Berhijrah bukan hannya untuk memantaskan diri tapi yang utama adalah untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, didampingi dengan niat yang murni untuk mengharap ridha Illahi Rabbi
***
Tanpa memperdulikan teriakan Akbar, Furqon terus berlari secepat kilat dari kantin. Berlari menuju kelas dan mengambil tasnya.
Gua mesti balik sekarang juga batin Furqon.
Bolos atau izin ke guru piket? Furqon membatin lagi
"Bolos sekolah bukan gaya gua banget, izin ke guru piket aja lah" gumamnya
Furqon berlari ke meja piket dengan keringat yang mengucur dari dahinya."Asalamu'alaikum" Salam Furqon pada bu Yeyet dengan mencium punggung tangan bu Yeyet
"Wa'alaikum salam" sahut bu Yeyet
"Ibu saya mau Izin pulang, sepupu saya kecelakaan Bu, keadaannya koma sekarang"
Sepupu dari mana coba? Aduh dosa gua tambah numpuk bohongin guru batin Furqon
"Bener kamu? Nggak bohongin saya kan?" Tanya bu Yeyet tak percaya.
"Nggak lah Bu, ngapain saya bohongin Ibu? Saya minta izin pulang soalnya sepupu saya keadaannya bener-bener parah Bu, kalo dia meninggal sekarang gimana? Saya nggak bisa liat dia buat yang terakhir kalinya dong" sahut Furqon asal.
"Kamu doain sepupu kamu meninggal?"
Ya elah nih guru piket kepo banget udah tua juga gerutu Furqon dalam hati
"Ya nggak lah Bu, aduhhh Bu sebenernya Ibu izinin saya pulang nggak? Malah nanya yang nggak penting, sepupu saya lagi sekarat di Rumah sakit" Ucap Furqon dengan tampang memelas.
“Saya anak baik-baik Bu, saya lebih memilih izin daripada bolos sekolah” sambung Furqon
"Ya udah Ibu izinin, sebentar Ibu bikin surat pernyataannya dulu."
"Iya Bu"
"Nama lengkap kamu siapa?" Tanya bu Yeyet dengan memegang pulpen
"Al-Furqon Wiguno"
"Kelas berapa?" Tanya bu Yeyet sambil menulis nama Furqon pada secarik kertas tanpa melihat orang yang ditanya
"12 IPS 5"
13 detik kemudian
"Nih" ucap bu Yeyet sambil menyodorkan secarik kertas pada Furqon "nanti kamu kasih ke pak Satpam! Yang ini nanti Ibu kasih ke KM kelas kamu" Ucap bu Yeyet dengan mengibaskan kertas yang ada di tangan kirinya.
"Makasih ya Bu, Asalamu'alaikum" ucap Furqon dan mencium punggung tangan guru piketnya.
"Wa'alaikum salam, hati-hati di jalan"
“Beres Bu”
***
Furqon memberhentikan mobilnya di tepi jalan, dan membuka aplikasi grup
WhatsAapnya. Penampilannya acak-acakan, rambut yang berantakan, muka kusut, dan dasi sekolah yang semraut. Furqon mulai memainkan jarinya dilayar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Aku Jatuh Cinta
SpiritualBagaimana rasanya jika cinta kita ditolak? Cinta yang bertepuk sebelah tangan, rasa sayang yang tak terbalaskan, cinta yang hanya satu hati. Rasa perih dan sakit menjalari seluruh hati hingga tak tersisa ruang untuk bahagia. Begitulah kata orang yan...