[BintangPov]
"Tadaaaa..."ujarku saat bola mata brandon berhasil kutancapkan di kalung kematianku.
Ini adalah kalung karyaku yang sangat indah."Brandon mati ya??"tanyaku lagi.
"Yahhh.. jangan dulu dongg!"lanjutku.
"Brandonnnn!!"teriak tasya tasya menoleh ke arah brandon di sebelahnya.
"Arkhh.."brandon mengerang sakit.
Yeahhh dia masih hidup!,yaiyalah baru segitu doang masa udah mati cemen amat.
"Oiyaa gue lupaa,hadiah buat kaila"aku mendekati kaila,
Ekspresi kaila sangat lucu saat ketakutan membuatku gemas ingin menarik kedua rahangnya hingga terlepas.Srekkk...
Aku memasukan kalung itu secara paksa keleher kaila,karena kawat itu berduri jadi membuat wajahnya agak bersimbah darah. Tentu saja,kawat itu menggesek wajah mulus kaila.
"Arkkkkkkhhhh...."teriakan kaila melengking.
"Lo gilaaa!!! Mau lo apa sebenerenya!!!"teriak adrian.
"Gue cuma mau main-main bentar kok"kataku.
"Plisss kita udah minta maaf sama lo bi!"debby berteriak.
"Bacot!!!"aku mengambil obeng runcing yang panjang lalu kutusuk-tusuk perut debby hingga mengeluarkan banyak darah.
"Kelamaan kalo di tusuk-tusuk!"disya melempar pisau daging padaku,akupun menghindar.
Dan akhirnya malah tertancap pada betis tasya."Hati-hati dong disyaaa" kataku.
"Hehe sorry kak"disya cengengesan.
"Sorry ya sya,disya emg suka gitu"kataku,lalu mengambil pisau daging yang tertancap pada betis tasya.
"Anjinggg!!!"teriak tasya.
Darah bercucuran saat aku mengambil pisau daging yang tertancap pada betis tasya itu.
"Oiyaa,brandon lo pasti haus kan? Dari tadi teriak-teriakan?" Tanyaku pada brandon.
Aku langsung mengambil gelas dan menampung darah yang mengalir dari betis tasya lalu memberikanya pada brandon.
"Nih minum!"kataku.
Brandon tak menjawab,ia pasti sedang meregang nyawa.aku pun membuka paksa mulut brandon dan memaksanya meneguk darah segar itu.
Brandon muntah saat tegukan ketiga."Jorok lo!"kataku.
Aku beralih lagi pada debby,dengan sekuat tenaga aku mengayunkan pisau daging itu pada perut kaila dan menariknya kebawah sampai mentok,sehingga perutnya robek terbelah dua.
Akupun mengorek-ngorek isi perutnya hingga keluar semua.debby sudah mati.Aku mengambil ususnya dan ku jadikan kalung utuk tasya,ku rasa ia harus mendapat hadiah dariku juga.
"Muka lo kotor banget kai,"aku melihat kaila yang wajahnya kotor karna darahnya yang sudah kering.
"Gue bersihin ya"kataku menawarkan.
"Bawain air"aku menengok pada disya.
Disyapun keluar mengambil air,dan tak lama iapun kembali dan memberikan baskom yang beirisi air mendidih.
Tanpa menunggu lama aku menyiran wajah kaila dengan air mendidih itu,dan membuat seluruh mukanya melepuh.ah lucu sekali dia dengan wajah seperti ini.
"Muka lo juga kusut sya,lo mau gua benerin juga?"kataku pada tasya.
Tasya menggeleng dalam tangisanya.
Aku mengambil sebotor air keras lalu menyiramnya dengan penuh kasih sayang.
Dan Sekarang muka tasya seperti tidak ada bentuknya.aku jadi gemas ingin menguliti wajahnya.Aku lalu mengambil karter kecil lalu aku mulai merobek dahinya,dan berlanjut sampai kulit wajah tasya terlepas.tasya terus saja berteriak membuatku semakin menggencarkan aksi ku.
Aku mengambil kapak dan mebelah dua kedua kaki tasya,sekarang kakinya seperti ada empat.
Adrian masih menggeleng lemah di ujung sana.
