Part 25

3.7K 193 3
                                    

Adel POV

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, sebelum aku bangun dari posisi tidurku yang sedikit membuat leherku pegal. Mataku yang masih terasa ngantuk, seketika kembali segar karena melihat sepasang mata hazel sedang memperhatikanku.

"KEY!"

'Astaga, kenapa aku malah berteriak'

Aku langsung menutup mulutku dengan kedua telapak tanganku.

"Sudah puas dengan tidurmu, Miss France?"

Aku hanya mendengus kesal, sambil mengalihkan pandanganku ke arah barisan rak buku yang berdiri tegak. Ingin rasanya aku menangis di depannya sekarang juga, namun aku tetap tidak bisa mengeluarkan amarahku di depannya. Bukan tanpa alasan aku marah, tapi sepertinya alasanku ini pastinya juga sering menjadi alasan seorang wanita jika sedang cemburu.

Kemarin siang, aku bermaksud untuk mengajak Key makan malam di luar. Tapi saat aku masuk ke dalam kantornya, aku melihat ia sedang berciuman dengan wanita yang tak lain mantan kekasihnya. Siapa lagi jika bukan Kate. Aku rasa, Key masih mencintainya.

Mulutku menjadi bisu saat itu, hanya ada kekesalan di hatiku, tapi aku tidak bisa mengeluarkan airmata sedikitpun. Aku langsung keluar dari kantornya dan kembali pulang.

Entah instingku ini benar atau tidak, karena aku masih sangat bingung dengan statusku saat ini. Aku mulai ragu dengannya, apa ia memang sungguh-sungguh mencintaiku? Tapi sepertinya hanya sia-sia saja jika aku berbicara dalam hati. Karena ia tidak akan pernah tau dengan isi hatiku.

Aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan keluar dari perpustakaan, tanpa memberitahunya. Kudengar suara langkah kakinya mulai mendekatiku. Aku pun langsung menambah kecepatan langkahku agar bisa menghindarinya.

"Adel!" teriaknya ketika aku mulai berlari.

Meskipun banyak orang yang melihatku berlari, aku tetap tidak peduli. Aku bingung ingin menceritakan kekesalanku kepada siapa. Mungkin aku adalah wanita yang cukup sabar melihat orang yang sangat aku cintai sedang berciuman dengan perempuan lain.

Ketika aku sampai di luar kampus, dan baru saja membuka pintu taxi ia berhasil menahan lenganku dan menarikku ke arah tubuhnya.

"Wanita ini tidak jadi naik taxi," teriak Key pada supir taxi itu, dan supir taxi itu pun berkendara lagi.

Aku masih memalingkan wajahku dari hadapannya, dengan posisi ia masih mencekram lenganku. Ia mulai mencekram lenganku sedikit kuat, sehingga membuatku meringis.

"Argh!" ringisku. Tapi sepertinya ia tidak perduli.

Ia memarikku untuk masuk ke dalam mobilnya yang terparkir rapi di tempat parkir sebelah gedung kampus.

***

Aku masih memilih untuk diam, tanpa memprotesnya yang mencekram tanganku tadi. Sesekali aku meliriknya, dan ia juga kebetulan melirikku. Ia memegang tanganku, dan aku pun reflek menarik tanganku.

"KEY!" teriakku, ketika ia meninjam rem secara mendadak. Dahiku hampir saja terhantuk dashboard mobil, karena aku lupa memasang sabuk pengaman.

"Tell me! Dari kemarin kau terus menghindariku. Sekarang jawab dengan jujur, ada apa sebenarnya?"

Mataku mulai berkaca-kaca, sambil menghadap ke arah mobil dan motor yang melaju dari kaca jendela mobil yang transparan. Ia memegang daguku dan memindahkan pandanganku ke arahnya. Ia mengusap airmataku dengan ibu jarinya.

"Kau jahat Key! I hate you!" teriakku sambil menangis.

Akhirnya aku pun tidak bisa menahan tangisanku yang sedari tadi terus ku pendam. Ia menarik tubuhku untuk masuk ke dalam dekapannya.

ALL IN MY HEAD | 7 (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang