Prolog

10.3K 192 8
                                    

Karena cinta datang tanpa diundang, dan dia tetap menetap walau pun kita bersusaha untuk lari dan pergi
***


Pagi ini sinar matahari tak begitu terik, udara pagi ini begitu sejuk, semilir angin begitu mendamaikan hati. Cuaca di sekolah hari ini begitu bersahabat, satu-satunya hal yang bisa memperlambat waktu bagi Furqon adalah bisa memandangi wanita cantik dengan ditemani semilir angin yang sejuk. Ismi Nurul Hidayah namanya, perempuan cantik, shalihah, anggun, sopan, dan. ramah. Satu lagi yang tak boleh terlewat dia itu pintar. Dan Furqon sangat menyukainya.

Sudah dua tahun Furqon memendam rasa yang menggebu-gebu dalam dadanya, rasa cinta yang dipendamnya, rasa suka yang disembunyikannya, dan rasa sayang yang selalu berusaha ditutup-tutupi olehnya.

"Andai aja kalo gua sekelas sama Ismi," gumamnya.

"Subhanallah cantik dan begitu indahnya ciptaan-Mu," ucapnya kemudian, sambil
menatap lurus ke Arah Ismi yang sedang asik membaca buku di Taman Sekolah

"Adaaawww, udah gila lu ya? Sakit bego," teriak Furqon sambil mengelus-ngelus
kepalanya.

"Masa sih sakit? Gue pan ngelempar botol ke kepala lu penuh perasaan. Supaya Abang
Furqon tak tersakiti." Ucap Akbar dramatis

Akbar adalah sahabat Furqon dari brojol sampai sekarang. Akbar itu ganteng dia punya bulu mata yang lentik, bibir yang tipis, rahang yang tegas, tubuhnya tinggi, dan memiliki suara yang serak.  Bulu mata Akbar itu lentik mirip bulu mata perempuan. Kedipannya itu mampu melelehkan hati para perempuan di sekolahnya. Nama lengkapnya Imam Akbar biasa dipanggil Akbar.

"Dasar bahlul," teriak Furqon

"Bwahahahahhhaaa," tawa Akbar menggelegar.

"Maca cih cakit?," tanya Akbar dengan
mengedip-ngedipkan matanya.

"Anjaiii, sumpah kayak cewek lu. Ehhh ralat bukan kayak cewek tapi kayak banci," ucap
Furqon ketus

"Abang Furqon marah yah?," goda Akbar genit

"Ganggu aja lu. Nggak liat apa kalo gua lagi mandangin bidadari gua," ucap Furqon dengan menunjuk ke arah Ismi.

"Buset dah Furqon segitunya lu mandangin dia, lu mau mandangin dia sampai kapan? Nyimpen rasa lu sampai kapan? Mending lu ungkapin! Nanti keburu disosor sama orang baru nyaho lu."

"Diemm lu berisik!."

"Gua sebagai sahabat yang baik cuma ngasih saran buat lu, udah dari kelas 10 sampai sekarang kelas 12 lu suka sama dia, tapi dia nggak tau kalo lu suka sama dia, bahkan mungkin dia nggak tau lu. Pengecut lu, punya rasa kok dipendem terus," ucap Akbar datar.

"Gua itu bukan pengecut."

"Terus kalo bukan pengecut apa namanya?."

"Gua masih menunggu waktu yang tepat."

"Kapan waktu yang tepat itu dateng?."

"Gua nggak tau," ucap Furqon pelan, tapi masih bisa didengar oleh Akbar.

"Gua mau nanya sama lu."

"Nanya apa?."

"Emang lu nggak capek?."

"Maksudnya?," Jawab Furqon bingung

"Sama rutinitas lu."

"Gua nggak ngerti maksud lu, rutinitas apaan?."

"Yah kayak gini."

"Apa sih Bar, kagak jelas lu."

Akbar mengacak-ngacak rambutnya, menghela nafas panjang. Dia benar-benar frustrasi dengan kisah cinta sahabatnya.

Salahkah Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang