Ayah dan Bunda

769 38 14
                                    

Kesalahan itu bisa diperbaiki dengan perubahan, tak ada kata terlambat untuk berbenah diri
***

Seminar kali ini berjalan dengan khidmat, semua peserta seminar mendengarkan penjelasan yang dijelaskan sang pembicara dengan baik. Akbar menulis hal-hal penting yang dikatakan pembicara, ya, seminar ini dihadiri oleh Akbar, tanpa Adi, Edi, dan Furqon. Seminar dengan judul Langkah Nyata Perbaiki Diri adalah seminar keagamaan yang pastinya sangat bermanfaat bagi peserta.

Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat, seminar ini selesai dengan tepuk tangan dari pesertanya serta seyuman hangat yang menghiasi. Akbar berjalan meninggalkan ruangan dengan hati tenang.

Sejujurnya ada perasaan sesal yang menghatui Akbar, dia menyesal telah memberi usul pada Furqon, usul untuk mengungkapkan isi hatinya pada Ismi waktu itu, sahabatnya itu dulu jauh dari Agama, Akbar mendorong Furqon untuk menyatakan cinta yang tak seberapa itu, dia malah menjerumuskan Furqon pada lubang kesalahan.

Akbar fikir dengan pernyataan cinta dan pengakuan Furqon pada Ismi tentang isi hatinya, Furqon akan merasa lega dan tenang. Walau pun itu juga termasuk salah Furqon yang terlalu banyak berharap, dan setan yang selalu ada untuk menggoda anak Adam tak pernah kehilangan akal. Membuat jutaan angan dan harapan tanpa tepi, setan yang terus menghantui hati anak Adam, hingga cerita pilu itu terjadi pada sahabatnya. Ya, seharusnya jangan terlalu berharap pada manusia.

Senyum bahagia menghiasi wajah Akbar, siapa yang tak bahagia jika sekarang sahabatnya itu bisa ngaji, sering shalat, dan yang Akbar tau Furqon selalu menghabiskan malamnya di rumah dengan membaca buku bertemakan Islam. Dan sesekali berkumpul bersama dan bercerita banyak hal.

Ada pesan indah dibalik pedihnya masalah, yaitu pesan cinta Allah yang bernama hikmah. Setiap peristiwa memang selalu ada hikmahnya. Hidayah selalu datang dari mana saja, Allah maha membolak-balikan hati hamba-Nya, dan Allah yang lebih tau diri seseorang.

Akbar sedang menunggu ojek online, untuk mengantarnya pergi ke salah satu mall di daerah Jakarta Pusat, tak berapa lama ojek online pesanaannya datang, buru-buru Akbar naik dan memakai helm. Setelah mengikuti seminar tadi, Akbar berencana pergi ke Mall untuk membeli kemeja berwarna Merah marun untuk dipakainya saat wisuda besok. Yups, akhirnya wisuda, setelah tiga tahun menuntut ilmu akhirnya selesai juga masa SMA, dan akan menyambut hal baru esok hari.

Sedangkan dilain tempat Adi dan Edi sedang sibuk cek-cok khas pertengkaran adik kakak

"Ishhhh gua nggak suka pake baju kembaran sama lu" kesal Edi

"Kita cakep tau" sahut Adi

"Semua anak IPS memakai kebaya dan kemeja merah marun. Sedangkan untuk IPA memakai kebaya dan kemeja dengan warna biru elektrik" sambung Adi dengan menirukan mimik muka seperti pak Angga saat berbicara dengan suara yang dibuat-buat semirip mungkin dengan gurunya itu

"Pokoknya kita berangkatnya jangan bareng" titah Edi

"Kok lu gitu sih Dek" kesal Adi

"Pokoknya mulai hari itu gua nggak mau pakai baju samaan kayak lu Bang" marah Adi

Ya hari itu, hari dimana dirinya dan Adi memakai baju kembaran, ingatannya masih kuat tentang hal memalukan itu, Edi masih ingat jelas bagimana kejadiannya.

"Ayah liat deh kakak itu pake baju kembalan kayak kita" ucap si gadis mungil itu pada ayah dan bundanya

Adi dan Edi yang menyadari siapa yang disebut oleh gadis itu saling pandang dengan tatapan bingung

Salahkah Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang