Yeayyyyy makasi yaa yang udah masukin cerita aku ke reading list kaliannnn
Thank u so much 😚😚😚[TASYA POV]
"Kenapa debb?"kataku saat aku melihat debby tergeletak di lantai sambil menangis.
Kami sungguh khawatir pada debby,tapi yang kulihat debby tidak kenapa-kenapa
Ia tidak terluka sama sekali.
Dengan gerakan perlahan debby menunjuk ke arah ruang janitor yang berada tidak jauh dari kami."Biar gue periksa"brandon berjalan menantang ke arah ruangan itu.
"YA AMPUN HELENAAA??!!!"
brandon berteriak mengejutkan kami semua,kami langsung bergegas menghampiri brandon di dalam
Betapa terkejutnya diriku saat melihat helena sudah tak bernyawa dalam genangan darahnya sendiri.
Aku tak bisa berkata apa-apa untuk sekarang,ini terlalu pedih untuk ku.
Helena sudah tiada.di bunuh oleh pembunuh kejam yang tak punya otak.
Helena terbunuh dengan tragis
Salah satu Bola matanya sudah tak ada,lidahnya terjulur keluar tapi lebih parahnya lagi lidah helena sudah terpotong menjadi dua bagian.
Semua isi perutnya keluar,aku sedikit jijik saat mendekati helena tapi apa boleh buat? Walau bagaimanapun ia tetap sahabatku.Debby tiba-tiba saja pingsan,dan membuat kami semakin cemas
Mungkin ia tak sanggup melihat keadaan helena yang di bunuh oleh psikopat gila yang entah siapa itu.
Aku sudah tak sanggup untuk menangis lagi,yang ada pada pikiranku adalah bagaimana menangkap pembunuh keji itu
Yang bahkan aku tidak dapat informasi apapun dari pembunuh itu.
Aku bersumpah tak akan memberi ampun pada pembunuh itu.
Ambulance datang dan orang ramai memenuhi area perpustakaan sekolahku,
Adrian dan brandon membawa kami keluar karna polisi akan menanyakan informasi tentang pembunuhan di gedung perpustakaan itu.
Polisi terus saja menanyakan ku tapi tak satupun pertanyaan darinya yang ku jawab,aku tidak bisa berpikir apa-apa. brandon yang mengerti dengan keadaan hanya menyuruhku dan yang lainnya untuk duduk di tempat duduk yang di sediakan di luar gedung perpus itu.aku mengedarkan pandanganku untuk melihat sekitar.
Aku lihat kaila yang sedang menangis di pelukan adrian dan adrian yang sepertinya susah payah untuk meredakan tangisan kaila,debby berada dalam ambulance,sedangkan brandon sedang sibuk menjawab rangkaian pertanyaan polisi itu dan fanya?
Dimana fanya?"FANYA DIMANA???"
kataku sedikit berteriak sehingga brandon menoleh ke arahku dan meninggalkan polisi itu."Kenapa sya?"tanya brandon lembut.
"Fanya dimana ?"
"oh fanya tadi ke toilet dalem perpus sebentar"jawab brandon.
Aku bernafas lega,tak ku biarkan lagi psikopat gila itu mengambil teman-temanku
Aku pergi menyusul fanya tapi di tahan oleh brandon."Sya mau kemana?"brandon mencekal pergelangan tanganku.
"Nyusul fanya bentar"kataku menghentakan tangan brandon.
Dan berlalu dihadapan brandon aku mendengar brandon memanggilku tapi ku biarkan dan aku terus berjalan ke toilet dalam perpus yang tak jauh dari pintu utama."Fan?"aku memanggil fanya,tapi tak ada jawaban.
"Fan lo dimana?"aku mulai takut karna tak ada jawaban dari dalam.
Aku membuka satu persatu pintu toilet yang ada,
Pada saat pintu toilet terakhir Aku menemukan fanya yang sedang meringkuk di dalam sana.
Ia menangis tapi tak bersuara
Aku memeluknya dan menenangkan pikirannya sebisaku
Aku tahu fanya adalah orang yang paling dekat dengan helena diantara kami
KAMU SEDANG MEMBACA
Shouts Of Death [Complete]
Mistério / SuspenseHighest Rank: #6 dalam Mystery/Thiller 👉 05 Februari 2017 pernahkah kalian sampai pada titik dimana kalian sudah tidak dapat memendam rasa sakit yang ada pada hati kalian? dan berpikir untuk mengakhiri ini semua? saat ini aku berada pada titik itu...