Sebenarnya aku tidak ingin melukainya,tapi karna setiap aku ingin mencelakai kaila dan dia selalu menolong atau membelanya membuatku kesal dan sedikin cemburu,jadi yasudah aku akan membunuhnya juga.Aku beralih lagi pada debby yang sudah mati,aku melepaskan ikatanya lalu menyeret tubuhnya ke mesin penggilingan daging,disya menolongku memasukan tubuh debby kedalam mesin itu dan lalu mesin itu menggiling tubuh debby dalam sekejap.disya mengumpulkan daging debby yang sudah halus itu lalu menyuapi tasya,kaila,adrian,dan brandon.
Disya terus menyuapi mereka walaupun akhirnya mereka akan memuntahkannya.Dasar tidak tahu diri,masih mending aku kasih makanan.mereka harus makan agar mereka mempunyai energi, untuk membuatku memuaskan kesenanganku ini.
"Enak gak daging debby?,tadinya gue juga nyicip tapi gue ikhlas kok kalau kalian yang abisin semuanya,tapi kenapa kalian gak ngehargain ke ikhlasan gue? Mubazir tauk."ujarku pada mereka.
"Dasar ibliss!!"kata adrian sengit.
"Teman-teman lo yang ngerubah gue jadi iblis sayang!"kataku pada adrian.
Aku menengok pada tasya yang buruk rupa."Rambut lo kebagusan sya,gak cocok sama mukalo yang sekarang"ujarku.
Aku mengambil mesin cukur rambut lalu mulai membotaki kepala tasya,tapi tanganku terpeleset hingga merobek kulit kepala tasya.
"Yah,jadi jelek deh" kataku.
"Lanjutin aja yaa,udah terlanjur"aku lalu mencukur reambut tasya dengan kulit kepalanya sekaligus.
Aku suka bermain dengan tasya,ia belum menyerah untuk mati padahal sudah mengeluarkan cukup banyak darah.
Lalu Aku membuka baju kemeja tasya yang bersimbah darah.
Saat kancing bajunya terlepas sempurna adrian malah buang muka,huh! Dasar sok suci! Batinku.
Aku mengambil gunting rumput dan memotong kedua buah dada tasya,aku senang saat ia berteriak dan langsung mati.tangis kaila tambah menjadi-jadi melihat itu.Terakhir aku memenggal kepala tasya hingga copot dan menggelinding ke arah kaila dan adrian.kaila dan adrian yang melihat itu langsung mengumpat.
sekarang aku bingung akan melakukan apalagi,ini belum memuaskan hatiku.Aku beralih lagi pada kaila,
aku mengambil gunting tajamku lalu memotong bibir merah kaila.
Ia berteriak lagi kesakitan.lalu aku mengambil tang besar dan mulai mempretelkan satu-persatu gigi kaila.karna kesal tidak terlepas jadi aku pukul mulut kaila dengan tang besar itu membuat seluruh gigi depanya goyah.Aku mendekati adrian yang sedari tadi membuang muka tidak ingin melihat aku sedang menyiksa kaila.
Aku mulai menghidupkan gergaji mesinku lalu ku arahkan pada perut adian,gergaji mesinku mulai merobek perut nya dengan perlahan dan membuatnya berteriak lagi kesakita .
Lalu Aku memutar-mutar gergaji mesin itu hingga mengaduk-aduk isi perut adrian.walaupun sebenarnya berat tapi aku senang.kata almarhum orang tuaku seberat dan sesusah apapun pekerjaan itu jika kita mengerjakannya dalah keadaan senang pekerjaan itu akan lebih mudah.
Dan aku percaya itu sekarang.
Ya walaupun akhirnya adrian mati menyusul debby dan tasya,aku sebenarnya masih ingin main-main denganya tapi dia menyerah untuk mati.Haii,dikit yakk??
Sorry yaa,soalnya lagi gak banyak ide banget nihhh,segini dulu gapapa kan yak?
Makanya kasih saran dong biar aku kembangkan.
Vote and commet yawww😗😗😗.
Banyak typo ya?? Wkwkw maklum belom di cek ulang ceritanya,pas bikin langsung aku publikasikan😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Shouts Of Death [Complete]
Mystery / ThrillerHighest Rank: #6 dalam Mystery/Thiller 👉 05 Februari 2017 pernahkah kalian sampai pada titik dimana kalian sudah tidak dapat memendam rasa sakit yang ada pada hati kalian? dan berpikir untuk mengakhiri ini semua? saat ini aku berada pada titik itu...