

2K 116 1
                                    

"Ra? Sekarang lagi di mana?" Nora mengerutkan dahinya ketika mendengar suara parau seorang wanita. Mendadak Nora memiliki firasat buruk.

"Apa, Ma? Nora lagi di jalan sama Raka," sahutnya pelan. Raka melirik Nora dengan tatapan bertanya. Nora mengisyaratkan Raka agar diam dengan gerakan tangannya.

"Ka-kamu cepet ke rumah sakit Ananda. Ruang UGD, tapi jangan ngebut."

Kerutan di dahi Nora semakin dalam. "Siapa yang sakit, Ma?"

"Kamu ke sini aja, nanti juga tahu," sahut seorang pria di sana, yang Nora yakini adalah papanya.

"Iya." Nora beralih pada Raka. "Rak, ke rumah sakit Ananda. Lo tahu kan?"

Reaksi Raka sama seperti Nora. "Siapa yang sakit?" Nora hanya membalas pertanyaan Raka dengan gelengan kepala.

"Ini Nora udah mau ke sana, Pa." Nora sebenarnya takut, rasanya air matanya juga akan menetes. Firasatnya mendadak tidak enak ketika memikirkan Thea.  "Thea kenapa, Pa?"

Kalau bukan papa atau mamanya yang sakit, kemungkinan besarnya yang sakit adalah Thea 'kan? Apalagi papanya itu sedang bekerja di luar negeri. Tidak mungkin papanya mau repot-repot pulang kalau Zaza yang sakit. Rasanya airmata Nora sudah mendesak ingin keluar sebelum papanya menjawab sesuatu.

"Thea nggak kenapa-napa. Kamu ke sini aja."

"Pa, jangan bohong sama Nora," kata Nora dengan suara parau. "Thea kenapa?!" sentaknya, yang membuat Raka langsung menoleh padanya.

"Ra? Thea kenapa?" Nora masih menggeleng.

"Thea kecelakaan, Ra. Udah ya, Papa mau nenangin Mama dulu. Kamu hati-hati di jalan."

Sambungan telepon terputus.

Airmata Nora turun, perlahan dan lama-kelamaan semakin deras. Raka yang melihatnya terheran-heran.

"Thea kenapa, Ra?"

"Thea kecelakaan, Rak." Nora menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

Raka merasakan hatinya sakit saat melihat Nora yang menangis. Tangannya bergerak untuk mengelus-elus punggung kekasihnya. Ia harus fokus dengan jalan yang dilaluinya.

Rumah sakit Ananda sudah hampir dekat. Mungkin sekitar seratus meter lagi. Raka menambah laju mobilnya, menangkis jarak antara tempatnya dan rumah sakit.

Tangan Raka masih bergerak untuk mengelus punggung Nora yang bergetar. Ia tidak tega melihat Nora yang seperti itu.

Tak lama kemudian, mobil Raka sampai di parkiran rumah sakit. Raka menyusul Nora yang sudah berlari lebih dahulu meninggalkan Raka.

Raka menarik Nora dalam dekapannya. Ia mengelus rambut Nora, berusaha untuk menenangkan tangis gadis itu. Keduanya kini berjalan menuju ruang UGD dengan posisi berpelukan.

"Ra? Udah dong, jangan nangis. Makin jelek tau nggak?" ucap Raka berusaha membuat Nora kembali dengan wajah juteknya. Namun gagal, Nora tetap menangis dan menghiraukan ejekan dari Raka. Gadis itu tetap membenamkan wajahnya di dada Raka yang terbalut oleh kaos dan jaket kulit berwarna hitam.

TS [1]: Twin BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang