4

4.5K 385 6
                                    

Ketujuh remaja itu mendatangi ruang informasi usai sekolah untuk melihat biodata anak yang bermasalah kehidupanya,
Tapi tak satupun dari biodata itu yang patut di curigai.
Mereka membawa data-data itu ke perpustakaan sekolah,karna perpustakaan sekolah selalu sepi dan tempatnya cukup tenang dan luas.

"Gue ga nyangka ternyata anak-anak yang sering kita bully ga se-katro yang gue kira,buktinya banyak dari mereka yang bukan asli keturunan indonesia
Contoh nya bayu dia keturunan belanda,terus tiara keturunan norwegia,
Vira sama si bintang juga bukan asli indonesia mereka keturunan rusia"
Kata debby yang sedang membolak balik biodata siswa siswi di sekolah itu.

"Oalah debb, percuma keturunan luar tapi kampungan mah! Gue yakin palingan mama kalo gak ayahnya nikah karna kecelakaan,terus setelah anaknya lahir dicerein deh tuh.
Nah abis itu salah satu orang tuanya balik lagi ke negara asalnya karna gak siap berkeluarga,kalo emang engga juga gak mungkin mereka kampungan banget,udah gitu miskin pula."ucap kaila panjang lebar menjelaskan hipotesanya,lalu langsung merebut map biodata itu dari debby.

"Kalo gak ada hasil gausah banyak ngomong"lanjut kaila ketus.
Sebenarnya kaila sudah kehilangan akal
Kaila sungguh takut akan surat teror itu
Ditambah malah debby selalu berkata omong kosong dan tak ada gunanya
Tidak membantu sama sekali.

"Hushh,ngomongnya!"adrian menaruh mapnya lalu menyentil pelan mulut kaila.

"Ya lagian debby,yang gak penting-penting di omongin.udah tau lagi emergency"kaila memutar bola matanya.

"Udahlah! Fokus lagi!"tasya melerai perdebatan sengit itu.

Cklek..

Tiba-tiba lampu perpustakaan padam
Semua yang berada dalam perpustakaan itu histeris ketakutan.
Map-map nya pun berhamburan kesana kemarin karna para perempuan diruangan itu panik,ruangan semakin redup karna hari semakin sore dan juga diluar mendung menandakan akan turun hujan karena itulah tak ada cahaya matahari sedikit pun.

"Girls! Udah deh! Gausah pada teriak-teriak! Ini cuma mati lampu"brandon menyalakan flash handphonenya dan berjalan pelan ke arah stopkontak listrik.

Cklek...
Cklekk..

Brandon menaik turunkan stopkontak itu tapi tidak ada perubahan,ini memang murni mati lampu keseluruhannya.

"Oke mungkin sampe sini aja kita nyelidikin ini,besok kita lanjut lagi"adrian menyalakan lampu flash di handphonenya juga.

"Kalian juga nyalain flashnya biar lebih terang"lanjut adrian sembari beringsut kepintu keluar di ikuti oleh teman-temanya.

"Kita mana ada bawa handphone si?"kata tasya panik.

"Oke Jadi cuma gue sama brandon yang bawa hp?"adrian menaikan alis matanya sebal.

"Iya"ucap gadis-gadis itu kompak.

"Hufttt.. lain kali hp tuh jangan di tinggal"kata adrian menghela nafas.

Adrian membuka gagang pintu itu
Tapi gagangnya sedikit macet dan suaranya membuat ke gaduhan.
Ini gawat!mereka terkunci di perpustakaan besar yang gelap dan sunyi ini.

"Kenapa yan?"tanya kaila.

"Guys ini buruk! Kita kekunci disini!"adrian tampak menyerah.

"Apa? Lo jangan bercanda deh yan"fanya mencoba membuka pintu itu juga lalu menggedor-gedornya.

"Gilaaa gue gamau terkurung disini!!!"helena mulai panik lagi.

"Udah-udah,positif aja bentar lagi pasti ada yang nyadar kita hilang terus nyari kita kesini oke?"brandon menenangkan teman-temanya.

Shouts Of Death [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang