Part 32 "part 1"

2.7K 151 1
                                    

Key POV

Setelah semua orang yang berada di dalam gedung kampus keluar, aku kembali ke perpustakaan untuk membawa Adel keluar.

Saat aku melihat dari kejauhan, pintu perpustakaan terbuka dengan sangat lebar. 'Apa Armin sudah membawanya pergi?'

Aku segera berlari menuju perpustakaan. Tapi, yang kudapati hanya pemandangan mengerikan. Pemandangan mengerikan itu adalah Armin.

Aku langsung mendekati Armin, yang sudah terbaring lemas dengan kondisi tubuh yang sudah berlumuran darah. Aku mencoba memacu jantungnya, tapi sepertinya ia sudah tidak bernyawa lagi.

'Oh shit!' Siapa yang berani melakukan ini semua?

Adel! Yah dimana dia?

Aku menjelajahi setiap lorong perpustakaan dan meneriaki namanya. Namun, tidak ada sahutannya kudengar.

Sebelum aku melangkah keluar, aku menemukan sebuah pistol di dekat pintu. "LJ?"
Yah, aku tau siapa pemiliki senjata itu.

***

"What the hell! Ia membawa Miss France kemana?"

"Aku juga tidak tau Cath, jadi berhentilah berteriak seperti itu!"

"Jika aku sudah menangkapnya, aku akan menarik rambutnya dan membanting tubuhnya, hem."

Aku terus menyetir dengan kecepatan penuh. Tanpa mempedulikan teriakan Cathrine yang hampir membuat gendang telingaku pecah.

"Oh Shit! Ada predator yang mengejar kita. Kau harus mengalihkan roket ini!" teriak Aswin yang masih sibuk melacak keberadaan Adel dengan alat yang ia sebut small eye.

"Aku rasa kita akan kerja keras hari ini," sahut Cathrine yang duduk di bangku belakang sambil memasang pistol di pakaiannya.

"Apa kau sudah berhasil masuk ke dalam data mereka?"

"Sedikit lagi, aku rasa kita terlalu jauh dari menara signalnya. Bisa kau alihkan ke menara signal yang berada di sebelah sana," Aswin menunjuk ke arah jarum jam 3.

Yang benar saja, menara itu sangat jauh dari jangkauan kami saat ini. Terlebih, predator ini masih mengincar kami. Mereka terus mengirim roket itu untuk meledakkan mobil kami.

"Tidak As, kita tidak akan sempat ke menara itu. Roket itu sudah sangat dekat dengan kita," ucap Cath dengan antusias.

"Oh God! So, what should we do?" tanyaku pasrah.

"Kita harus..."

Belum sempat Cath menyelesaikan kalimatnya, suara ledakan yang sangat keras membuatku menghentikan mobil dan menoleh ke kaca spion.

"Roket itu..."

"Kenapa dengan roket itu?" tanyaku, karena aku tidak melihat jelas kejadian yang terjadi di belakang mobil kami dari kaca spion.

"Seseorang telah menghancurkannya."

"Siapa orang itu?" tanyaku sambil melepaskan sabuk pengamanku.

Aku dan Cath keluar dari mobil dan berjalan menuju ledakan roket tadi.
Di antara kobaran api itu, seorang pria bertubuh besar berjalan di antara kobaran api itu.

"Lanjutkan saja tugasmu, Key!"

Ternyata pria bertubuh besar itu adalah Thomas, asistenku. Aku mengacungkan jempolku dan kembali masuk ke dalam mobil.

Aku segera melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi untuk berhasil sampai ke menara signal.

"Finally!" teriak Aswin.

"Mereka saat ini sedang ke kota Coventry. Sementara itu, aku akan membajak roket mereka yang lain agar tidak mengikuti kita lagi."

"Tapi Key,"

"What?"

"Bukan Lirya yang menangkap Adel, tapi Jacob."

"Shit! Dasar pecundang! Apa yang ia dapatkan dengan menculik Adel, heh!" teriakku sambil memutar stir mobil dengan kasar.

"Sepertinya, bukan hanya kau saja Key, yang akan berkelahi dengannya sendiri. Tapi," Aswin memotong perkataannya, dan menoleh ke arah belakang tempat Cathrine duduk.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?"

"Izinkan aku yang menghajarnya," ucap Aswin dengan serius. Aku bisa melihat di mata Aswin, bahwa ia memang sedang beramarah.

***

Adel POV

Aku hanya bisa menangis saat ini, karena aku tidak akan bisa meronta dan berteriak minta tolong. Karena Jacob sudah mengikat kedua tangan dan kakiku, dan juga ia menutup mulutku dengan selotip.

"Apa kau lapar honey?" tanyanya sambil menggerakkan gelas pendek yang berisi alkohol, di hadapanku.

"Bagaimana, jika aku memberikanmu sesuatu agar kau tidak lapar lagi."

Key! Dimana kau? Aku sangat takut disini, aku mohon!

Jacob mengeluarkan sebuah lipstick dari saku jasnya. Yang benar saja, Jacob memiliki lipstick dengan warna merah darah.

Ia mendekatiku dan membuka tutup lipstick itu, lalu memolesnya pada selotip yang membungkam bibirku sedari tadi. Aku hanya bisa berteriak dalam hati karena perbuatannya ini.

Setelah ia memoleskan lipstick itu, ia mencium gambaran lipstick itu. Seolah ia sedang mencium bibirku. Sontak aku menggelengkan kepalaku, tapi ia menahan kepalaku agar tetap menatapnya.

"Hemm, rasanya cukup menyenangkan. Apalagi, jika aku benar-benar mengecup bibirmu yang memakai lipstick itu," ucapnya, yang hanya kupandang dengan penuh kebencian.

Lihat saja nanti! Setelah aku bebas, aku akan menghajarmu habis-habisan.

Ponsel Jacob berdering, ia pun membuka ponselnya.

"Ada apa lagi?" teriaknya pada seseorang di seberang sana.

"Maaf tuan, ada mobil yang mengikuti kita...."

Aku tidak begitu jelas mendengar pembicaraan mereka, karena Jacob sudah beranjak dari tempaku.

"Aku kan sudah katakan untuk mengirim heli dan senjata roket unthk mengejar mereka!"

"....."

"Kirim beberapa pasukan lain untuk menghancurkan mereka! Aku tidak mau tahu, mereka tidak boleh sampai mengikutiku ke Liverpool!"

"...."

Setelah memutuskan sambungan, Jacob langsung melempar ponselnya.

Aku rasa itu adalah Key. Semoga memang benar, bahwa orang itu adalah Key.

"Arggh! Sial! Kenapa ia selalu saja berhasil," teriak Jacob.

.........

*to be continue*

Hai semuanya ^^
Author kangen sama wattpad, T_T
Jadi author pengen ngepost potongan cerita dari part 32

Karena USBN udah selesai dan UN masih 3 minggu lagi, jadi Author boleh megang hp sementara :")
Kok jadi curhat yah 😂 #lupainaja

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA ;)

ALL IN MY HEAD | 7 (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang