PART 15

4.2K 214 4
                                    

Maaf yah, kalau POV nya gak teratur 🤐

*****

Adel POV

"Ah maksudku, aku sedang mengingat keluargaku. Aku rindu pada mereka, jadi aku menangis. Yah, itu saja," jawabku asal. Mungkin jawabanku tidak masuk akal, 'ah biarlah.'

"Kenapa kau tidak menghubungi mereka? Sekalian kau perkenalkan diriku pada mereka." Ia tersenyum simpul sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya dan memberikannya padaku.

"Untuk apa kau memberiku ponsel? Aku bisa menghubungi mereka dengan ponselku sendiri. Simpan saja ponselmu!" Ucapku sembari megambil ponselku di meja samping kasurku.

"Yah, siapa tau aku bisa menghubungi mereka saat nanti aku melamarmu."

Tentu saja kalimatnya membuat sayap khayalanku bekerja. Ditambah senyum jahilnya yang selalu ia tampilkan ketika sedang menggodaku, sukses membuatku salah tingkah dan aku pun cegukan.

"Anggap saja ini adalah obat untuk menghilangkan cegukanmu,"
Ia menciumku sekejap, sebelum aku membalas kalimatnya tadi.

Aku segera mencari nomor ponsel ayahku untuk menghubunginya lagi. Padahal sebelum ia datang, aku sudah menelpon ayahku.

Trutt...

"Allò," baru saja aku mengatakannya Key sudah berhasil merebut ponselku.

"Key, kembalikan!" Bisikku sedikit keras padanya.

"Shutt!" Ia mengisyaratkanku untuk diam.

"Allò Adel?"

"Allò Madame." Aku mulai berkeringat, padahal AC di apartemenku ini sudah sangat dingin. Lebih tepatnya aku malu, bukan takut.

"Oh aku kira kau Adel. Aku sedang berbicara dengan siapa? Dan dimana Adel?" Aku bisa mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari ibuku.

"Aku Key, kekasih baru Adel. Sepertinya Adel belum mengenalkanku padamu ya Madame? Adel masih berbelanja, jadi aku yang memegang ponselnya."
Aku membulatkan mataku sebesar mungkin. Mungkin dia sudah gila atau stress mengatakan hal tidak logis itu. 'Apa ada mantra yang bisa kuucapkan untuk mengutuknya?'

'Arrgh Key!'

"Key!" Bisikku sambil memohon padanya. Aku tidak mau dia mengatakan hal-hal aneh lainnya. Untung saja ibuku yang mengangkatnya.

"Iya nak, Adel tidak pernah memberitahu kami tentang dirimu. Tapi aku besyukur jika Adel memiliki kekasih disana."

Aku mimpi apa semalam? Kenapa ibuku malah membiarkan anaknya berpacaran. Padahal ibuku pernah memarahi adikku berpacaran. Sedangkan aku yang jauh darinya, malah ia biarkan untuk berpacaran.

Tapi apa boleh buat, aku hanya membiarkannya berbicara dengan ibuku. Sedangkan aku beranjak ke dapur untuk memasak, karena perutku tidak bisa diajak kompromi saat ini.

Setelah selesai memasak, aku kembali ke tempat Key. Aku menyuruhnya untuk mencicipi masakanku. Meskipun hanya masakan sederhana. Aku kira ia masih lama berbicara dengan ibuku, tapi sepertinya ia akan menutup telfonnya.

"Iya Madame, aku akan berjanji padamu bahwa aku akan selalu menjaga Adel, tenang saja."

Begitulah kalimat terakhir yang ku dengar dari mulut Key sebelum ia memutus sambungannya. Meskipun aku tahu bahwa ia tidak serius mengatakannya, tapi aku merasa sangat senang mendengarnya. 'Semoga aku bisa menemui orang lain yang sepertimu, yang mencintaiku juga.'

Aku menggelengkan kepalaku, menyadarkan diriku sendiri dari lamunanku.

"Hem, sepertinya aku mencium aroma makanan," ucapnya sambil menikmati aroma masakan yang kubuat tadi.

ALL IN MY HEAD | 7 (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang