8

3.8K 334 10
                                    

Happy reading!
Hati-hati typo bertebaran,malas ngedit wkwkw.


[Author]

Sinar mentari menerobos masuk lewat jendela kamar rumah sakit,membuat semua penghuninya terbangun.
Kata dokter Debby masih di rawat sampai 3 hari kedepan.semua teman-temanya terpaksa menginap dalam 1 ruangan untuk menjaga debby.
Setelah terbangun Mereka semua mencuci muka mereka di toilet bergantian karna hanya ada 1 toilet di ruangan itu.

"Gue mau cari sarapan sama adrian,kalian mau apa?"kaila mengambil jaketnya yang tergantung.

"Gue samain aja lah"kata fanya.

"Gue juga"kata brandon yang baru keluar dari pintu kamar mandi.

"Lo mau apa sya?"tanya adrian lalu mengambil kunci mobil di atas nakas dekat tempat tidur debby.

"Gue gak laper"jawab tasya malas.

"Tapi seharian kemaren lo belom makan apa-apa sya"kaila mendekati tasya yang duduk di sofa.

"Pokonya gue beliin lo makanan,awas gak di makan!"kaila berdecak pinggang.

Kaila dan adrian keluar untuk mencari sarapan,
Mereka sudah menelpon orang tua debby dan akan datang sebentar lagi.
Orang tua debby sama seperti orang tua teman-temanya yang selalu sibuk urusan bisnis antar negara,karena itu mereka tak dapat cukup kasih sayang dan kedekatannya pada orang tua mereka. sehingga anak-anak mereka melampiaskannya pada siswa siswi yang mereka bully di sekolah,untuk kesenangan semata. maka dari itu mereka tak mengenal rasa iba pada seseorang sedikitpun.

"Ekhmmm..."suara serak debby membuat teman-temanya dengan sigap menghampiri tempat tidurnya.

"Deb? Lo udah enakkan?"tanya tasya.

"Mata gue gak berfungsi lagi ya sya"tanya debby lemas.mata debby masih di perban dan masih dalam masa pengobatan.

Keheningan terjadi,
Tak satupun dari mereka yang menjawab pertanyaan debby.karna takut salah bicara yang akan membuat hatinya terpuruk.

"Ndon,gue minta maaf ya.sikap gue udah kaya anak kecil kemaren"suara debby serak debby membuat mereka semua tersadar akan kejadian mengerikan malam itu.

"Iya,udah lupain aja debb.gue juga minta maaf,gara-gara gue kalian semua dalam masalah"brandon tersenyum sendu.

Tokk...
Tokk...

Muncul lah seorang perempuan paruh baya nan modis dari balik pintu,ia adalah mama vera.mamanya debby.
Mama vera menatap anaknya yang sedang berbaring di tempat tidur pasien dan berjalan mendekati anaknya.

"Ya ampun debby,kenapa bisa begini sih nak?"tanya vera sambil mengusap puncak kepala anaknya.

Brandon,fanya dan tasya pun menjelaskan semua rincian dari awal pada mama vera.
Mama vera sungguh frustasi mendengar anaknya tak dapat melihat lagi.

"Pokoknya mama bakal cari pendonor mata buat kamu,kamu tenang aja ya by.mama bakal bayar berapapun"
Mama vera menatap anaknya yang hanya diam dari tadi.
Perkataan mama vera membuat semua yang berada diruangan itu sedikit terenyuh karna sikap peduli mama vera.

"Papah kemana mah?"tanya debby.

"Papah masih di prancis,kerjaannya masih numpuk disana"jawab mama vera.

Debby terdiam.brandon,tasya,dan fanya pun ikut merasakan kekecewaan yang di alami debby.

"Oiya setengah jam lagi mama harus ada di bandara mama mau ke singapore ada meeting penting,mama mampir ke indonesia mau ngambil berkas yang ketinggalan,tapi mama sempetin kesini buat anak kesayangan mama"kata mama vera diselingi dengan senyumanya.

Shouts Of Death [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang