3

4.9K 417 19
                                    

[Author]

"Aaaaaaaaaaaaaaa....."
Suara tasya melengking satu rumah membuat semua pembantu dirumah itu khawatir dan datang kekamarnya

"Kenapa non?"ucap salah satu pembantu rumah itu.

Tasya menangis sejadi-jadinya
Darah yang menetes itu adalah darah stuffy kucing peliharaan kesayanganya.
Kucing itu menggantung di lampu hias kamar tasya dan sadisnya lagi pembunuh kucing itu menggantung nya dengan cara mengikat ekor kucing itu ke lampu hiasnya.
Para pembantu rumah itu susah payah meredakan tangisan majikanya
Tasya sudah merawat kucing itu sejak lahir,ia selalu melakukan perawatan pada stuffy.
Pembantu rumah itu menelpon brandon karna orang tua tasya pun sedang di luar negri.

"Ya ampun,ko bisa gini si sya?"
Brandon datang menghampiri tasya yang sedang tersedu-sedu menahan tangisnya,brandon hanya bisa memeluknya untuk menenangkannya
Tasya pun belum sempat ganti seragam karna insiden tadi.

"Udah nangisnya?"kata brandon lembut sambil mengusap sisa air mata tasya.
Tasya seperti banjir keringat dan air mata.

"Udah gapapa kan bisa beli lagi"lanjut brandon.

"Tapi aku udah ngerawat dia dari kecil banget"katanya perau.

Tiba-tiba saja terbesit dipikiran brandon sesuatu yang mengganjal

"Surat teror tadi siang kamu bawa?"
Kata brandon sambil melepas pelukanya dari tasya.

"Iya kenapa"jawab tasya.

"Coba liat"brandon mengadahkan tangannya pada tasya.
Tasya mengambil tasnya yang tidak jauh dari sofa lalu mengeluarkan surat teror itu.

"Nih.."ia memberikan surat itu pada brandon.

Brandon mengamati surat itu,entah apa yang sedang dipikirkanya.

"Mungkin gak,darah yang ada di kertas ini darahnya stuffy?"brandon menatap tasya dengan takut-takut.
Tasya baru saja ingin menangis tapi brandon mencegahnya.

"Eh eh eh jangan nangis lagi ah.."katanya merangkul tasya dan menyandarkanya di pundaknya.

"Berati orang ini gak main-main sama surat ini"tasya menatap brandon dengan mata basahnya.

"Aku suruh anak-anak kesini dulu ya"brandon beranjak dari sofa dan keluar untuk menelpon adrian dan teman-teman tasya.
Selesai menelpon brandon ke dapur untuk mengambil minum untuk tasya yang sepertinya sudah ke habisa tenanga karna menangis.

"Nih minum dulu,muka kamu ancur banget sya"katanya sambil menyodorkan segelas orange juice pada tasya.

"Ih kamu mahh..."tasya memukul bahu brandon pelan.

"Haha engga becanda kok"ujar brandon.

Bel rumah berbunyi dan muncul lah teman-teman mereka dari pintu utama.

"Ya ampun sya! Sorry ya gue gak bisa langsung kesini tadi"helena memeluk tasya.

"Iya gapapa,udah ada brandon ko"katanya sambil tersenyum pedih.

"Aaaaaaa gue gak ikhlas stuffy matiii,dia kan lucu bangettt.turut berduka ya syaa"kata kaila dan ikutan memeluk tasya.
Tasya hanya tersenyum.

"Oke girls,ntar dulu lebay-lebayan nya" brandon menghentikan para wanita itu dan menyuruh untuk fokus padanya.

"Jadi gini,menurut gue darah yang ada di kertas ini adalah darah stuffy"

"Hah?"kata mereka serempak.

"Iya,gue perhatiin darah kering di kertas ini sama kaya darah stuffy yang udah kering di lantai tadi,terus kalo ini darah manusia gak bakal sehitam dan sepekat ini,gue gaktau tapi feeling gue ini bukan darah manusia tapi darah hewan,dan gak lama tasya nemuin stuffy ngegantung di lampu hias jadi kesimpulanya peneror ini gak main main sama apa yang udah dia tulis" ucap brandon panjang lebar.

"Kita harus lapor polisi,seenggaknya kita bilang sama kepala sekolah tentang teror ini"fanya mulai ketakutan.

"Iya!,gue setuju! Dari pada kita gak tenang kaya gini kan?"debby berdiri dari sofa dan tampak gelisah.

"Jangan! Jangan! Lo masih gak ngerti kayanya sama apa yang tadi gue bilang,peneror ini gak main-main! Kalo kita sampe lapor,peneror ini bakal lebih berbahaya,dan parahnya lagi sampe peneror ini gak ketemu jejaknya sama polisi kita yang bakal dapat musibah,dia bakal nunjukin kekejamanya sama kita!"
Brandon menjelaskan pada teman-temanya.

"Terus kita harus ngapain?tetep jadi loser gini dengan tiap hari ketakutan akan teror orang gajelas ini?"
Adrian angkat bicara.

"Gak! Bukan itu! Kita harus selidikin orang ini bareng-bareng,kita harus hati-hati sama orang ini,gue bakal ngeliat semua biodata anak sekolahan yang mencurigakan"kata brandon tegas.

"Oke kalo gitu,kita lupain kejadian hari ini dan lo mendingan istirahat sya,penampilan lo ancur banget".
Kata kaila yang bersiap untuk pulang.

Saat hendak pulang tiba-tiba saja ada banyak asap warna warni yang membuat mereka terbatuk batuk dan tidak bisa melihat apa apa
Tak tau darimana asalnya asap warna warni itu yang jelas asap itu membuat mereka semua ketakutan.
Asap itu pun mulai hilang bersamaan dengan orang asing yang keluar lewat pintu belakang,sepertinya orang itu yang menimbulkan asap asap ini fanya,adrian dan helena mengejar orang itu tapi tidak bisa ia terlalu cepat karna menaiki motor besar berwarna hitam yang tak ada nomor kendaraanya.

"Sialan,gak ke kejar"helena memaki orang itu dari kejauhan.

"Yaudah ayo balik lagi,percuma lo maki-maki dia,dia gabakal balik lagi"adrian menarik tangan fanya dan helena masuk kedalam rumah tasya lagi.
Saat mereka masuk semua orang terlihat gelisah.

"Kenapa deb?"tanya adrian pada debby.

"Tuh..."debby menunjuk didinding dengan raut wajah ketakutan.
Saat melihat kedinding mereka semua melotot tak percaya.
Di dinding itu tertulis sebuah kata-kata ya di tulis dengan cat pilox

"Let's play the game guys
Mari kita lihat kalian
Akan menyelidiki bagaimana kematian
Kalian terjadi"

Tulisan itu membuat semua orang lemas seperti tak bertulang,berarti dari tadi orang yang meneror mereka mendengarkan pembicaraan mereka sedari tadi.

"Oke guys sekarang apa yang harus kita lakuin?"debby menghela napas berat.

"Sampe gue tau siapa yang bikin ini semua,gak ada ampun tuh orang"tasya melipat tanganya di dada.

"Gue gak bisa terus-terusan di awasin sama orang ini!,apa lagi dia ngancem nyawa kita semua!"kaila mulai menangis.

"Yaudah gue harus pulang sekarang,kalian juga
Kalian harus tenangin diri kalian masing-masing."kata adrian lalu merangkul kaila untuk keluar dari rumah itu.

"Yaudah guys,hati-hati ya makasih juga udah mau dateng"kata tasya seraya melambaikan tangannya pada teman-temanya.

"Iya,lo juga harus hati-hati sya"kata mereka lalu pergi dari hadapan tasya.
Tinggal brandon yang belum pergi,ia masih tidak enak rasanya meninggalkan tasya sendirian dirumah sebesar ini hanya di temani pembantunya yang kamarnya jauh dekat dapur.

"Yaudah aku pergi ya,kamu hati-hati"
Brandon mengusap kepala tasya.

"Iya kamu juga hati-hati"tasya tersenyum dengan mengeluarkan seluruh tenaga yang ia punya.
Tinggal lah tasya dengan pembantunya yang sedang membersihkan tembok yang kotor karna cat pilox itu.

"Bi desi sama mba adil tidur di kamar tamu samping kamar aku aja yaa"tasya duduk sambil memperhatikan pembantunya yang sedang membersihkan tembok itu.

"Iya non siap"kata mereka bebarengan.
Tasya sudah tak sanggup lagi untuk mengeluarkan tenaga jadi dia pergi kekamar dan berendam di kamar mandi kamarnya sembari menenangkan pikirannya.

Holaaaaaa
Gilaa nulis chapter ini sebenernya takut takut gitu soalnya dikamar sendirian wkwkw,tapi nulis di cerita ini banyak ide sedangkan di cerita aku yang satu lagi gak dapet ide sama sekali hahah
Mungkin sisi kejam aku lagi mode on deh dari pada sisi kepekaan 😆😆😆
Sorry yaa banyak typo maklum ngetiknya aja buru2 karna agak ngeri-ngeri gitu hahaha
Oke cukup curcolnya
Vote and coment okay😉

Shouts Of Death [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang