"Kevin sekarang dirawat di luar negeri, Ra."
"Hah?!" Nora yang mendengar kabar itu sontak melebarkan matanya. Bola matanya membulat, tanda bahwa gadis itu benar-benar terkejut.
"Lo tahu darimana?" Nora menatap cowok di hadapannya dengan serius, tanpa berkedip sekalipun.
"Waktu mau jenguk Kevin di kamarnya, dia nggak ada. Terus aku tanya ke suster, katanya dia dirawat di luar negeri."
"Dia dirawat di mana?"
Cowok di hadapannya menggelengkan kepala, tanda bahwa ia tidak tahu-menahu tentang tempat Kevin dirawat.
Nora menghela napas, gadis itu memijat-mijat pelipisnya dengan tangan yang bertumpu pada meja. Ia memejamkan matanya. Tragis, kenapa dunia ini seperti mempermainkan adiknya?
Cowok di hadapan Nora berpindah tempat ke kursi di sebelah Nora. "Udah Ra, nggak usah dipikirin," ujar Raka sambil mengelus punggung Nora.
Nora menoleh pada Raka dengan tatapan frustasi. "Gimana gue nggak mikirin coba? Adek gue sampai sekarang bahkan belum ketemu sama pacarnya. Dapat kabar dari dia aja enggak. Kurang kejam apa?"
"Shh, semua bakal ada balasannya, Ra. Siapa yang tahu kalau nanti Thea bakal dapat sesuatu yang lebih baik?"
"Maksud lo, dapet pacar baru gitu?" Nora memutar bola matanya.
"Hmm, mungkin iya, mungkin enggak. Udah, pokoknya kita do'a yang terbaik aja buat Thea."
"Kita jahat nggak sih Rak, udah bohongin Thea kalau Kevin lagi di luar negeri?"
"Kenyataannya kan begitu," balas Raka.
"Tapi dalam artian berbeda. Kita bilang Kevin ada urusan di luar, dan dia sibuk banget. Padahal, di sana dia dirawat karena sakit. Bohong banget kan?"
Raka tersenyum. Cowok itu tidak menjawab apapun, tetapi malah memotong roti di hadapannya. "Mending makan dulu, ini di depan kamu udah ada cake favorit kamu loh." Sejurus kemudian, Raka menyuapkan potongan roti itu ke mulut Nora. "Aaaaaa.."
Dengan malas Nora membuka mulutnya, lalu mulai mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya setelah makanan itu masuk. "Jangan males-malesan ngunyahnya. Mau aku kunyahin?" Raka tersenyum miring.
Nora mendelik, yang justru malah membuat Raka tertawa. "Kamu jangan judes-judes gitu dong, kan aku jadi punya niat buat jahilin kamu."
"Tau ah, lagi bete."
"Mumumumu, tenapa Tayang (red: kenapa Sayang)?"
Nora menjauh dari Raka dengan gerakan refleks. "RAKA, JIJIK!"
"HAHAHAHAHAHA." Raka tertawa puas melihat raut wajah Nora yang jijik dengan sikap Raka.
Entah kenapa, Nora masih saja jijik dengan sikap Raka yang seperti itu, padahal kalau dihitung, sudah dua bulan Nora bersama dengan Raka.
"Puas banget ketawanya ya?" Nora berdiri. "Bye aja lo sana!" Kemudian cewek itu dengan cepat berjalan menuju luar kafe tanpa menghiraukan teriakan dari Raka yang memintanya untuk berhenti.
Raka mendesah frustasi, dengan buru-buru ia meletakkan selembar uang seratus ribuan, dan langsung lari mengejar Nora.
"Duh, macan ngamuk! Siaga satu!" gumamnya saat berlari mengejar Nora.
Tentu saja langkah Nora bisa disamai oleh Raka, mengingat langkah kaki cewek itu tidak seberapa dengan langkah kaki cowok. Raka mempunyai kaki yang panjang, asal kalian tahu, sehingga memudahkannya untuk mencapai suatu tempat dengan cepat.
"Hap! Ketangkap deh!" Raka memeluk Nora dari belakang.
"Apa sih?! Pergi sana!" Nora memberontak dari pegangan Raka.
"Jangan ngambek dong, Sayang. Kan cuma bercanda," bujuk Raka.
"Jijik! Sayang-sayang pala lo!"
Raka hanya tersenyum. Cowok itu melepas Nora dari pelukannya, lalu menggandeng tangan kekasihnya.
"Abisin kue kamu dulu, tadi masih banyak loh, mubazir." Raka mengedikkan dagunya pada restoran yang tadi dikunjungi mereka.
"Nggak ah, udah males."
"Ya udah, kalau gitu ke pantai mau nggak?"
"Raka, Jakarta ke pantai itu jauh banget. Lo berangkat sekarang baru sampai malemnya tau."
"Ya nggak apa-apa kan?"
"Nggak!"
Drrtt drrt
Nora mengangkat sebelah alisnya sambil merogoh tasnya untuk mengambil ponsel.
"Siapa yang nelpon?" tanya Raka, melirik ponsel Nora yang sudah berada dalam genggaman gadis itu.
"Adrian," ucap Nora yang hanya dijawab 'oh' oleh Raka.
Nora menggeser layar ponselnya untuk mengangkat telepon.
"Apa, Yan?" sambutnya setelah telepon tersambung.
"Sorry, nggak bisa kayaknya. Gue lagi sama Raka. Dah!"
Nora kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas. "Kenapa?" tanya Raka begitu Nora selesai dengan kegiatannya.
"Adrian ngajak jalan, katanya ada film baru yang bakalan gue suka. Tapi gue nggak mau," jawab Nora yang mau tak mau membuat Raka tersenyum senang. Setidaknya Nora lebih memilih untuk bersamanya daripada bersama Adrian.
"Ra." Nora hanya berdeham menanggapi Raka. "I love you!" Raka tersenyum tulus sambil menatap Nora.
"Hm? I love you too," balas Nora dengan bisikan. Cewek itu terkejut dengan apa yang telah dikatakannya dan segera menutup mulutnya.
"Kamu tadi ngomong apa? Aku nggak dengar." Tidak, Raka tidak berbohong. Dia benar-benar tidak mendengar dengan jelas apa yang tadi Nora katakan.
"Lupain. Ayo nonton bioskop aja!" Nora mengalihkan perhatian Raka dengan cara menarik cowok itu ke mobilnya.
"Tadi kamu ngomong apa dulu?"
"Lupain atau gue nggak mau lo ajak jalan lagi?" Ancaman dari Nora itu berhasil membuat Raka menuruti keinginannya. Keduanya lalu masuk ke dalam mobil.
"Aku tau kamu tadi bilang apa," ucap Raka yang membuat Nora langsung terdiam kaku. Raka tersenyum. "Kamu tadi bilang kalau aku ganteng kan? Aku tau aku emang ganteng."
"Yah najis pede gila!" Nora tertawa dan menempeleng kepala Raka. Diam-diam gadis itu bersyukur kalau Raka benar-benar tidak mendengar ucapannya.
Raka ikutan tertawa ketika melihat gadisnya tertawa. Ah, membuat Nora tertawa itu memang semembahagiakan ini ya?
Karena membuat gadis dingin, judes, galak dan sadis tertawa itu bukanlah suatu hal mudah dan harus dilakukan oleh seorang yang profesional.
Dan sekarang, Raka adalah seseorang yang profesional itu. Dan ia bangga.
***
Hi guys! Masih adakah yang baca cerita ini?
Maaf yaa kalau pendek, gue nggak punya ide buat bikin percakapannya lagi:(
Sejujurnya gue pengen unpub ini cerita, tp karena masih ada yang baca, gue jd mikir-mikir lagi:(
Yah, pokoknya makasih ya buat yang masih nunggu part lanjutannya!! I love you guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
TS [1]: Twin Badgirl
Novela Juvenil[TAHAP REVISI] #Twin Series 1 Ini adalah cerita dari dua cewek cantik yang berbeda sifat, tapi sama sama badgirl. Si kembar Annora dan Anthea Alicya Bramantyo memiliki kisah cinta yang sama menyedihkan. Yang satu ditinggal oleh sang kekasih, dan sat...