22

2.5K 182 13
                                    

[Bintang Pov]

[Flashback]

Aku sudah lama menunggu mereka kembali dari rumah sakit.kenapa mereka lama sekali.aku tidak membunuh debby bukan?
Dari pada bosan menunggu mereka datang aku memikirkan rencana apa lagi yang akan ku lakukan pada mereka.

Aku mengobrak-abrik isi rumah seluruhnya,tentu saja di bantu oleh mang dadang dan disya.
Untuk rencana kali ini,sepertinya fanya tujuan utamaku.aku akan membuat dia menyusul helena kalau sempat.

Aku sudah menyuruh mang dadang mengganti pintu kamar perempuan dengan pintu kayu jati yang sangat kokoh.agar kesempatanku untuk membunuh fanya lebih lama.
Aku tidak sabar.

Tak lama setelah itu terdengar deru mesin mobil memasuki perkarangan villa ini,
Aku terlonjak sedangkan mang dadang dan disya langsung lari ke belakang rumah.

Akupun langsung berlari bersembunyi di balik pintu kamar perempuan untuk menjalankan rencanaku.
Mereka takkan mengetahui keberadaanku di balik pintu besar ini.

Aku melihat brandon,tasya dan fanya memasuki kamar ini,lewat celah pintu.
Aku tidak tau dimana yang lain,biarlah yang penting tujuan ku pada fanya terlaksana.
Aku melihat mereka semua dengan sigap membereskan semua barang-barang mereka.

Dan saat semua barang sudah beres,seperti dugaan ku fanya selalu berjalan di belakang mereka,entah mengapa aku sampai hafal semua yang mereka lakukan termasuk fanya selalu berjalan belakangan.
Dan saat brandon dan tasya sudah keluar aku langsung mendorong pintu tersebut hingga tertutup lalu menguncinya.

Fanya yang terjebak denganku hanya melotot tak percaya.aku tersenyum sumringah padanya.
Aku mendengar brandon berusaha mendobrak pintu tersebut.coba saja terus kau dobrak sampai badan mu hancur brandon.

aku kemudian melangkah mendekati fanya yang sudah ketakutan saat melihatku,huh!
Biasanya ia selalu menunjukkan wajah iblisnya padaku,tapi sekarang mana?

Aku lalu mengambil pisau daging yang besar dan dengan sekali hentakan pisau itu menancap pada perut fanya.

Aku tidak lagi mendengar dobrakan disana.
tapi semenit kemudian dobrakan tambah kencang,aku tahu ini akan terjadi adrian pasti membantu brandon untuk mendobrak pintu ini.jadi ku serahkan ini semua dengan mang dadang jangan sampai dia salah orang.

Aku menyuruh mang dadang mengunci salah satu gadis di kamar yang berhadapan dengan kamar ini.aku menyuruhnya mengunci tasya atau kaila karna salah satu dari mereka pasti juga ingin menyelamatkan wanitanya jadi dobrakannya tidak terlalu kencang.
Bagaimanapun ini hanya pintu dan bisa hancur kapan saja.

Aku kembali fokus pada fanya ia masih tergeletak di ubin.
Aku mengambil gunting runcing dan merobek mulutnya lebar-lebar hingga gigi-ginya terlihat.
Fanya semakin berteriak kencang.aku suka ini.
Aku kemudian memotong-motong seluruh jari kaki dan tangannya hingga jatuh berserakkan.

Aku masih belum melihat ia mati,aku kemudian mencari obeng di laci-laci kamar ini dan ketemu!.
Tanpa berfikir lagi aku langsung menusukkan obeng runcing itu kedalam lubang telinga fanya dan sedetik kemudian darah segar mengalir membasahi lantai.

Setelah aku berfikir fanya sudah mati aku lalu memutus lidahnya agar terlihat lebih menarik.
Tugasku sudah selesai,aku langsung membuka kunci pintu dengan pelan tanpa suara sedikitpun.lalu aku lari ke luar jendela.

Aku mengintip mereka yang speechless karna karya yang kubuat pada fanya.
Inilah dia ekspresi yang kumau.
Setelah merasa puas aku pamit sama mang dadang dan disya untuk balik ke jakarta,
Akupun pulang ke jakarta dengan keadaan senang sekali,dan yang sangat ku sukai adalah sampai sekarang aku masih aman dari buronan polisi.

Shouts Of Death [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang